Anak Terlalu Lengket Dengan Orang Tua, Harus Bagaimana?

Anak mendadak  menangis keras,menarik baju, lari keluar kamar, membanting pintu sampai menangis histeris. Padahal kita hanya keluar ruangan untuk sekadar mengangkat jemuran atau mandi. 

Siapa yang masih menghadapi fase ini? Fase “clingy” alias lengket. “Clinginess” mengacu pada seorang anak yang memiliki reaksi emosional atau perilaku yang kuat, khawatir untuk dipisahkan dari orang tuanya

Anak balita yang sebelumnya bisa ditinggal keluar ruangan dengan mudah, tidak harus ditemani dan mulai bisa makan sendiri, lalu tiba-tiba jadi kerap rewel, minta terus-terusan ditemani, bahkan maunya disuapi saat makan, tentu menimbulkan pertanyaan dan kebingungan orang tua. Ada apa? Orangtua mungkin bertanya-tanya, “Apa yang salah ya? Padahal sebelum-sebelumnya dia tidak begini”,“Apakah aku terlalu memanjakannya?” Namun faktanya, ini adalah bagian yang sangat normal dari perkembangan sosial-emosional anak. 

Anak-anak dapat menunjukkan perilaku clingy pada setiap tahap perkembangan hingga usia akhir sekolah dasar. Bayi mungkin menangis untuk memberi tahu mereka tidak suka dipisahkan dari orang tuanya. Balita atau anak yang lebih besar mungkin menangis,clingy, atau bahkan mengalami trauma jika orang tua mereka meninggalkan mereka.

Perilaku clingy dapat meningkat pada waktu-waktu perkembangan tertentu ketika anak-anak menguji kemandirian yang baru ditemukan, seperti ketika mereka belajar berjalan, atau selama transisi seperti memulai prasekolah, taman kanak-kanak atau sekolah dasar. Perilaku melekat menjadi kurang umum seiring bertambahnya usia anak tetapi masih dapat terjadi pada anak usia sekolah dasar.

Kurangnya kepercayaan anak pada orang dewasa lain selain orang tuanya juga dapat mempengaruhi seberapa melekatnya anak Anda, terutama ketika Anda harus meninggalkan anak untuk pertama kali diasuh oleh orang lain. Ini sering disebut kecemasan perpisahan atau separation anxiety .

Apa sih Sebenarnya yang Memicu Perilaku “clingy” pada Balita Ini? Dan Apa yang Bisa Dilakukan? 

Anak-anak secara biologis, emosional dan biologis diprogram untuk membentuk keterikatan yang kuat dengan orang tua mereka karena orang tua adalah figur yang mewakili rasa aman dan penuh kasih sayang dari mana anak-anak dapat menjelajahi dunia dan mengembangkan kemandirian. Seringkali perilaku clingy ini datang secara bertahap, tetapi pemicunya dapat berupa perubahan baru dalam hidup mereka seperti ibu hamil, kehadiran adik baru, pindah rumah atau saat anak mulai masuk sekolah atau daycare

  1. MENINGGALKAN ANAK ANDA DENGAN PENGASUH LAIN

Jika Anda harus meninggalkan anak Anda dengan pengasuh atau di tempat penitipan anak atau kepada anggota keluarga yang lain, atau saat di sekolah, saat itu juga anak anda mungkin akan menangis, menjerit, menarik-narik baju dan tangan anda, melakukan segala cara untuk membuat anda batal meninggalkan dia. Ini bisa menguras energi dan kesabaran bagi anak maupun orang tua. 

Apa yang bisa dilakukan?

Baca juga:

  1. Biasa Memanjakan Anak? Pahami Dampak Buruknya
  2. Anak “Menolak” Anda? Pahami Tentang Gangguan Anak 

 

  • Program Orientasi

 

Kebanyakan sekolah atau penitipan anak menyarankan agar Anda mencoba meninggalkan anak Anda bersama mereka selama beberapa jam dan selama beberapa hari yang berbeda sebelum hari penuh pertama mereka. Program ini adalah ide bagus, jadi bicarakan dengan mereka tentang program orientasi mereka. Ini adalah kesempatan untuk terbiasa bersama pengasuh lain dan dalam lingkungan yang berbeda, dan anak Anda dapat belajar untuk memahami bahwa Anda akan selalu kembali.

Sisakan banyak waktu selama pengantaran sehingga Anda tidak terburu-buru pergi bekerja atau membuat janji dan anak Anda tidak merasa ditinggalkan.

  • Berikan pelukan 

Peluk dan yakinkan balita Anda bahwa Anda akan menjemputnya lagi. Ini memastikan bahwa si kecil tahu Anda akan kembali. 

  • Kendalikan Emosi 

Apa pun yang Anda terjadi, dan betapapun sulitnya, cobalah untuk tidak marah di hadapan anak karena dia akan menangkap kecemasan dan stres Anda. Ini bisa memperburuk situasinya.

  • Ada Pelindung Lain yang Bisa Dipercaya

Pastikan Anda meninggalkan anak Anda di pengawasan orang dewasa lain ketika Anda pergi, sehingga mereka tahu bahwa ada orang dewasa lain yang melindungi dan membimbing mereka ke dalam kegiatan yang menyenangkan.

  • Jangan Menyelinap 

Hindari menyelinap pergi ketika anak Anda bermain karena ini dapat menyebabkan ketidakpercayaan dan kecemasan jika Anda tiba-tiba menghilang begitu saja. Cobalah untuk tidak melihat ke belakang begitu Anda mengucapkan selamat tinggal.

  •  Jangan panik

Ketika Anda kembali anak mungkin akan menangis. Biasanya ini karena mereka diliputi oleh emosi dan tidak bisa mengungkapkan perasaan mereka. Itu tidak berarti mereka mengalami hari yang buruk.

2. IBU YANG SEDANG HAMIL

Jika keluarga anda memang sedang menantikan kehadiran seorang bayi, cobalah untuk melibatkan anak yang lebih besar sebanyak mungkin dalam proses persiapan kelahiran sehingga mereka merasa mendapatkan peran dalam keluarga.

Misalnya, izinkan dia memilih warna untuk kamar bayi baru, meminta anak menyentuh perut Anda ketika memeluknya dan meyakinkan anak Anda bahwa orang tuanya akan selalu mencintai mereka dan bahwa mereka akan menjadi kakak dari bayi yang baru lahir. Ini bisa mengurangi ketakutan mereka akan kedatangan adik baru.

3. ADA ADIK BARU DI RUMAH 

Membawa pulang bayi baru dan memperkenalkannya kepada anakAnda dapat menjadi saat yang membingungkan dan membuat stres bagi si kakak. Tetapi ada beberapa cara untuk membantu meringankan situasi tersebut:

  • Setelah kelahiran, atur agar anak Anda bertemu bayi sesegera mungkin. Sang kakak bisa memberikan hadiah seperti selimut atau boneka beruang untuk adik bayinya.  
  • Sebisa mungkin anda menjaga kontak mata dengan sang kakak saat memperkenalkan adik bayinya. Tersenyumlah dan yakinkan dia bahwa Anda masih ibunya, seperti sebelumnya.  
  • Setelah Anda mengenalkannya kepada saudara kandungnya, biarkan anak Anda melakukan kontak sebanyak mungkin dengan bayi itu. Tunjukkan padanya bayinya dan biarkan dia (dengan lembut) mengenalnya dengan menyentuh kakinya atau berbicara dengan adik bayinya.
  • Kemudian, coba tinggalkan bayi Anda dengan suami Anda atau pengasuh lain sebentar,  lalu peluk dan berbicaralah hanya berdua dengan anak Anda tentang harinya dan apa yang mereka lakukan hari ini 
  • Jangan selalu menekankan posisi dan tanggung jawabnya sebagai “kakak” jika ia kadang merajuk. Peluk dan katakan padanya betapa Anda mencintainya dan betapa Anda sangat bangga padanya sambil mendukung ia untuk mandiri.

4. JIKA TIDAK ADA ALASAN YANG JELAS

Jangan panik kalau anak terlalu lengket pada Anda. Itu tidak berarti bahwa anak Anda akan selalu seperti ini. Ini hanya berarti bahwa mereka akan melalui tahap perkembangan dan mereka perlu diyakinkan bahwa Anda ada untuk mendampinginya. Semakin besar dia, semakin dia mengerti bahwa dia perlu terpisah dari Anda dan ini adalah perasaan baru. Dia enggan melepaskan Anda untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa ada seseorang di sisinya dalam dunia yang besar dan menakutkan.

Jika anak selalu mengikuti Anda kemanapun dan tak membiarkan orang tua menghilang dari pandangannya, cobalah jelaskan padanya ketika Anda hendak melakukan sesuatu.

Jadi Anda bisa mengatakan “Ibu akan ke toilet sebentar dan akan kembali setelah kamu selesai hitung sampai 10.” Ketika kembali ke kamar, umumkan bahwa Anda kembali dan tersenyumlah, sehingga anak paham bahwa jika Anda pergi, Anda akan kembali, seperti yang sudah dikatakan.

Nah, jika anak Anda menangis atau merengek, perlihatkan buku atau mainan kepada mereka. Cobalah dan bantu mereka untuk bermain sendiri dengan mainan-mainan itu, jadi Anda tidak harus selalu disertakan.

Hindari mengabaikan, mengecilkan hati atau menghukum perilaku anak,  tetapi cobalah untuk memuji ketika dia menunjukkan kemandirian. Juga jangan terlalu merasa bersalah ketika Anda “memisahkan” diri dari anak, karena jika dilakukan dengan langkah yang benar dan tepat, ini akan menjadi satu tahap yang penting bagi keterampilan kemandirian anak. 

Bagaimana Jika Anak Terlalu Clingy?

Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan saat membuat penilaian tentang apakah perilaku clingy seorang anak bisa dikatakan “berlebihan”.

  1. Pertimbangkan konteksnya. 

Apakah anak menghadapi perubahan signifikan dalam hidup mereka,baru masuk sekolah atau bertemu orang baru? Beberapa anak sangat sensitif terhadap perubahan dan mungkin memerlukan beberapa minggu (atau bulan) untuk beradaptasi. Jadi, Anda mungkin perlu memberi anak dukungan tambahan agar mereka merasa nyaman melewati masa transisi.

 

  • Pertimbangkan intensitasnya

 

Apakah perilaku clingy mengganggu aktivitas anak? Misalnya, apakah itu membuat menghambat mereka untuk pergi ke sekolah, atau menyebabkan anak Anda (dan orang tua) sangat kesal dan stres?

  1. Pertimbangkan waktu

Jika perilaku tersebut terjadi setiap hari dan berlangsung lebih dari empat minggu, dan mengganggu kehidupan anak, sebaiknya konsultasikan dengan profesional seperti dokter umum, dokter anak, psikolog, atau konselor sekolah.

 

Bagaimana Menurut Anda?
+1
10
+1
1
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket