“Kok lari-lari terus sih dek dari tadi, mau poop (BAB) ya?”
Beberapa anak seringkali menahan atau menghindari poop/BAB karena berbagai alasan. Biasanya, anak-anak berlari-lari, sembunyi di balik pintu atau di sudut ruangan, hingga mencari tempat yang sepi karena ingin menahan BAB. Meski dianggap wajar dan banyak orang tua yang mengalami situasi ini, pertanyaannya kemudian, mengapa anak menahan BAB?
Mengapa anak menahan BAB?
Menurut Deborah Goldman, MD. , pediatric gastroenterologist, Perilaku menahan BAB adalah hal wajar dan lebih sering terjadi pada anak laki-laki. Alasan paling umum karena anak merasa kesakitan saat mengeluarkan tinja yang keras — kemudian mengasosiasikan rasa sakit dengan BAB, sehingga menahannya. Jadi, boleh dibilang hanya butuh sekali rasa sakit saat BAB, sehingga anak menganggap bahwa BAB adalah hal yang menyakitkan dan pada akhirnya mereka menahannya.
Beberapa anak bahkan mulai menahan BAB karena mereka belum siap secara fisik maupun emosional untuk memulai menggunakan toilet. Sedangkan, beberapa anak lain merasa bahwa pengalaman BAB adalah pengalaman yang tidak menyenangkan — mungkin karena lokasi toilet yang jauh dari area rumah, kondisi toilet yang menakutkan dan membuatnya merasa tidak aman atau hal lainnya yang membuat anak merasa enggan BAB. Tak hanya itu, Dr. Goldman bahkan menyebutkan bahwa beberapa anak menggunakan perilaku “menahan BAB” hanya untuk mendapatkan perhatian lebih dari orang dewasa di sekitar, khususnya orang tua. Tak jarang, kondisi medis lainnya juga bisa mempengaruhi anak untuk menahan BAB.
Pahami alasan anak, baru fokus untuk menyelesaikannya!
Karena banyak sekali faktor yang mempengaruhi anak menahan BAB, maka orang tua perlu memahami alasan utama anak, baru kemudian fokus untuk langkah penyelesaian. Untuk itu, dibutuhkan observasi mendalam bagi orang tua dalam melihat perilaku anak tersebut. Dan jika alasan anak menahan BAB bukan disebabkan karena masalah medis, maka hal utama yang perlu dilakukan orang tua adalah melatih anak toilet training (potty training).
Apa yang perlu diingat orang tua sebelum mengajarkan toilet training pada anak?
Hal utama yang perlu dilakukan orang tua sebelum mengajarkan anak toilet training adalah kita tidak bisa memaksa anak untuk menggunakan toilet saat BAB sebelum ia siap secara fisik dan emosi, atau mereka justru akan merasa ketakutan terus dikemudian hari. Untuk itu pastikan bahwa :
- Kaki anak berada pada ketinggian yang sesuai untuk toilet
- Pastikan ada bangku kecil di setiap toilet
- Pastikan kondisi toilet aman sehingga anak merasa aman dan tak takut terpeleset
Bagaimana jika anak masih menolak untuk toilet training?
Jika anak masih merasa cemas atau ketakutan menggunakan toilet, tanyakan apa yang membuat mereka khawatir. Beberapa anak takut menggunakan toilet umum, jadi Anda mungkin perlu menjadwalkan waktu tertentu untuk anak BAB setiap harinya, sehingga menghindari penggunaan toilet umum.
Namun, jangan ragu untuk segera menghubungi dokter anak jika masalah ini terus berlanjut. Khususnya jika anak bahkan mengalami masalah lain seperti penurunan berat badan, mual, muntah, karena bisa jadi perilaku anak sering menahan BAB ini disebabkan karena masalah medis lainnya.
Dibutuhkan kesabaran dan pemahaman ekstra bagi orang tua dalam melatih toilet training pada anak. Sehingga, jangan pernah menyerah untuk melatih anak toilet training, karena ketika anak sudah mahir melakukannya, kita pun akan mengucapkan selamat tinggal pada popok untuk selamanya!
Baca Juga:
- Siap Mental! Catat Tantangan Potty Training Anak Ini
- Stop Diapers : Ajarkan Si Kecil “Potty Training”
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini