Saat Anak Terlalu Lengket dengan Orang Tua, Bagaimana Mengatasinya?

29 Januari 2019

Pertanyaan:

Ibu Ade Intan Damayanty

Hallo SOP,

Saya memiliki anak berusia 1,2 tahun. Anak saya terlahir prematur, dari dia bayi hingga sekarang hanya mau dekat atau hanya mau digendong dengan orang-orang yang setiap hari dirumah atau dilihatnya. Saya kesulitan untuk menitipkan anak saya kepada orang lain (misalnya pengasuhnya), walaupun hanya untuk beberapa saat. Mohon sharing informasi untuk menangani hal tersebut. Sehingga anak saya bisa lebih cepat dekat dengan orang lain, termasuk dekat dengan mertua saya. Karena saat ini, meskipun jarak tinggalnya dekat dengan mertua, saat anak digendong mertua, Ia akan menangis tidak berhenti. Mohon untuk memberikan solusi terbaik nya.

Terima kasih

Jawaban:

Hallo Parents,

Dear Ibu Ade Intan Damayanty,

Terima kasih atas pertanyaan yang diberikan.

Kecenderungan untuk lekat dengan orang yang familiar dengan keseharian anak akan sangat erat kaitannya dengan temperamen anak. Pada dasarnya, temperamen anak terbagi menjadi 3, yaitu:

  • The Easy Child

    yakni kecenderungan anak yang sifatnya positif baik dari segi perasaan ataupun adaptasi terhadap lingkungan baru. Anak yang termasuk tipe ini biasanya mudah menghadapi pengalaman baru ataupun rutinitas baru. Oleh sebab itu, mungkin orang tua juga pernah melihat anak yang mudah digendong atau dekat dengan orang baru ya… Nah, kemungkinan besar, anak tersebut masuk dalam kategori ini.

  • The Difficult Child

Merupakan kebalikan dari tipe sebelumnya. Jika sebelumnya anak mudah menghadapi situasi baru, maka anak dengan kategori ini cenderung merespon secara negatif, dan seringkali menangis jika dihadapkan pada rutinitas yang baru. Anak akan membutuhkan waktu lebih panjang untuk menghadapi situasi baru baginya.

  • The Slow to Warm up Child

Yaitu anak yang cenderung menolak atau sedikit lebih lambat untuk menghadapi situasi yang baru. Akibatnya, anak seringkali memiliki tingkat aktivitas yang cenderung lambat dan menunjukkan emosi yang negatif. Anak dengan tipe ini tidak suka dipaksa melakukan sesuatu karena anak cenderung pemalu atau sensitif.

Sekitar 40% anak termasuk dalam kategori The Easy Child, 10 % termasuk kategori Difficult Child, 5-15% termasuk dalam kategori Slow to Warm up Child, dan sekitar 40% anak merupakan kombinasi lebih dari satu kategori.

Dari cerita tentang Ananda, sepertinya ia termasuk difficult child atau kombinasi dengan slow to warm up child ya Bu… Namun dengan fakta yang sudah saya sebutkan sebelumnya, sesungguhnya Ibu tidak sendirian. Ada banyak orang tua lain di luar sana yang mengalami masalah serupa dengan Ibu…

Sebelum kita masuk membahas masalah cara mengatasi temperamen anak, kondisi kelahiran anak yang prematur tidak ada hubungannya dengan temperamen ini ya Bu. Kondisi prematur biasanya lebih berdampak pada perkembangan anak, di mana anak diharapkan mampu mengejar perkembangan anak dalam rentang usia koreksi (sekitar 2 tahun pertama). Perkembangan ini mencakup berbagai aspek mulai dari aspek motorik kasar-halus, perkembangan kognitif, atau pun perkembangan sosial-emosional anak. Diharapkan pada usia 2 tahun anak telah mampu mengejar perkembangan anak lain yang lahir normal dengan usia yang sama, yakni 2 tahun.

Nah sekarang kita masuk ke cara penanganan yang mungkin dilakukan ya Bu…

Pada usia 0-1, anak berada pada tahapan trust vs mistrust, di mana anak mulai mengembangkan sisi emosional dengan lingkungan yang dinilai aman, nyaman, sehingga mampu mendukungnya tumbuh dan berani menghadapi situasi yang ada di sekitarnya. Kepercayaan anak pada lingkungannya dapat diperoleh dengan kedekatan dari orang tua, sebagai orang terdekat anak, melalui gerak gerik, tindakan, nada suara dan pilihan kata yang digunakan saat berinteraksi dengan anak.

Pada usia 1-2 tahun, anak mulai mempelajari dunia yang ada di sekitarnya. Tahapan ini dinamakan autonomy vs shame and doubt, yaitu tahapan dimana anak mengumpulkan keberanian untuk mengeksplorasi lingkungannya. Untuk itu, orang tua perlu memastikan lingkungan yang ada di sekitar anak aman dan mampu memfasilitasi kecenderungan anak mengendalikan dunia yang baru dikenalnya.

Menimbang kedua tahapan ini, orang tua dapat menumbuhkan rasa aman pada anak, terutama ketika berada dengan orang yang ditemui dalam kesehariannya. Pada situasi ini, orang lain perlu dilibatkan sehingga anak lebih terbiasa dengan keterlibatan orang lain, yang mungkin belum dikenalnya sebelumnya. Anak perlu terbiasa dengan keberadaan orang ini sebelum dapat menerima orang yang baru ini dalam kesehariannya. Pendampingan dari sosok yang penting bagi anak saat mengenalkan anak dan membuat anak merasa nyaman dengan situasi yang baru ini menjadi kunci keberhasilan untuk melibatkan orang maupun situasi yang baru.

Selain keberadaaan orang yang familiar dengan anak, keterlibatan benda atau aktivitas yang disukai anak juga dapat menumbuhkan rasa aman pada anak sehingga anak lebih terbuka menghadapi perubahannya. Tentunya perubahan yang dirasakan anak perlu dilakukan secara bertahap sebelum anak sepenuhnya terbiasa dengan rutinitas yang baru baginya. Pengenalan berbagai aktivitas yang dapat dilakukan di rumah kakek-nenek bersama dengan orang tua, misalnya, dapat menjadi pengantar agar anak terbiasa dengan situasi di rumah kakek- neneknya.

Pengantar juga dapat diberikan pada anak, misalnya dengan membacakan buku bergambar pada anak sebelum tidur. Rutinitas membaca bersama juga dapat meningkatkan kualitas kelekatan anak dengan orang tua, sekaligus memberitahukan anak tentang rutinitas yang baru dan cara mengatasinya. Misalnya anak dapat dibacakan cerita tentang bagaimana ketika seorang anak harus ditinggal orang tuanya bekerja dan sementara tinggal dengan kakek neneknya. Aktivitas apa yang dapat dilakukan anak selama berada bersama kakek-nenek hingga bagaimana orang tua menjemput kembali anak untuk pulang ke rumahnya. Pemilihan tokoh dan situasi yang semakin mirip dengan situasi anak akan mempermudah anak mengasosiasikan tokoh dalam cerita tersebut dengan dirinya.

Semoga  saran yang saya berikan dapat membantu menjawab kebingungan Ibu dengan situasi yang ada saat ini. Selamat berjuang untuk selalu menjadi sosok orang tua terbaik bagi Ananda…

Salam,

Sonia Utari Alatan, M.Psi.,

Baca Juga:

  1. Mengenal Tipe Temperamen Anak
  2. Yuk, Cocokan Pola Asuh dengan Temperamen Anak
Bagaimana Menurut Anda?
+1
0
+1
0
+1
0

Tag:

Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket