Siapa sih yang tidak pernah memiliki konflik di dalam keluarga, meski hanya sekali? Rasa-rasanya tiap keluarga pernah menghadapi konflik, baik dengan sesama pasangan atau antara orang tua dan anak-anak. Lalu, bagaimana Anda mengatasinya? Apakah harus dengan beradu argumen hingga menyakiti perasaan pasangan bahkan anak-anak? Atau justru mengeluarkan jurus diam seribu bahasa hingga salah satu pihak mengalah?
Tiap konflik dalam keluarga tentunya harus diselesaikan dengan cara yang tepat, seperti yang dilakukan oleh Abah, Emak, Euis dan Ara.
Ya, siapa yang masih ingat dengan mereka? Keempat tokoh utama film Keluarga Cemara yang sukses lewat serial televisi di tahun 90an, kini hadir kembali lewat layar lebar dan saat ini sedang tayang di bioskop kesayangan Anda.
Abah, yang diperankan oleh (Ringgo Agus Rahman) harus memutar otak setelah rumah dan hartanya bersama anak serta istri terpaksa disita oleh debt collector untuk membayar hutang perusahaan yang disebabkan oleh kakak iparnya. Keluarga tersebut pun harus menghadapi kenyataan bahwa perusahaan yang dikelola oleh Abah jatuh bangkrut. Sebagai kepala keluarga, Abah memutuskan untuk memboyong keluarganya kembali ke rumah peninggalan Aki dan Nini (Ayah dan Ibu Abah) di daerah pedesaan Jawa Barat.
Abah pun harus mulai beradaptasi secara ekonomi dengan kehidupan barunya bersama anak-anak dan istri yang diperankan oleh (Nirina Zubir) sebagai Emak, (Zara JKT48) sebagai Euis dan (Widuri) sebagai Ara/Cemara. Bukan hanya secara ekonomi, keluarga ini pun harus menghadapi masalah lain yang berkaitan dengan perkembangan anak.
Bagaimana tidak, kehidupan awal anak-anak yang serba kecukupan ini tiba-tiba harus berubah 180 derajat dan mengharuskan mereka untuk berpindah dari kota yang sangat modern ke kampung halaman Abah yang cukup sederhana. Bagaimana Abah dan Emak menghadapi perubahan perilaku mereka? Bagaimana semua anggota keluarga berusaha menciptakan kedamaian di tengah masalah-masalah yang menimpa?
Film “Keluarga Cemara” adalah film yang sarat akan pesan untuk keluarga khususnya orang tua. Konflik yang disuguhkan seperti refleksi yang dialami oleh kebanyakan keluarga, sehingga sangat mudah memahami alur cerita film ini.
Film ini juga mengajarkan secara langsung kepada para orang tua tentang bagaimana menerapkan pola asuh yang sesuai kepada anak-anak.
Pola asuh seharusnya diterapkan secara tepat bagi setiap anak di dalam keluarga. Sebagai orang tua Anda tidak bisa menyamakan pola asuh satu anak dengan anak lainnya, karena tiap anak memiliki perilaku dan temperamen yang berbeda. Untuk itu, seharusnya Anda mulai bisa mencocokan pola asuh dengan temperamen anak.
Di luar hal tersebut, film Keluarga Cemara mengajarkan pada kita semua bahwa, keluarga adalah harta yang paling berharga di dunia ini. Keluarga juga tempat kita kembali setelah menghadapi kerasnya dunia di luar sana yang sudah mematahkan semangat, impian, dan menghancurkan pencapaian kita selama ini.
Film Keluarga Cemara yang diproduksi oleh Visinema Picture ini adalah film yang sangat cocok ditonton oleh semua anggota keluarga. Melihat film ini akan mengingatkan kita tentang arti keluarga sebenarnya.
Tak hanya itu, film Keluarga Cemara juga mengingatkan kepada seluruh orang tua untuk selalu menciptakan kehangatan di tengah keluarga, tak peduli masalah apapun yang sedang dihadapi. Karena seharusnya keluarga menjadi tempat paling nyaman bagi Ayah, Ibu dan Anak-anak.
Baca juga:
- “Dancing in The Rain”, Perjalanan Persahabatan Anak Autis
- Tanda Cinta dalam Film “Bunda: Kisah Cinta Dua Kodi”
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini