Memahami Pasangan yang Cemburu ke Bayi

22 April 2022

“Setelah menikah kok suamiku berubah ya? Lebih banyak main sama bayiku dan jarang nanyain aku butuh apa. Lebih sering dia yang tahu kebutuhan bayiku. “ – Ibu N

“Sebenarnya pernikahan kami baik-baik saja. Kami sudah jarang sekali bertengkar. Tapi mungkin juga jarang sekali ngobrol berdua selain masalah bayi, karena rasanya istri saya pun sibuk dengan bayi kami. Wajar sih, tapi kangen juga punya waktu berdua buat ngobrol yang receh-receh.” -Ayah D

Menurut penelitian, kelahiran bayi baru dapat memicu perasaan cemburu pada seseorang yang takut ditinggalkan oleh pasangannya. Sebuah studi menemukan bahwa pasangan yang menunjukkan tanda-tanda kecemasan dalam hubungan sebelum kelahiran anak pertama mereka, lebih mungkin untuk cemburu pada anak setelah lahir.

“Anda mungkin berpikir, siapa yang bisa cemburu pada bayi? Tetapi jika seseorang sudah memiliki ketakutan akan penolakan, mungkin menakutkan untuk melihat seberapa banyak perhatian yang diberikan pasangan Anda pada bayi Anda,” kata Anna Olsavsky, penulis utama studi tersebut juga seorang mahasiswa doktoral dalam ilmu manusia (human sciences) di The Ohio State University.

Kecemburuan ini dapat membuat masa setelah kelahiran anak yang sudah sulit bagi pasangan menjadi lebih penuh tekanan. Studi ini menemukan bahwa ketika salah satu pasangan cemburu pada bayi, pasangan mengalami penurunan kepuasan dengan hubungan mereka setelah menjadi orang tua. “Kecemburuan jenis ini dapat mengikis relasi antar pasangan,” kata Sarah Schoppe-Sullivan, rekan penulis penelitian dan profesor psikologi di Ohio State.

“Ada banyak penelitian yang menunjukkan kepuasan pasangan dengan hubungan mereka menurun setelah kelahiran bayi dan (kecemburuan terhadap bayi) ini bisa menjadi bagian dari alasan bagi sebagian orang,” kata Schoppe-Sullivan, peneliti senior di Council on Contemporary Families. Studi ini dipublikasikan di Journal of Social and Personal Relationships.

Para peneliti menggunakan data dari New Parents Project, sebuah studi jangka panjang yang dipimpin oleh Schoppe-Sullivan yang menyelidiki bagaimana pasangan berpenghasilan ganda menyesuaikan diri untuk menjadi orang tua untuk pertama kalinya. Total ada 182 pasangan–sebagian besar sudah menikah– berpartisipasi dalam penelitian ini.

Selama trimester ketiga kehamilan, ibu dan ayah menyelesaikan berbagai kuesioner, termasuk yang meneliti “anxiety attachment”. Mereka ditanya seberapa setuju mereka dengan pernyataan seperti “Saya takut kehilangan cinta pasangan saya” dan “Saya khawatir ditinggalkan.”

Tiga bulan setelah bayi mereka lahir, pasangan itu menyelesaikan survei tentang tingkat kecemburuan dari hubungan pasangan-bayi. Dilaporkan bahwa mereka setuju dengan pernyataan seperti “Saya kesal ketika pasangan lebih sayang dengan bayi kami daripada dia ke saya.”

Seperti yang mereka prediksi, para peneliti menemukan bahwa orang dengan kecemasan hubungan sebelum kelahiran anak lebih cemburu pada anak tiga bulan setelah kelahiran.

Alasannya mungkin karena mereka terbiasa menerima banyak perhatian dari pasangannya, dan respons itu mungkin berkurang saat bayinya lahir.

Para peneliti mengawali penelitian dengan asumsi bahwa ayah dengan anxiety mungkin paling rentan untuk merasa cemburu pada anak baru, karena ayah cenderung menghabiskan lebih sedikit waktu dengan bayi daripada ibu, kata Olsavsky. Tapi hasil penelitian mendapati fakta lain, Ibu dan ayah yang cemas sama-sama cenderung cemburu dengan waktu yang dihabiskan pasangan mereka dengan bayi baru.

Hasilnya menunjukkan bahwa calon orang tua harus menyadari gaya hubungan mereka sebelum bayi mereka lahir.

Selama trimester ketiga kehamilan, ibu dan ayah menyelesaikan berbagai kuesioner, termasuk yang meneliti “anxiety attachment”. Mereka ditanya seberapa setuju mereka dengan pernyataan seperti “Saya takut kehilangan cinta pasangan saya” dan “Saya khawatir ditinggalkan.”

Tiga bulan setelah bayi mereka lahir, pasangan itu menyelesaikan survei tentang tingkat kecemburuan dari hubungan pasangan-bayi. Dilaporkan bahwa mereka setuju dengan pernyataan seperti “Saya kesal ketika pasangan lebih sayang dengan bayi kami daripada dia ke saya.”

Seperti yang mereka prediksi, para peneliti menemukan bahwa orang dengan kecemasan hubungan sebelum kelahiran anak lebih cemburu pada anak tiga bulan setelah kelahiran.

Alasannya mungkin karena mereka terbiasa menerima banyak perhatian dari pasangannya, dan respons itu mungkin berkurang saat bayinya lahir.

Para peneliti mengawali penelitian dengan asumsi bahwa ayah dengan anxiety mungkin paling rentan untuk merasa cemburu pada anak baru, karena ayah cenderung menghabiskan lebih sedikit waktu dengan bayi daripada ibu, kata Olsavsky. Tapi hasil penelitian mendapati fakta lain, Ibu dan ayah yang cemas sama-sama cenderung cemburu dengan waktu yang dihabiskan pasangan mereka dengan bayi baru.

Hasilnya menunjukkan bahwa calon orang tua harus menyadari gaya hubungan mereka sebelum bayi mereka lahir.

pasangan cemburu ke bayi

 

Mengapa Kecemburuan Terjadi

Begitu Anda pulang dari rumah sakit, waktu yang akan Anda habiskan dengan suami Anda berkurang drastis: antara bekerja, kurang tidur karena tangisan bayi, tumpukan cucian. Hingga bangun dini hari untuk pumping ASI. Ini adalah penyesuaian yang sangat sulit bagi orang tua yang baru.

Bayi yang baru lahir juga bisa menghabiskan banyak waktu secara emosional, yang berarti bahwa bahkan ketika Anda menghabiskan waktu bersama pasangan, fokus Anda adalah pada bayi dan bukan pasangan Anda. Selain itu, orang tua baru mungkin menderita depresi pasca persalinan, dan bukan hanya para ibu yang mengalaminya, sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association menemukan bahwa hingga 10 persen ayah baru merasakan baby blues. Seiring waktu, kurangnya komunikasi ini dapat menumbuhkan perasaan cemburu dan insecure di antara pasangan.

Bagaimana Mencegah Kecemburan setelah Kelahiran Bayi?

Sebelum ada bayi:

Mengapa Kecemburuan Terjadi

Begitu Anda pulang dari rumah sakit, waktu yang akan Anda habiskan dengan suami Anda berkurang drastis: antara bekerja, kurang tidur karena tangisan bayi, tumpukan cucian. Hingga bangun dini hari untuk pumping ASI. Ini adalah penyesuaian yang sangat sulit bagi orang tua yang baru.

Bayi yang baru lahir juga bisa menghabiskan banyak waktu secara emosional, yang berarti bahwa bahkan ketika Anda menghabiskan waktu bersama pasangan, fokus Anda adalah pada bayi dan bukan pasangan Anda. Selain itu, orang tua baru mungkin menderita depresi pasca persalinan, dan bukan hanya para ibu yang mengalaminya, sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association menemukan bahwa hingga 10 persen ayah baru merasakan baby blues. Seiring waktu, kurangnya komunikasi ini dapat menumbuhkan perasaan cemburu dan insecure di antara pasangan.

Bagaimana Mencegah Kecemburan setelah Kelahiran Bayi ?

Sebelum ada bayi:

Bahkan ketika bayi belum hadir dan istri belum hamil, pembicaraan tentang itu bisa dimulai. Jika pasangan punya banyak mimpi, rundingkan bersama. Buat skenario seperti apa hal-hal yang mungkin berubah ketika ada bayi. Pertimbangan juga hal-hal seperti rencana liburan yang mungkin harus ditunda atau bahkan rencana finansial cadangan. Kecemburuan bisa muncul jika suami misalnya menghabiskan waktu untuk bekerja lebih banyak untuk pengeluaran tambahan setelah adanya bayi, ini akan mengurangi waktu untuk dihabiskan bersama sebagai pasangan.

Baca Juga :

  1. Cara Ayah Membangun Ikatan dengan Bayi
  2. Menenangkan Bayi Menangis, Tips untuk Ayah!

 

Selama Kehamilan :

Sesuaikan ekspektasi. Persiapkan pasangan Anda untuk bayi yang akan datang; katakan padanya bahwa sementara Anda akan sibuk merawat si kecil, Anda tidak akan punya banyak waktu untuk memenuhi kebutuhannya.

Cobalah untuk mengantisipasi pemicu stres yang dapat menyebabkan kecemburuan. Misalnya, jika Anda merasa insecure tentang penampilan dan keintiman Anda setelah sembilan bulan kehamilan, akuilah! Berikan petunjuk tentang bagaimana suami bisa membuat Anda merasa cantik setelah ada bayi, termasuk bunga, pijat, atau afirmasi sederhana setiap hari.

Setelah Bayi Lahir 

Saat bayi lahir, kita bisa sangat ingin untuk menghabiskan setiap detik bersamanya dan menutup diri dari dunia luar. Namun, “quality time” sangat penting untuk kewarasan dan hubungan Anda.

Cobalah untuk tetap punya waktu berdua dan panggil bala bantuan saat Anda merasa kewalahan. Meninggalkan bayi Anda pasti akan menimbulkan kecemasan, tetapi percayakan bayi kepada keluarga terdekat Anda, dan dapatkan waktu yang bermandaat bersama pasangan.

Cara terbaik untuk mengurangi kecemburuan pasangan adalah dengan membangun hubungan yang mandiri dengan bayinya. Biarkan suami bertanggung jawab untuk memandikan bayi, dan cerita sebelum tidur untuk memastikan bahwa ia punya ikatan dengan dengan bayinya. Jika dia masih merasa ditinggalkan,dukung dia untuk berbicara dengan Anda tentang perasaannya, dan hubungi ayah lain yang dia kenal yang mungkin memiliki pengalaman serupa.

Saat kita memutuskan untuk memiliki anak, kita kini sadar bahwa selain diri sendiri, kita juga perlu mempersiapkan pasangan. Jangan biarkan sedikit kecemburuan membuat Anda berdua putus asa. Cobalah beberapa cara tersebut dan Anda akan segera menikmati waktu bersama di kecil tanpa rasa cemburu. Namun jika merasa kesulitan untuk menyesuaikan diri setelah kelahiran bayi dan baby blues berkepanjangan, konsultasikan apa yang Anda rasakan dengan psikolog kami lewat Tanya Ahli. 

Bagaimana Menurut Anda?
+1
0
+1
0
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket