Tidak hanya orang dewasa yang tidak bisa sabar menunggu atau sekedar mengantri di kasir swalayan. Anak-anak juga sering tidak sabaran. Misalnya saat anak minta diambilkan sesuatu saat di rumah, padahal orangtua sedang mencuci piring, atau saat menunggu waktu berbuka puasa. Tak jarang, karena tidak sabaran, anak sering marah dan menangis.
Duh, kalau sudah begini jadi pusing sendiri ya, Parents. Bisa tidak ya mengajarkan anak-anak untuk bersabar dan mau menunggu?
Cara terbaik untuk mengajarkan kesabaran adalah dengan mempraktekannya. Semakin sering anak dilatih untuk bersabar, anak semakin pandai bersabar. Berikut beberapa langkah yang bisa dicoba.
√ Pahami Pemicu Anak Tidak Sabar
Sebelum melatih anak untuk sabar, Parents perlu tahu apa sih pemicu anak tidak sabar? Tiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada anak yang memang temperamen ada juga anak yang memang cenderung lebih sabar.
Nah, cara memahami anak adalah dengan mengobservasi melalui aktivitas sehari-hari. Misalnya saat main puzzle, apakah anak terlihat mudah frustasi? Apa yang memicu buat anak frustasi? Mungkin anak tidak tahu cara memainkan puzzle? Jika memang begitu, bantu anak menemukan potongan puzzle tertentu, misalnya mulai dari bagian sudut, atau bantulah anak menemukan warna yang sesuai.
Tak hanya bermain puzzle, mungkin hal lain seperti proses bergantian saat bermain (taking turn) juga bisa memicu anak untuk tidak sabaran. Beberapa anak juga tidak sabaran saat memulai keterampilan baru, misalnya menggambar lingkaran atau pola tertentu.
Pahami apa saja pemicu anak menjadi tidak sabaran. Barulah setelah itu,orangtua bisa mulai melatih anak untuk belajar sabar.
√ Jadi Role Model
Sabar bukan hanya soal menunggu giliran atau menunggu hal yang kita inginkan. Sabar lebih pada kemampuan untuk menunggu dengan tenang (tidak teriak-teriak, tidak menghitung waktu dan tidak memutar bola mata). Oleh karena itu jadilah role model atau contoh yang baik bagi anak untuk berlatih bersabar.
Parents bisa menggunakan permainan agar anak tetap punya sesuatu yang dilakukan selagi menunggu, misalnya saat menunggu antrian dokter Parents bisa mengajak anak bermain tebak-tebakan. Permainan atau menceritakan lelucon juga bisa digunakan jika rencana anak tidak berjalan dengan lancar. Sehingga anak terhindar dari stres dan tantrum.
√ Lakukan dengan Tenang
Kadang anak-anak hanya butuh didengar dan sedikit bantuan untuk menyalurkan rasa frustasi yang mereka rasakan. Oleh karena itu, bantulah anak untuk keluar dari rasa frustasi yang sedang dihadapi dengan cara yang tenang. Saat anak mulai terlihat gelisah dan tantrum, buatlah kontak mata dengan anak, berikan sentuhan atau genggam dengan lembut tangan anak. Jaga suara Parents setenang mungkin dan mintalah anak untuk bersabar dan sedikit menunggu.
√ Pengaturan Waktu yang Tepat
Berapa kali Anda mengatakan pada anak untuk menunggu? 2 menit, 5 menit atau bahkan 10 menit, saat mereka meminta sesuatu padahal Anda sedang sibuk. Ternyata waktu 2 menit atau 5 menit tidak berarti apa-apa bagi anak-anak. Banyak anak-anak yang belum memahami konsep waktu tersebut.
Alih-alih mengatakan 2 menit, ganti dengan “Mama atur alarm 2 menit ya dek, mama perlu beres-beres meja makan, kalau alarm ini sudah bunyi ‘Kringg’mama akan menemani adek main.” Setelah itu, beberapa anak mungkin sudah lupa dengan keinginannya atau mereka sudah menyelesaikan masalah mereka sendiri tanpa minta bantuan orang lain.
Pengaturan waktu seperti ini lebih efektif daripada hanya mengatakan 2 menit atau 5 menit. Anak perlu gambaran yang nyata. Parents juga bisa menggunakan mainan jam pasir sebagai patokan waktu bagi anak.
√ Latih Bersabar Melalui Aktivitas Tertentu
Ciptakan suatu aktivitas bersama anak yang melatih kesabarannya. Misalnya bercocok tanam, menempel mozaik dengan kertas atau biji-bijian, bahkan membuat mainan dari tanah liat. Melalui permainan yang membutuhkan waktu dan kesabaran ini anak secara tidak langsung berlatih sabar dengan cara yang lebih seru.
Melatih kesabaran pada anak memang butuh proses ya, Parents. Sebaiknya latihan kesabaran ini dilakukan secara terus-menerus agar hasilnya maksimal. Anak perlu berlatih kesabaran agar saat dewasa kelak anak mampu menyelesaikan masalah dengan kepala dingin dan tidak berdasarkan emosi sesaat.
Beberapa aktivitas lain yang melatih kesabaran anak, misalnya membuat bath bomb aneka warna dan bentuk. Selamat berlatih sabar bersama anak ya Parents.
Artikel Terkait :
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini