Mudahnya akses ke toko online maupun offline membuat remaja era sekarang lebih konsumtif dari generasi sebelumnya. Ditambah lagi, jika orangtua “mendukung” dengan memberi uang saku berlebih, remaja pun bisa jadi lebih boros.
Tidak ada manfaat dari perilaku konsumtif yang ditunjukkan remaja. Sebagai orangtua, kita seharusnya tidak diam saja jika remaja Anda mulai menunjukkan tanda-tanda konsumtif. Jika dibiarkan begitu saja, perilaku ini akan berlangsung hingga mereka dewasa dan membawa dampak negatif bagi keuangan mereka kelak.
Mereka akan jadi orang dewasa yang rentan menghadapi masalah finansial berkelanjutan. Mereka pun tidak bisa mengelola keuangan dengan baik dan bisa jadi terjebak dalam hutang kartu kredit seperti yang banyak terjadi di generasi pekerja muda sekarang di seluruh dunia.
Lalu, bagaimana solusi menghadapi perilaku konsumtif remaja?
1. Tanyakan Manfaat Barang yang Dibeli Anak
Remaja sering tidak sadar alasan mengapa ia membeli sesuatu. Kadang-kadang, mereka hanya mengikuti tren tanpa tahu manfaat sebenarnya. Inilah yang harus Anda diskusikan kepada mereka.
Setiap kali membeli sesuatu, sebaiknya anak harus tahu apa manfaat barang yang dibeli tersebut. Tanyakan apakah barang tersebut memang perlu untuknya atau tidak. Jika memang perlu dan mendesak, tidak ada masalah jika dibeli. Akan tetapi, jika hanya ikut-ikutan tren atau peer pressure (tekanan teman sebaya) sebaiknya berilah saran untuk tidak membelinya.
Ketika berbicara masalah ini, orangtua juga harus punya trik tersendiri. Remaja pada umumnya sangat sensitif. Jangan berbicara sambil marah-marah. Diskusilah dengan santai dan tanpa emosi yang menggebu-gebu.
2. Ajarkan tentang Skala Prioritas
Remaja seharusnya sudah bisa diajak untuk berpikir lebih realistis. Ini adalah saat yang tepat untuk memberikan pelajaran skala prioritas kepada mereka. Jelaskan perbedaan antara kebutuhan dan keinginan. Barang-barang yang diinginkan belum tentu dibutuhkan, begitupun sebaliknya. Ada baiknya anak hanya membeli barang-barang yang memang dibutuhkan.
Jika kebutuhan dan keinginan saling berlawanan, maka ajak anak untuk menentukan dan mendahulukan prioritas. Misalnya, apa yang benar-benar mendesak saat ini? Apakah kebutuhan atau keinginannya? Setelah itu, minta anak mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuat.
3. Jelaskan Sumber Keuangan Keluarga
Beberapa orang menganggap hal ini sebagai sesuatu yang tabu. Akan tetapi, penting menjelaskan sumber keuangan kepada remaja. Lagi pula, mereka sudah cukup dewasa untuk mengerti dan memahami kondisi keluarga.
Jelaskan sekilas tentang pekerjaan Ayah dan Ibu, berapa besar kira-kira pemasukannya, berapa pengeluaran untuk kebutuhan keluarga seperti bayar listrik, air, belanja bulanan , dll, jelaskan juga apakah pemasukan bersifat tetap atau tidak. Tidak perlu menjelaskan secara detail. Pastikan saja anak mengerti kondisi keuangan keluarga supaya tidak terus berlaku boros.
4. Beri Pelajaran bahwa Mendapatkan Uang itu Perlu Usaha
Mengapa anak Anda berlaku konsumtif? Mungkin saja selama ini Anda selalu memanjakan mereka dengan selalu memberi uang. Sekarang, berilah pelajaran sederhana kepada mereka bahwa mendapatkan uang itu perlu usaha. Bagaimana caranya?
Anda bisa membuat semacam hukuman untuk perilaku anak Anda yang boros. Anda bisa menyetop uang sakunya. Anak bisa mendapatkan uang jika mereka bekerja pada Anda, misalnya dengan mencuci piring, membersihkan rumah, atau menyetrika baju. Cara ini bisa membuat anak menghargai uang.
5. Jelaskan Pentingnya Menabung
Ada banyak manfaat dari menabung. Uang tabungan bisa digunakan untuk banyak hal menyenangkan, seperti membeli baju baru, berlibur, atau membeli gadget. Ketika anak ingin membeli sesuatu dan uangnya tidak cukup, mintalah ia untuk menabung. Uang yang ditabung haruslah uangnya sendiri yang diambil dari uang saku.
Jangan langsung menuruti semua permintaannya dengan memberi uang. Karena bentuk cinta dari orangtua tidak selalu dalam bentuk uang. Sesekali, Anda pun harus berkata “tidak” kepada mereka.
Menghadapi anak yang masuk usia remaja memang gampang-gampang susah. Pola pikir yang belum benar-benar matang, tetapi mereka mengganggap dirinya seolah-olah sudah dewasa. Maka dari itu, berbicaralah kepada mereka seperti berbicara kepada orang dewasa.
Jangan memperlakukan mereka seperti anak-anak dengan membentak atau memarahinya. Cara ini tidak akan efektif.
Demikian solusi menghadapi perilaku konsumtif remaja. Apakah Parents punya cara lain?
Yuk share di kolom komentar.
Baca juga:
- 7 Kesalahan Dalam Mengajarkan Keuangan Pada Anak yang Tidak Disadari Orangtua
- Anak Belajar Tentang Uang Sejak Dini, Bakal Jadi Matrealistis?
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini