Waktu bermain sudah berakhir. Saatnya pulang. Anda memberi peringatan 5 menit. Anda berharap semuanya berjalan dengan baik. Tiba-tiba, Anak Anda merespons dengan tidak hormat.
“Nggak! Aku nggak mau pulang! Mama selalu nggak bolehin aku pergi main! “
Anda merasakan kemarahan meningkat di dalam diri Anda. Anda ingin balas berteriak, “Berani-beraninya bicara kayak gitu sama Mama!”
Dia melanjutkan, “Mama bahkan nggak ajakin aku makan siang! Mama paling kejam !!! ”
Sekarang, Anda sangat marah. “Oke, kamu nggak boleh pegang hape selama seminggu! ”
Kondisi Ini padahal bukan pertama kalinya. Dan bisa jadi tidak akan jadi terakhir kalinya juga.
Sebagai orang tua, kita pasti perlu mengajari anak-anak cara memperlakukan orang lain dengan kebaikan, dan cara mengkomunikasikan perasaan yang cenderung negatif tanpa bersikap tidak hormat. Sayangnya, kita tidak bisa mengajar mereka untuk menghormati di saat badai emosi negatif sedang melanda.
Meskipun, kami tahu Anda INGIN menghadapinya saat itu juga.
Tetapi, begitu anak Anda marah, kecewa, frustrasi, atau kesal, bagian yang berfungsi untuk mengambil keputusan tidak bekerja dengan baik. Saat itu anak sedang dalam mode bertahan hidup. Tubuh mereka dilanda stres dan tidak dapat mendengar atau memproses pelajaran yang Anda coba ajarkan dengan baik.
Kami juga tahu Anda Benci tidak dihormati.
Tetapi, jika Anda dipicu oleh perilaku tidak sopan mereka, otak Anda juga akan beralih ke mode bertahan hidup. Anda tidak bisa berpikir rasional. Tanggapan Anda akan dipenuhi dengan amarah, teriakan dan hukuman atau Anda akan menutup diri dan menyerah.
“Kita tidak bisa mengajari anak-anak kita untuk menghormati dengan memperlakukan mereka secara tidak hormat”.
Beberapa cara berikut ini bisa Anda coba saat menghadapi luapan emosi anak :
1. Tetap Tenang
Tidak mudah untuk tetap tenang saat anak bersikap tidak hormat atau kasar. Namun, menanggapi sikap tidak hormat mereka dengan emosi negatif justru mengirimkan pesan yang salah. Untuk itu, berikan respon dengan tetap tenang untuk menghadapi situasi ini. Mengambil napas dalam-dalam sambil menghitung 1-10 bisa Anda coba lakukan untuk tetap tenang.
2. Terjemahkan Perilaku Anak
Alih-alih merespon luapan emosi anak dengan emosi negatif, lihatlah berbagai hal dari sudut pandang anak Anda. Misalnya, apakah hal yang Anda tanyakan menyudutkan mereka? Atau apakah anak merasa tidak berdaya?
Tanggapan mereka adalah cerminan dari apa yang mereka rasakan. Sayangnya, saat anak dilanda badai emosi negatif, mereka tidak bisa menjelaskan dengan kata-kata yang tepat. Itulah pentingnya menerjemahkan perilaku anak Anda.
3. Berikan Empati
Bantu anak-anak memahami perasaan diri sendiri dengan memberikan empati pada mereka. Misalnya saat Anda meminta anak untuk segera berhenti bermain, katakan “Mama tau sulit untuk pergi saat kamu sedang bersenang-senang dengan temanmu.” Melalui respon empati, Anda berusaha untuk terhubung dengan perasaan dan situasi mereka. Kondisi ini akan membuat emosi anak sedikit mereda.
4. Periksa Kondisi Anak
Beberapa anak mungkin dalam kondisi lelah, mengantuk atau lapar sehingga membuat mereka sensitif terhadap rangsangan di lingkungan sekitar. Kondisi seperti ini perlu disadari oleh orang tua — apakah anak bersikap tidak hormat saat diajak ke toko buku karena mengantuk, lapar atau kondisi lainnya. Memeriksa kondisi anak untuk kemudian mengajak mereka keluar sejenak dari situasi tertentu adalah langkah bijak untuk membantu mengelola emosi negatif anak.
5. Hidup Lebih Lambat
Melakukan aktivitas terlalu cepat di dunia yang cepat ini memang membuat siapa saja stres dan khawatir termasuk anak-anak. Kondisi ini bisa membuat anak bersikap tidak hormat pada Anda. Untuk itu penting mengajarkan strategi hidup lambat agar anak memiliki ruang untuk diri sendiri.
6. Mencoba Terhubung Kembali
Cobalah untuk terhubung kembali dengan anak saat mereka mulai bersikap tidak hormat. Salah satu cara yang bisa Anda coba adalah dengan berpelukan. Jika Anda bisa mengabaikan sejenak semua perilaku negatif anak dan melihat lebih dalam, anak-anak sebenarnya hanya butuh dukungan dari orang tua atau orang dewasa di sekitarnya. Oleh karena itu, memeluk anak bisa menjadi respon terbaik daripada respon verbal di saat situasi sedang memanas.
Setelah anak dan Anda sama-sama mampu mengatasi emosi, barulah diskusikan perilaku tidak hormatnya. Menunggu atau menunda merespon anak bukan berarti Anda orang tua yang pasif atau bukan berarti Anda setuju dengan sikap tidak hormat anak-anak. Ini hanya berarti Anda ingin menunggu otak anak dan Anda siap menerima situasi selanjutnya
Beberapa hal berikut ini bisa Anda coba untuk mendiskusikan perilaku anak :
- “Sepertinya kamu kesal karena meninggalkan teman-temanmu? Bisakah kita mencari jalan lain untuk memberitahu Ibu tentang perasaanmu?”
- “Adek marah ya? Gak papa kok mengatakan kalau adek sedang marah, tapi bilangnya bisa baik-baik kan? Tidak perlu teriak-teriak.”
- “Sini mama peluk dulu. Coba sekarang bilang adek maunya apa?”
Menghadapi anak yang berperilaku tidak hormat seharusnya tidak dengan emosi negatif, meski sulit melakukan hal tersebut. Namun, perlu disadari bahwa Kita tidak bisa mengajari anak-anak kita untuk menghormati dengan memperlakukan mereka secara tidak hormat. Maka, beberapa langkah di atas bisa Anda coba lakukan saat anak berperilaku tidak hormat.
Baca Juga:
1. Tujuh Sopan Santun yang Baiknya Dimiliki Anak Umur Lima Tahun
2. Mengajarkan Anak Privasi, Hal Penting yang Sering Terlupakan
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini