Pagi dimulai, dan hal pertama yang dilakukan adalah meraih gadget, memeriksa beberapa email, notifikasi whatsapp, dateline pekerjaan, daftar meeting harian, dan lain sebagainya. Tidak ada yang salah dengan kebiasaan ini, setidaknya bagi yang bekerja.
Hal yang berbeda adalah semua kebiasaan ini berlipat ganda semenjak pandemi. Jika dulu hanya ada 1 atau 2 grup WA, sekarang bertambah jumlahnya, bisa 4 atau bahkan 6, pun dengan email dan jadwal meeting harian.
Kenapa?
Ya, karena saat ini cukup sulit bertemu secara langsung dengan rekan kerja. Hal yang biasanya bisa didiskusikan secara langsung, sekarang tidak memungkinkan lagi. WFH (Work From Home) berkepanjangan membuat komunikasi mau tidak mau dilakukan melalui email, WA, dan meeting harian lewat virtual.
Pandemi terasa mengaburkan batas antara kehidupan pribadi dan pekerjaan. Waktu yang biasa digunakan untuk ngobrol bersama keluarga, sekarang digunakan untuk ngobrol dengan rekan kerja di meeting virtual. Gadget yang sering diletakkan di meja rias saat di rumah, sekarang dibawa kemana-mana. Seakan, takut jika ada pekerjaan yang tidak berjalan sesuai rencana. Maka tak heran, jika banyak yang merasakan kelelahan akut (burnout) selama masa pandemi karena semua pekerjaan dilakukan secara virtual.
Employee Burnout yang dialami oleh para pekerja selama pandemi bisa ditandai oleh beberapa hal, misalnya:
- Mulai menarik diri dari tanggung jawab
- Melampiaskan frustasi pada orang lain atau keluarga
- Terjadi perubahan perilaku yang bisa dideteksi oleh rekan kerja selama meeting virtual berlangsung. Misalnya, perubahan ekspresi atau gestur.
Pertanyaannya kemudian, apa yang bisa kita lakukan untuk menghindarkan diri dari burnout sebagai karyawan selama pandemi ini?
- Membatasi Meeting Virtual
Penerapan WFH secara berkepanjangan di beberapa perusahaan, membuat meeting virtual dilakukan setiap hari untuk menunjang komunikasi antar tim. Kondisi ini memicu burnout pada karyawan karena beberapa karyawan mungkin kurang mampu membagi waktu antara pekerjaan dan meeting virtual. Akibatnya, pekerjaan yang seharusnya mampu diselesaikan hari ini, bisa mundur hingga besok. Terlebih, jika meeting diadakan lebih dari 2 kali sehari.
Untuk mengatasi kondisi ini, perusahaan bisa meniadakan meeting virtual di hari tertentu. Misalnya, tidak ada meeting di hari Jumat untuk memberikan kesempatan pada karyawan mengerjakan pekerjaan yang menumpuk tanpa adanya interupsi meeting virtual.
2. Mengadakan Ice Breaking Virtual
Ice breaking virtual bisa digunakan untuk mengurangi burnout pada karyawan selama pandemi. Perusahaan bisa menjadwalkan ice breaking ini beberapa kali dalam sebulan. Melalui ice breaking virtual yang dilaksanakan secara berkelompok, karyawan bisa melepas stres dengan bersosialisasi meski secara virtual.
3. Mencegah Karyawan Bekerja di Luar Jam Kantor
Pekerjaan yang dilakukan secara virtual sebenarnya memungkinkan karyawan lupa waktu, sehingga banyak karyawan yang masih bekerja di luar jam kantor. Tidak ada yang salah memang dengan dedikasi ini. Namun, jika kondisi ini berjalan terus menerus, maka burnout karyawan tak bisa dihindari.
Untuk mengatasi kondisi ini, perusahaan sebaiknya menetapkan jam kantor yang tetap selama pandemi dan mencegah karyawan bekerja di luar jam kantor.
4. Mendorong karyawan mengambil Cuti
Hal lain yang bisa dilakukan untuk mencegah burnout pada karyawan adalah dengan mendorong mereka mengambil cuti. Waktu cuti sebaiknya dimanfaatkan secara bijak oleh karyawan untuk menyegarkan kembali fisik dan pikiran.
Tentunya tidak harus dengan jalan-jalan ke luar kota. Penyegaran fisik dan pikiran tetap bisa dilakukan selama di rumah, misalnya dengan mematikan gadget selama cuti berlangsung dan melakukan hobi yang sempat tertunda karena pekerjaan yang menumpuk.
5. Memfasilitasi Karyawan dengan Program Kesehatan Mental
Burnout pada karyawan selama pandemi bisa diantisipasi dengan memfasilitasi karyawan mengikuti kelas kesehatan mental atau memberikan program meditasi dan konseling bagi karyawan.
Burnout pekerja yang dirasakan selama pandemi bisa terjadi karena batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi mulai kabur. Beberapa cara di atas bisa digunakan untuk mengurangi burnout yang melanda kebanyakan pekerja kantoran
Baca Juga:
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini