Cinta Vs Pacaran, Hal ini perlu Dijelaskan Pada Anak Remaja Loh!

05 Oktober 2019

Memiliki anak remaja memang sedikit tricky. Di satu sisi, orangtua merasa sedikit “santai” karena anak remaja sudah bisa mandiri dan tidak membutuhkan banyak bantuan setiap harinya. Misalnya, sudah bisa menyiapkan bekal makan siang sendiri, sudah bisa pergi ke sekolah sendiri, sudah bisa bantu beres-beres rumah, bisa mengerjakan PR sendiri dan masih banyak hal lain lagi yang sudah bisa dikerjakan oleh anak remaja sendiri tanpa bantuan orangtua. 

Tapi, di sisi lain orangtua terus saja merasa cemas tentang pergaulan anak. Beberapa rasa khawatir yang dirasakan oleh orangtua misalnya khawatir anak terpengaruh minum-minuman keras, obat-obatan terlarang, hingga khawatir terpengaruh hubungan seks bebas. 

Ya, orangtua mana sih yang tidak merasa takut dan khawatir anak remaja mereka terpengaruh hubungan (seks) bebas. Rasa khawatir inilah yang membuat beberapa orangtua sengaja tidak memperbolehkan anak remaja berpacaran atau menjalin hubungan dekat dengan lawan jenisnya. 

Di luar keputusan orangtua melarang anak remaja pacaran, yuk pahami dulu 5 hal penting yang perlu Anda jelaskan pada anak terkait cinta VS pacaran!

Apakah Anak Perlu Seseorang yang “Melengkapi” Hidupnya?

Beberapa anak remaja mungkin berpikir bahwa “Nanti kalau sudah menikah aku akan hidup lebih bahagia karena ada seseorang yang menemani dan melengkapi.” 

Pemikiran ini nampak begitu “menjanjikan” bagi seorang anak remaja yang baru saja mengenal cinta. Namun, sebagai orangtua yang bijaksana akan lebih baik mengingatkan pada anak bahwa kebahagiaan sebenarnya bisa datang kapan saja tanpa perlu memiliki pacar. 

Jelaskan pada anak bahwa ia tidak perlu harus memiliki seorang pacar untuk merasa bahagia dan merasa hidup lengkap. 

Jangan lupa jelaskan pada anak bahwa kebahagiaan seseorang sebenarnya tidak bergantung dari orang lain. Setiap orang berhak dan wajib untuk bahagia, dengan atau tanpa seseorang yang spesial.

Apa Bedanya Cinta Vs Tertarik (daya tarik)?

Penting bagi orangtua untuk menjelaskan pada anak terkait bedanya cinta dan daya tarik. Beberapa anak laki-laki remaja mungkin merasa bahwa mereka mencintai beberapa gadis remaja di sekolah. Padahal, mungkin saja mereka hanya tertarik dan bukan perasaan cinta. 

Cobalah jelaskan pada anak bahwa cinta adalah hubungan emosional mendalam yang dimiliki dengan orang-orang yang dekat dengan kita. Perasaan ini tumbuh dalam waktu yang lama dan butuh proses dari waktu ke waktu. Berikan contoh bahwa perasaan orangtua pada anak adalah bentuk dari rasa cinta.

Kemudian, jelaskan juga pada anak bahwa daya tarik adalah sesuatu yang membuat seseorang menginginkan kesenangan fisik. 

Perasaan ini biasanya muncul dari hormon, betapa cantik atau tampannya seseorang, dan datang dari sentuhan fisik. Misalnya bergandengan, berpelukan, berciuman, hingga melakukan hubungan intim. 

Beberapa anak remaja mungkin merasa bingung membedakan antara perasaan cinta dan perasaan tertarik. Maka dari itu, penjelasan dari Anda akan membantunya mengenali perasaannya tersebut. 

cara jelaskan cinta pada anak remaja

Jelaskan Pada Anak tentang “Belahan Jiwa”

Seringkali remaja menjelaskan pacarnya sebagai belahan jiwanya, atau tak jarang remaja berusaha mencari “belahan jiwa” atau “jodoh” di usianya yang masih sangat muda. Padahal belum tentu anak remaja sudah memahami apa yang dimaksud “belahan jiwa.”

Maka, jelaskan pada anak bahwa “belahan jiwa” adalah seseorang yang membuat anak merasakan perasaan cinta dan ketertarikan yang mendalam. Katakan pada anak bahwa jodoh akan dijumpainya seiring dengan berjalannya waktu. Jadi, anak tidak perlu terlalu khawatir tentang “belahan jiwa” di usianya yang masih sangat muda. 

Sebaiknya jelaskan pada anak bahwa jodoh atau “belahan jiwa” biasanya akan dijumpai setelah bertemu dengan banyak orang, bersosialisasi dengan banyak orang dan tentunya setelah anak memiliki banyak pengalaman dalam hidup. 

Pacaran yang Sehat Itu Seperti Apa Sih?

Beberapa anak remaja Anda mungkin saja sudah memiliki seorang pacar, atau setidaknya sudah memiliki seseorang yang disukai. Mungkin teman satu sekolah, atau mungkin juga teman satu les. 

Nah, sebagai orangtua yang mengetahui bahwa anak remajanya sudah mulai berpacaran, tentu merasa resah dan sering mengingatkan untuk melakukan pacaran yang sehat. Pertanyaannya kemudian bagaimana sih pacaran yang sehat itu. Rasa-rasanya setiap orangtua memiliki rumus tersendiri tentang definisi pacaran yang sehat. Namun, ada beberapa rumus yang disetujui oleh semua orangtua, yaitu:

  1. Pacaran yang sehat itu jauh dari hubungan bebas (seks bebas).
  2. Pacaran yang sehat tidak mengintimidasi salah satu pasangan.
  3. Pacaran yang sehat ala remaja seharusnya suatu hubungan yang menyenangkan (fun).
  4. Pacaran yang sehat ala remaja memperbolehkan orangtua mengakses di mana remaja berada, apa saja aktivitas yang dilakukan saat pacaran, dan dengan siapa anak berpacaran.
  5. Pacaran yang sehat ala remaja seharusnya tidak mengganggu kegiatan belajar di sekolah dan tidak mengganggu hubungan anak dengan keluarga 

Penting bagi orangtua untuk protektif dan berperan aktif dalam kehidupan remaja. Jangan sampai orangtua merasa tidak tahu apa-apa rentang kehidupan remaja yang sedang dihadapi oleh anak-anaknya sendiri. 

Akan lebih baik untuk mendekatkan diri pada anak remaja dan mulai jelaskan pada mereka beberapa hal penting di atas. Jelaskan pada anak bahwa ia bisa bercerita apa saja pada orangtua saat menghadapi sesuatu yang tidak nyaman. 

Baca juga:

  1. Ingin Tahu 10 Hal yang Dibutuhkan Anak Remaja Anda?
  2. Pendidikan Seks Menjelang Anak Remaja
  3. Bantu Anak Persiapkan Survival Kit untuk Pertama kali Menstruasi Yuk!
Bagaimana Menurut Anda?
+1
4
+1
0
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket