Stop Diapers: Ajarkan Si Kecil “Potty Training”

16 April 2020

Diapers atau popok sekali pakai sudah jadi sahabat bagi para orangtua masa kini. Ya, alasanya memang karena lebih praktis dan orangtua tidak perlu repot punya banyak cucian. Diapers pun dianggap solusi paling canggih apabila berurusan dengan pipis dan BAB si kecil.

Tapi diapers atau popok tidak bisa selamanya dipakai anak kan,  Parents? Selain tentu saja ada efek iritasi pada kulit yang selalu menghantui. Penggunaan popok sekali pakai pun lama kelamaan harus ditinggalkan karena si kecil juga perlu belajar ke toilet sendiri.

Parents mungkin bertanya tanya kapan dan bagaimana mengajarkan si kecil ke toilet sendiri atau istilah lainnya “potty training”? Kami punya ulasan berikut ini untuk anda!

Kapan Waktu Tepat STOP Pakai Diapers?

Balita apalagi batita memang belum bisa mengatakan ingin belajar ke toilet sendiri. Tugas utama orangtualah yang harus mengobservasinya. Mungkin banyak orangtua juga bingung, karena tidak ada patokan pasti kapan seharusnya kita ajarkan anak untuk tidak memakai diapers lagi.

Sebenarnya pertanyaan ini harus Parents jawab sendiri. Waktu yang paling tepat adalah saat anak sudah siap akan perubahan. Ingat setiap anak tentunya berbeda.

Merujuk kepada satu artikel di sg.theasianparent.com kebanyakan orang tua di Singapura mengajarkan anak mereka “potty training” pada umur 2 tahun. Mungkin sebagian Parents memiliki pengalaman yang sama dan sebagian bahkan belum pernah mencoba.

Parents bisa mengobservasi kesiapan anak untuk “potty training” dengan menjawab pertanyaan berikut:

  1. Sudahkah anak mengerti ketika Parents memberi perintah sederhana?
  2. Apakah anak sudah bisa mengatakan atau komplain kepada Parents saat dia pipis?
  3. Apakah anak sangat antusias ingin belajar ke toilet sendiri atau antusias saat memakai celana dalam sendiri?
  4. Apakah anak sudah bisa menggunakan atau melepas celana sendiri (baik dengan sedikit bantuan atau tidak sama sekali?
  5. Apakah anak sudah tidak mengompol setidaknya 3 atau 4 jam dalam sehari?

Jika dari ke 5 pertanyaan tersebut jawabanya adalah “ya”, maka ini saatnya Parents mengajarkan “potty training”.

1. Beri Pengetahuan Kepada Anak

Sebelum Parents mengajarkan anak ke toilet sendiri pastikan Parents sudah memberitahu anak tentang pentingnya ke toilet saat ingin buang air kecil ataupun besar. Parents bisa menarik perhatiannya atau mengedukasi anak lewat buku cerita bergambar atau media lain yang anak sukai.

2. Biasakan Anak

Parents bisa melatih anak dengan membiasakan anak pergi ke toilet di jam-jam tertentu. Biarkan anak bermain atau makan dan minum seperti biasanya. Hal yang perlu Parents lakukan hanya mengajaknya untuk ke toilet setiap 15 atau 30 menit sekali. Hal ini melatih anak tahu kapan dia butuh ke toilet bahkan saat sedang asik bermain.

Latihan ini tentu dilakukan saat orangtua bersama anak di rumah. Namun apabila Parents mengajak si kecil bepergian Parents bisa mengunjungi toilet umum dan melatih si kecil untuk buang air kecil atau besar. Bahkan Parents bisa membeli “potty” (pispot) khusus untuk anak kecil yang bisa dibawa kemana saja.

Pispot ini memang didesign sebagai alat “potty training” atau latihan ke toilet bagi si kecil. Parents bisa membelinya di toko perlengkapan bayi dan anak.

3. Latih Anak Mengenali dan  Memberikan Sinyal

Yang paling penting dalam “potty training” adalah kemampuan anak mengenali dan mengatakan pada bahwa mereka ingin buang air. Ajarkan anak untuk merasakan kapan ia harus ke toilet.

Kenali juga tanda-tanda perubahan wajah atau tanda lainnya ketika si kecil merasa ingin pipis atau BAB. Ketika tanda itu muncul, orangtua bisa bertanya dan menjelaskan pada anak bahwa itu adalah “tandanya”.

5. Gunakan Pakaian yang Nyaman

Agar proses belajar ke toilet menjadi lebih cepat dan lancar. Parents bisa memakaikan anak pakaian yang nyaman. Sehingga anak bisa dengan mudah memakai dan melepasnya.

Celana pendek tanpa resleting bisa jadi pilihan tepat untuk anak laki-laki. Pilihan simple dress pun bisa digunakan untuk anak perempuan.

Melatih anak untuk pergi ke toilet sendiri atau “potty training” memang butuh kesabaran. Parents bisa menggunakan langkah di atas untuk mengawalinya.

Yang terpenting, jangan memaksakan anak ketika ia belum siap, dan tidak perlu memarahinya ketika gagal.

Memarahi anak ketika ia mengompol atau BAB di celana saat masa potty training bisa menimbulkan trauma pada anak, yang akhirnya malah menjadi kendala untuk kesuksesan potty training.

Nah, masih menghadapi tantangan dalam mengajarkan potty training atau toilet training pada anak? Cari tahu solusinya melalui workshop online berikut. Klik poster untuk pendaftaran 

Baca Juga:

  1. Trik Jitu Ajarkan Anak Tidur Sendiri
  2. Bayi Tidur Nyaman Di Malam Hari Bukan Lagi Impian 
Bagaimana Menurut Anda?
+1
3
+1
0
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket