
Orang tua pasti menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya. Kita seringkali memimpikan anak-anak meraih berbagai prestasi dalam bidang akademik, mendapatkan sekolah terbaik, hingga mendapatkan pekerjaan stabil saat dewasa nanti.
Tak ada yang salah memang dengan ekspektasi ini, terlebih jika anak memiliki potensi untuk mencapainya. Namun, bagaimana jika kita mengesampingkan ekspektasi ini sebentar dan menilik kondisi anak sehari-hari. Mulai dari jadwal kelas online yang padat, kesulitan memahami materi pelajaran, stres karena tidak bisa leluasa bersosialisasi dengan teman di masa pandemi, khawatir karena nilai ulangan harian bisa dipantau oleh orang tua setiap saat, dan masih banyak lagi.
Kondisi anak yang bisa dibilang penuh dengan tekanan ini tentu saja semakin terbebani jika orang tua memberikan ekspektasi tinggi pada anak. Sehingga bisa jadi, maksud orang tua ingin mendorong anak menjadi sukses, namun di sisi lain ekspektasi yang tinggi terhadap anak justru menyakiti anak secara perlahan. Akhirnya, gangguan tidur, kecemasan, kelelahan, kehilangan minat dan hobi, hingga penarikan diri dari teman dan keluarga bisa terjadi.