Ancaman dari anak memang sering dianggap angin lalu oleh orangtua. Tetapi tidak semua ancaman anak tidak serius ya, Parents. Bisa jadi ancaman dari anak membahayakan si anak sendiri dan orang lain. Ancaman-ancaman seperti apa yang seharusnya Parents perhatikan?
American Academy of Child & Adolescent Psychiatry (AACAP) menyatakan bahwa tiap tahun terjadi kasus bunuh diri yang dilakukan oleh anak. Tragisnya, kejadian itu terjadi setelah anak mengancam.
Bagaimana hal ini bisa terjadi? Dan kenapa orangtua acapkali luput menanggapi ancaman anak secara serius?
Ancaman Seperti Apa yang Harus Ditanggapi Serius?
Terkadang ancaman yang datang dari anak memang serius. Artinya si anak memang bersungguh sungguh ingin melakukan tindakan tersebut. Hal ini berarti Parents harus menanggapinya dengan serius juga. Ancaman seperti apa yang perlu perhatian dan tindakan serius dari orangtua ?
- Ancaman ingin menyakiti diri sendiri atau membunuh seseorang
- Ancaman ingin menyakiti bahkan bunuh diri
- Ancaman ingin kabur dari rumah
- Ancaman ingin merusak atau menghancurkan barang-barang (properti)
Para ahli kejiwaan meyakini bahwa cukup sulit memprediksi kondisi kejiwaan seorang anak. Tapi satu cara yang bisa digunakan sebagai dasar untuk mendeteksi seorang anak memiliki gangguan kejiwaan adalah dengan melihat masa lalunya.
Misalnya di masa lalu seorang anak pernah mengalami hal-hal seperti:
- Perilaku kasar atau agresif di masa lalu termasuk di dalamnya amarah yang tak terkendali.
- Si anak pernah menyimpan atau membawa senjata tajam / barang lain yang bisa digunakan sebagai senjata ke sekolah.
- Pernah mengancam melakukan bunuh diri sebelumnya.
- Riwayat keluarga yang merupakan pelaku kekerasan.
- Terlibat kelompok-kelompok negatif seperti geng motor.
Jika seorang anak melakukan ancaman yang membahayakan dirinya sendiri dan orang lain. Sebagai orang tua seharusnya tidak mengabaikan ancaman ini. Apa yang harus dilakukan orang tua saat menghadapi situasi ini?
1. Hindari Marah
Saat anak mengancam, orangtua akan sangat mudah terpancing untuk marah atau membentak anak. Tetapi, kemarahan orangtua tidak akan membuat ancaman anak mereda, kemungkinan besar malah akan semakin memicu amarah, rasa frustasi dan menyakiti hati anak.
Yang terbaik adalah berusaha tetap tenang, dan selanjutnya ajak anak bicara.
2. Ajak Anak Bicara
Orang tua, guru dan orang dewasa lain dari keluarga harus lebih memperhatikan anak dengan mengajaknya berbicara. Tanyakan padanya apa yang sebenarnya mengganggu dirinya. Kita tidak akan pernah tahu permasalahan anak sebelum anak bercerita secara terbuka.
3. Hubungi Ahli
Jika anak menolak bicara secara terbuka. Bahkan mulai bersikap lebih agresif, merespon dengan membela diri dan mulai merencanakan kekerasan. Ini saatnya Parents menghubungi ahli kesehatan mental atau jiwa.
Berkonsultasi atau meminta bantuan pada ahli kejiwaan bukanlah hal yang memalukan ya Parents. Justru dengan berkonsultasi dengan ahli, Parents akan mendapat solusi terkait mental anak, sehingga anak terhindar dari tindak kekerasan yang membahayakan dirinya maupun orang lain.
Mengancam memang perilaku yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Banyak dari anak yang suka mengancam agar sekedar dibelikan sesuatu. Tapi akan membahayakan jika ancaman yang diucapkan berunsur kekerasan baik pada diri sendiri atau orang lain.
Perhatian dari orangtua dan keluarga memang sangat dibutuhkan oleh anak.
Untuk mempelajari penyebab bagaimana anak bisa sering mengancam dan tahap awal apa yang bisa dilakukan orangtua, baca artikel kami “Masih Anak-anak Sudah Bisa Mengancam?”
Baca Juga:
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini