“Andai saja gajiku naik, pasti bakal lebih gampang buat nabung liburan ke luar negeri.”
“Kalau aku terlahir dari keluarga kaya, pasti nggak susah kayak sekarang ini..”
Pernahkah hal-hal di atas terbersit dalam pikiran Anda? Jika iya, maka Anda tidak sepenuhnya salah.
Uang memang telah menjadi bagian besar dalam hidup kita, bagian dari identitas sosial, serta mempengaruhi kesejahteraan.Maka, kadang kebahagiaan kita menjadi seakan-akan bergantung pada seberapa banyak digit angka yang tersimpan di dalam tabungan. Atau benda-benda mewah yang kita punya.
Namun, dapatkah uang benar-benar membeli kebahagiaan? Mari kita cari tahu bagaimana uang dan kebahagiaan saling berhubungan dan mempengaruhi.
Dapatkah Uang Membeli Kebahagiaan?
Jawabannya bisa iya, bisa juga tidak. Sebab itu bukanlah pertanyaan sederhana yang mudah dijawab. Ada banyak studi tentang topik dan banyak faktor yang terlibat seperti:
- Nilai-nilai budaya
- Di mana Anda tinggal
- Apa yang penting bagi Anda pribadi
- Bagaimana Anda menghabiskan uang
Ada yang berpendapat bahwa jumlah uang itu penting. Namun ada juga yang berpendapat bahwa Anda bisa saja tidak akan merasa tambah bahagia bahkan setelah mengumpulkan kekayaan dalam jumlah tertentu.
Hubungan Antara Uang dan Kebahagiaan
Lebih dari sepuluh tahun yang lalu, penelitian berdasarkan jajak pendapat dari Gallup, menemukan fakta bahwa orang dengan pendapatan lebih tinggi menjalani hidup yang lebih bahagia.
Akan tetapi, kebahagiaan yang bergantung pada angka itu hanya sampai pada pendapatan tahunan sebesar $75,000 (setara dengan sekitar 90.000 dolar sekarang).
Setelah titik ini, kesejahteraan emosional yang tinggi tidak secara langsung dipengaruhi oleh jumlah uang yang dimiliki. Ini menunjukkan bahwa uang mampu memenuhi kebutuhan dasar seseorang, namun bukan lebih banyak uang yang diperlukan untuk menunjang kesejahteraan.
Akan tetapi, studi baru pada tahun 2021 dari The Wharton School University of Pennsylvania, kepada lebih dari 33 ribu responden menemukan hal sebaliknya. Kesejahteraan orang meningkat dengan jumlah uang yang mereka hasilkan.
Dalam penelitian ini, kesejahteraan para peserta diukur dengan lebih terperinci. Alih-alih diminta untuk mengingat seberapa baik perasaan mereka dalam minggu, bulan, atau tahun lalu, mereka ditanya bagaimana perasaan mereka saat ini. Dan berdasarkan penilaian real-time tersebut, para responden yang memiliki penghasilan tinggi mengaku lebih bahagia.
Bagaimana temuan ini sangat berbeda dari penelitian sebelumnya?
Studi sebelumnya tentang uang dan kebahagiaan telah melihat seberapa puas orang dalam hidup mereka secara keseluruhan. Hal ini bergantung pada kemampuan orang untuk “mengingat secara akurat bagaimana perasaan mereka di berbagai momen di masa lalu dan kemudian secara akurat mengintegrasikan ingatan itu ke dalam satu perkiraan,” tulis penulis riset tersebut.
Memang ada banyak faktor selain uang yang berkontribusi pada kebahagiaan seseorang: Penelitian lain menunjukkan bahwa hubungan dan koneksi sosial adalah kontributor terpenting bagi kebahagiaan.
Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah bagaimana pekerjaan dan penghasilan kita sesuai dengan pandangan kita tentang kesuksesan.
Dalam studi dari Wharton orang ditanya, “Sejauh mana menurut Anda uang menunjukkan kesuksesan dalam hidup?” Mereka yang menyamakan uang dan kesuksesan kurang bahagia dibandingkan mereka yang tidak memiliki pandangan yang sama.
Sementara ada survei lain dari CNBC di tahun 2019 yang menunjukkan bahwa ketika orang memiliki pekerjaan yang memberi mereka makna atau tujuan, mereka lebih bahagia, terlepas dari berapa banyak uang yang mereka hasilkan.
Baca Juga:
- Bagaimana Anda Mengelola Uang Saat Ini Dipengaruhi Pengalaman Masa Kecil
- Mengelola Keuangan Keluarga Baiknya Suami atau Istri?
Jadi, sebenarnya apakah uang = kebahagiaan ?
Ada beberapa hal yang kita bisa pelajari dari hasil survei tersebut maupun survei lain yang terkait kebahagiaan dan uang:
-
Menjadi kaya bukanlah jalan menuju kebahagiaan.
Uang memang memiliki manfaat penting bagi kehidupan seseorang. Dengan memiliki penghasilan yang lebih tinggi, kita dapat memperoleh rumah di lingkungan yang lebih aman, perawatan kesehatan dan gizi yang lebih baik, dan memiliki lebih banyak waktu luang.
Namun, ini hanya bekerja sampai titik tertentu.
Setelah pendapatan kita mencapai tingkat tertentu dan kebutuhan dasar kita terpenuhi,namun dampak positif dari uang sering kali diimbangi oleh dampak-dampak negatif. Seperti bekerja lebih lama atau berada dalam pekerjaan yang penuh tekanan untuk mempertahankan pendapatan itu.
-
Melakukan sesuatu membuat kita lebih bahagia daripada memiliki banyak barang
Kebanyakan orang mengira bahwa memiliki barang akan menuntun pada lebih banyak kebahagiaan daripada memiliki pengalaman. Benda-benda seperti ponsel, tas branded, atau mobil, bertahan lebih lama daripada pengalaman pergi ke konser, mengikuti kursus memasak, atau pergi liburan.
Membeli barang-barang memang membuat kita bahagia, setidaknya dalam jangka pendek. Namun, kebahagiaan yang datang dari pengalaman cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Salah satu alasannya adalah kita bisa berbagi pengalaman dengan orang lain. Bahkan meski pengalaman telah berlalu Anda masih akan bercerita dengan keluarga dan teman-teman tentang pengalaman pergi berlibur dan Anda akan bahagia setiap mengingatnya.
-
Membelanjakan uang untuk orang lain.
Kebanyakan orang berpikir bahwa membelanjakan uang untuk diri sendiri akan membuat mereka lebih bahagia daripada membelanjakannya untuk orang lain.
Namun,para peneliti pernah melakukan riset tentang hal ini dan mendapat hasil bahwa orang-orang merasakan kebahagiaan yang lebih besar ketika mereka membelanjakan uang mereka untuk orang lain atau menyumbangkannya untuk amal daripada ketika mereka membelanjakannya untuk diri sendiri. Salah satu alasan fenomena ini adalah bahwa memberi kepada orang lain membuat kita merasa puas terhadap diri sendiri.
Pada akhirnya, uang adalah sarana untuk hal-hal yang kita nilai, bukan arti kebahagiaan itu sendiri. Satu perbedaan besar antara orang yang memiliki banyak uang dan tidak adalah bahwa orang yang memiliki banyak uang akan memiliki lebih banyak waktu luang. Lantas mengapa orang kaya mendapatkan kepuasan akan waktu luang?
Coba Anda bayangkan hal berikut ini. Akankah Anda lebih bahagia hidup dengan memutar otak untuk menghasilkan uang dengan susah payah atau ketika Anda memiliki jaminan finansial dan meluangkan waktu untuk hal-hal yang bisa Anda nikmati?
Uang memang tidak bisa secara harfiah membeli kebahagiaan tapi uang dapat membeli waktu dan ketenangan pikiran.
Uang juga dapat membeli pengalaman, keamanan, estetika, dan kemampuan untuk bermurah hati. Dan lebih penting lagi, uang memberi kita kesempatan untuk hal-hal lain yang penting dalam kehidupan.
Tapi menjadi kaya atau banyak uang bukanlah satu-satunya cara untuk bahagia. Anda masih dapat memperoleh kesehatan, belas kasih, komunitas, cinta, kebanggaan, hubungan, dan lebih banyak lagi kebahagiaan yang lain. Bahkan jika Anda tidak memiliki banyak angka di saldo rekening bank Anda.
Lagi pula, definisi semula dari kekayaan bisa diartikan sebagai kesehatan. Itu artinya kita semua yang sehat memiliki potensi untuk menjadi kaya. Mungkin bukan berupa materi tapi berupa tubuh, pikiran, dan jiwa yang sehat.
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini