Hidup di era digital membuat segalanya serba instan, pun dengan masalah percintaan. Ya, percintaan alias berpacaran secara online melalui berbagai media sosial termasuk situs kencan (dating apps) saat ini sedang marak. Bagi orang dewasa mungkin tak terlalu menganggap hal ini serius dan mampu menyaring hal-hal yang dianggap membahayakan atau negatif, namun bagaimana dengan anak-anak remaja yang baru saja mengenal cinta? Amankah pacaran online bagi mereka saat ini?
Banyak dari Anda mungkin menentangnya, namun pacaran online ternyata memiliki dampak positif loh, khususnya bagi anak-anak Anda yang “dianggap” pemalu.
Dampak Positif Dating Online
Bagi remaja yang pemalu, romansa online menawarkan hiburan tersendiri sebab, mereka tidak canggung terlibat dalam percakapan tatap muka dengan seseorang yang diminati. Tak hanya itu, anak remaja dengan kepercayaan diri yang rendah misalnya, juga mungkin tak akan segan mendekati lawan jenis yang menarik perhatiannya di balik layar gawai.
Remaja yang merasa telah dicap negatif oleh teman sebayanya atau merasa kurang cocok di lingkungan sekolah juga bisa menemukan pertemanan secara online. Bahkan, bagi sebagian remaja, komunitas online atau pertemanan online yang dibuat secara khusus mampu mengatasi gejolak masa remaja mereka.
Tak ada yang salah dengan romansa online memang. Terlebih jika romansa online sebenarnya tidak menjadikan anak remaja dalam bahaya menjadi aktif secara seksual. Untuk alasan ini, beberapa dari Anda mungkin mengizinkan anak terlibat romansa secara online. Namun, benarkah romansa online tak perlu diwaspadai?
Nah, meski romansa online remaja dianggap aman untuk beberapa alasan, namun ternyata ada bahaya mengintai di baliknya.
Bahaya Dating Online
Perbincangan yang terlalu asyik melalui dunia maya seringkali menggiring remaja memberikan informasi pribadi yang dapat menyebabkan identitas mereka dicuri, bahkan lebih daripada itu. Dalam beberapa kasus, saling tukar foto yang tidak senonoh pun bisa terjadi dan bisa berdampak berbahaya khususnya jika lawan bicara ternyata adalah predator.
Ya, predator seringkali mengambil keuntungan dari sifat “percaya” yang dimiliki remaja. Seseorang yang mengaku bintang sepak bola atau pemain band berusia 16 tahun di kota tetangga sebenarnya mungkin orang dewasa yang ingin memangsa anak-anak remaja kita. Sayangnya, kebanyakan remaja merasa situasi ini tidak akan pernah terjadi pada mereka.
Anak remaja juga menggunakan media sosial hingga situs kencan yang sama dengan orang dewasa. Aplikasi seperti Tinder misalnya, mungkin saja sudah diakses oleh anak remaja Anda dibalik puluhan aplikasi belajar online di gawainya saat ini. Akibatnya, saat sedang belajar online, tak jarang remaja terlibat dalam percakapan dengan orang dewasa di situs tersebut.
Romansa online dianggap bahaya karena mampu membatasi interaksi sosial remaja secara langsung. Seorang remaja dengan pacar di kota atau negara lain misalnya memutuskan untuk tidak menghadiri acara sosial seperti pesta ulang tahun atau kelulusan karena ingin mengobrol dengan pacarnya secara online. Kondisi ini tentu memiliki konsekuensi serius bagi kehidupan sosial remaja.
Kencan secara online juga berdampak serius bagi anak remaja. Pelecehan emosional misalnya mampu dialami anak remaja kita akibat kencan online ini.
Apa yang perlu Dilakukan Parents?
Bicarakan pada Remaja Tentang Realita Dating Online ini
Langkah efektif yang bisa Anda lakukan sekarang juga adalah dengan berbicara tentang realita ini pada anak remaja. Diluar sana banyak sekali informasi tentang situs kencan dan manfaat menemukan cinta secara online yang mungkin kurang kita ketahui sebagai orang tua. Untuk itu, anak remaja perlu tahu sisi gelap atau bahaya dari dating online ini.
Meskipun Anda telah percaya pada anak 100% bahwa mereka tidak menjalani kencan online, namun rasa cinta bisa saja tumbuh saat anak remaja Anda menjalin pertemanan secara online. Maka, diskusikan masalah keamanan akun dan aturan bermedia sosial yang jelas untuk remaja Anda. Misalnya :
- Jangan pernah bertemu siapapun dari situs online setidaknya sebelum membicarakannya pada Anda terlebih dahulu
- Jika Anda mengizinkan mereka bertemu, lakukan riset terlebih dahulu tentang latar belakangnya
Jadi, jangan anggap remeh saat anak jatuh cinta. Bisa jadi, mereka bahkan mencintai seseorang di dunia maya yang belum pernah ditemui sebelumnya.
Baca Juga:
- Anak-anak Jatuh Cinta! Aduh, Harus Bagaimana?
- Apa Sih Sulitnya Buat Anak Remaja Terbuka ke Orang Tua?
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini