Bantu Anak Atasi Emosi: Coping Mechanism untuk Anak

19 September 2021

“Enak ya jadi anak-anak, nggak ada masalah, nggak pernah sedih.”

Kerap kali kita mendengar ucapan ini, tetapi para orang dewasa mungkin lupa, bahwa saat kita jadi anak-anak pun kita sebenarnya menghadapi masalah yang –bagi kita saat itu, sama besarnya dengan masalah orang dewasa. 

Kita tidak dilahirkan dengan kemampuan untuk mengatasi emosi kita. Kita harus diajari. Dan banyak dari kita tidak diajari strategi yang sehat untuk mengatasi emosi. 

Saat anak-anak menunjukkan rasa marahnya, mereka justru balik dimarahi atau dikunci dalam kamar. Saat anak menangis, kerap kali ia diminta cepat-cepat tenang dan berhenti menangis.

Apa yang dirasakan anak tidak dibicarakan secara positif —atau malah sama sekali tidak didiskusikan.

Atau malah sebagai anak-anak, mereka melihat contoh orang tua yang memendam stres, menutup diri, atau malah melampiaskan dengan negatif dan kasar. 

Maka, anak-anak pun mengalami ketakutan saat mereka merasakan emosi negatif, dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. 

Jadi, sangat penting bagi kita untuk mengajari mereka keterampilan mengatasi untuk mengendalikan situasi dan tantangan emosional yang mereka hadapi dengan lebih baik. Ketrampilan mengatasi emosi inilah yang kerap disebut sebagai coping mechanism.

Apa itu coping mechanism?

Coping umumnya mengacu pada upaya individu untuk mengatur emosi, kognisi, fisiologi, perilaku dan situasi sebagai reaksi terhadap peristiwa stres atau keadaan yang menantang. Singkatnya, coping adalah segala sesuatu yang dilakukan seseorang dalam upaya mengelola stres. 

Saat stres, coping skill dapat membantu untuk meredakan atau “mengecilkan” emosi yang intens, memungkinkan peningkatan kontrol atas respons individu terhadap situasi tersebut.

Keterampilan mengatasi emosi untuk anak-anak umumnya punya berbagai tujuan:

1. Menenangkan diri: melibatkan sistem penenang alami tubuh

2. Distraksi: mengalihkan ke aktivitas yang lebih menyenangkan untuk mengurangi intensitas emosi

3. Tindakan yang berlawanan: kegiatan yang menghasilkan emosi atau pengalaman yang berlawanan dengan yang menyedihkan

4. Kesadaran emosional: kegiatan yang mempromosikan eksplorasi emosional dan meningkatkan kejelasan

5. Mindfulness: Fokus dan terhubung dengan situasi yang terjadi saat ini.

Mekanisme Coping yang tidak sehat

Sayangnya, beberapa anak mengembangkan metode yang tidak sehat untuk mengatasi stres dan pengalaman emosional yang sulit. Cara yang salah arah untuk mengelola stres dapat mengakibatkan:

  • Perilaku melukai diri sendiri
  • Penyalahgunaan zat
  • Diet yang tidak sehat 
  • Penarikan sosial
  • Agresi
  • Perilaku maladaptif

Meskipun mekanisme coping jenis ini dapat memberikan kelegaan sesaat, secara jangka panjang ini membahayakan kesehatan mental maupun fisik. 

Maka, mengajarkan coping skill kepada anak dapat menciptakan kebiasaan baik dan positif untuk masa depan kesehatan mentalnya. 

Membangun keterampilan coping yang sehat pada anak-anak

Anak-anak pertama kali belajar bagaimana mengelola stres dengan melihat orang tua ataupun pengasuh mereka mengelola stres.

Maka, orang tua perlu menilik kembali keterampilan coping mereka sendiri dan apakah yang mereka lakukan sudah sesuai dengan ciri coping mechanism yang sehat. 

Keluarga dengan anak usia dini dapat mencoba “latihan coping keluarga” untuk melatih keterampilan coping yang sehat untuk anak-anak bersama orang tua. 

Misalnya, menggunakan karakter film atau buku sebagai contoh tentang coping yang sehat dan tidak sehat. Parents juga dapat membantu dalam mengajar anak-anak latihan coping sesuai usia mereka. 

Contoh aktivitas coping untuk anak :

  • Bernafas dalam-dalam 
  • Bersenandung lagu yang disuka 
  • Main dengan hewan peliharaan
  • Mendengarkan musik
  • Menulis jurnal 
  • Menggambar hal yang terjadi 
  • Yoga atau olahraga lain sesuai usia dan kemampuan anak. 
  • Curhat kepada seseorang yang dipercaya 
  • Mandi 
  • Memasak atau membuat kue 
  • Positive Self-talk
  • Memeluk boneka atau bantal

Ada banyak aktivitas lain yang digunakan sebagai coping mechanism, yang terpenting pada akhirnya adalah cara anak Anda belajar menghadapi tekanan dimulai dari kita, orang tuanya. 

Saat kita secara terbuka berbicara kepada anak tentang perasaan mereka, dengan penuh kasih sayang dan tanpa menghakimi, kita sesungguhnya sedang memperkuat kemampuan sosio emosi anak-anak kita. 

 

Ada situasi tertentu yang mungkin Anda temui di mana keterampilan coping secara mandiri mungkin tidak cukup. Atau ketika anak punya kecenderungan untuk melakukan hal negatif sebagai bentuk coping mechanism. Jangan ragu untuk menghubungi psikolog ahli untuk mendapatkan bantuan, terutama jika Anda khawatir akan melukai diri sendiri.

Baca Juga:

1. Ajarkan Anak Mengendalikan Diri Sendiri 

2. Mengajarkan Anak Mengendalikan Emosi

Bagaimana Menurut Anda?
+1
21
+1
0
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket