Kita sedang berusaha melawan COVID-19 dengan melakukan berbagai upaya seperti “social distancing”, “self quarantine”, dan “isolasi”. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mendukung ketiga hal tersebut adalah dengan “di rumah saja”. Artinya, mulai bekerja dari rumah (Work From Home/WFH), belajar di rumah hingga beribadah di rumah.
Nah, berbicara tentang WFH dan belajar di rumah, saat ini setiap orang sedang berusaha semaksimal mungkin menggunakan pengetahuan yang dimilikinya untuk melakukan berbagai aktivitas pekerjaan melalui berbagai media online.
Mulai dari menggunakan media sosial dan platform virtual meeting untuk terus terhubung dengan rekan kerja atau guru yang ada di sekolah, hingga menggunakan berbagai aplikasi untuk mengikuti berbagai kelas online yang diadakan oleh beberapa sekolah terkait kondisi “belajar di rumah”.
Pertanyaannya kemudian, apakah kelas online efektif?
Sebuah tulisan dari theconversation.com memaparkan satu penelitian yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan Amerika pada tahun 2010, yang menemukan fakta bahwa rata-rata murid yang belajar melalui kelas online performanya lebih baik daripada murid yang belajar melalui sistem tatap muka / kelas tradisional .
Lalu bagaimana dengan nasib kelas tradisional ? Haruskah kita mulai meninggalkannya?
Di Indonesia sendiri, kelas tradisional masih dipandang sebagai pendidikan yang “sesungguhnya”. Masyarakat masih memandang kelas online sebelah mata, dan belum menganggap kelas online dapat membantu dalam pendidikan anak. Meskipun, saat ini telah banyak bermunculan start-up yang bergerak dalam bidang pendidikan, khususnya bimbingan belajar online.
Namun ternyata, permasalahan yang sedang dihadapi terkait pembelajaran secara online dan tradisional bukanlah mana yang lebih baik atau lebih efektif, atau mana yang dipandang sebagai “pendidikan sebenarnya”. Akan tetapi lebih kepada “Bagaimana sistem kelas online bisa efektif?”
Untuk memahaminya, berikut adalah penjelasan tentang kekurangan dan kelebihan kelas online dengan kelas tradisional. Apa sajakah itu?
Apa Sih Kelebihan dan Kekurangan Kelas Online VS Kelas Tradisional?
1. Jarak
Memang tidak ada jarak dalam kelas online. Dalam kelas online juga tidak ada kebutuhan fisik seperti ruang kelas. Guru dan murid dipermudah karena bisa belajar dan mengajar di mana saja dan kapan saja.
Berbeda dengan kelas tradisional yang membutuhkan ruang kelas secara fisik. Akhirnya jarak pun terasa jadi masalah karena mempersulit guru dan murid yang berbeda lokasi. Mereka harus menempuh perjalanan untuk bertatap muka di ruang kelas.
2. Waktu
Berbicara tentang waktu, proses belajar kelas online lebih fleksibel (lebih leluasa). Murid bisa belajar kapan saja, atau jadwal bisa disesuaikan. Ini bisa sangat menguntungkan bagi mereka yang bekerja dan tidak punya banyak waktu untuk datang ke kelas secara fisik.
Waktu yang dibutuhkan untuk sistem kelas tradisional tentunya lebih banyak. Guru dan murid diwajibkan kehadirannya dalam ruang kelas dalam satu waktu tertentu. Sistem kelas tradisional ini,membutuhkan komitmen dan kedisiplinan terkait waktu dari guru dan murid.
3. Keterampilan TIK
Kelas online mewajibkan guru dan murid bergabung menggunakan fasilitas teknologi, dari perangkat digital hingga koneksi internet. Hal ini berarti kemampuan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) mereka meningkat.
Berbeda dengan kelas tradisional yang masih cukup ketinggalan dalam urusan keterampilan TIK. Ini karena kelas tradisional tidak selalu menggunakan fasilitas teknologi digital dalam proses belajar dan mengajar.
4. Kemandirian
Kelas online memacu murid untuk belajar secara mandiri. Karena bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja, proses belajar pun tidak mengikat. Murid “dipaksa” untuk memiliki kesadaran dalam hal belajar.
Kemandirian pada kelas tradisional masih kurang jika dibandingkan kelas online. Belajar pada kelas tradisonal cukup mengikat. Murid kadang harus dipaksa guru untuk memperhatikan dan fokus pelajaran. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran untuk belajar dan memperoleh ilmu.
5. Praktis
Ya, kata praktis memang cocok untuk kelas online. Dengan mengikuti kelas online murid bisa me-review kembali bahan pelajaran setiap saat, karena semua bisa disimpan dengan mudah dalam gawai ataupun komputer. Ini juga menghemat tempat dan biaya, karena tidak perlu banyak uang untuk membeli beragam buku teks maupun buku catatan.
Jika dibandingkan dengan kelas online, kelas tradisional dirasa kurang praktis karena bahan pelajaran tidak bisa di review di mana saja karena ada di banyak buku. Hampir tidak mungkin membawa semua buku pelajaran kemana-mana.
6. Standarisasi Materi
Sejauh ini, untuk kelas-kelas online di Indonesia belum ada standar atau kurikulum yang baku untuk materi yang diberikan kepada para siswa. Apalagi untuk universitas yang menawarkan kuliah online, belum ada jaminan mutu atau akreditasi untuk kuliah online di Indonesia, sekalipun wacananya tengah digarap oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
Untuk kelas-kelas tradisional terutama di sekolah dan universitas, jelas sudah ada kurikulum dan akreditasi untuk menjamin mutu dan standar materi ajar. Untuk para pengajarnya pun ada standar dan sertifikasi, sehingga lebih ada jaminan untuk ketrampilan dan kapasitasnya sebagai pendidik.
7. Tingkat Kecurangan
Dengan adanya internet, tingkat kecurangan pada kelas online pun meningkat. Murid bisa leluasa berbagai cara (software) hanya untuk mengerjakan soal hitungan.
Jika dibandingkan dengan kelas online, kelas tradisional diharap memiliki tingkat kecurangan lebih sedikit. Dalam hal ujian, pengawasan pada murid lebih ketat. Karena diawasi langsung.
8. Tingkat Fokus
Sekali lagi penggunaan teknologi menjadi kendala bagi kelas online. Instagram, Facebook, Whatsapps menjadi favorit banyak orang termasuk anak dan remaja.
Selalu terhubung dengan dunia online memicu anak untuk tidak fokus dalam belajar. Anak dengan mudah belajar sambil online chatting atau bermain berbagai aplikasi yang lain. Akhirnya mereka pun tidak fokus belajar.
Berbeda dengan kelas tradisional yang melarang anak selalu online. Bahkan murid-murid di kelas tradisional seringkali tidak memperbolehkan penggunaan gawai dalam kelas. Hal ini mengkondisikan murid untuk tetap fokus belajar.
9. Keterampilan Menulis Tangan
Pembelajaran pada kelas online hampir tidak membutuhkan keterampilan menulis tangan (handwriting). Semua dilakukan dengan mengetik di gawai atau komputer. Pada akhirnya keterampilan menulis tangan pun menurun.
Padahal keterampilan menulis ini juga dibutuhkan untuk menjaga anak tetap fokus belajar. Serta digunakan untuk mengekspresikan diri lebih mendalam dan memberikan ide-ide secara halus.
Berbeda dengan kelas tradisional yang hampir selalu membutuhkan keterampilan menulis. Setidaknya murid dipaksa untuk mencatat materi pelajaran yang sedang disampaikan oleh guru.
Baik kelas tradisional maupun kelas online, semuanya memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk. Karena sistem pendidikan baru diciptakan sebagai pelengkap sistem sebelumnya.
Kewajiban orangtua lah untuk mendampingi anak dalam proses belajar. Tentu banyak dari orangtua yang masih memilih kelas tradisional untuk anak, apalagi untuk pendidikan dasar. Namun tidak ada salahnya mulai mempelajari tentang kelas online, terlebih jika keadaan tidak memungkinkan. Semangat untuk Parents yang mau terus belajar!
Baca Juga:
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini