Pernahkah Anda merasa ketakutan atau cemas saat tidak terupdate informasi terbaru yang sedang terjadi di luar sana? Atau, terus saja memeriksa sosial media berkali-kali dan merasa harus tahu apa yang dilakukan orang lain di masa-masa tertentu?
Jika Anda sedang merasakan kondisi ini, mungkin saja Anda sedang mengalami kondisi FOMO.
Apa itu FOMO?
FOMO merupakan singkatan dari Fear of Missing Out – sebutan bagi seseorang yang merasa takut akan kehilangan sesuatu. Kata Fomo sendiri mulai dimasukkan dalam kamus Oxford di tahun 2013 yang kemudian diartikan sebagai “kecemasan bahwa peristiwa menarik mungkin sedang terjadi di tempat lain, seringkali dipicu oleh postingan yang terlihat di media sosial. “
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Pew Survey tahun 2016 memperoleh fakta bahwa ¾ orang tua yang sedang online menggunakan facebook, dimana 61% diantaranya log in berkali-kali dalam 1 hari. Kita mungkin saja sudah kecanduan untuk “mengetahui sesuatu” atau dengan kata lain “tidak ingin tertinggal dari orang lain”.
Banyak dari kita memeriksa sosmed hanya untuk melihat gaya berbusana teman yang baru saja melahirkan — untuk kemudian merasa buruk setelah tahu bahwa teman kita sudah bisa mengenakan celana jins tanpa lipatan lemak di paha. Atau mengetahui bahwa sahabat kita akhirnya membeli rumah impian di perkotaan yang sebenarnya juga impian kita. Atau, mengetahui bahwa anak teman terdekat kita sudah mulai bisa berjalan sedangkan anak kita sendiri baru bisa merangkak di usia yang sama?
Pada akhirnya, setelah menghabiskan banyak waktu scrolling sosmed, kita menghela napas dan merasa kelelahan secara fisik serta mental. Merasa bahwa banyak hal lebih baik yang terjadi di luar sana dan bahwa kita sudah banyak kehilangan setelah menikah dan memiliki anak. Lebih jauh lagi, kita mulai depresi dan melampiaskan semuanya pada anak-anak.
Jadi, apakah sosial media itu buruk untuk orang tua seperti kita?
Menurut psikolog sosial media sekaligus kontributor Psychology Today, Dr. Pamela Rutledge, membandingkan sesuatu di sosmed dapat berfungsi secara positif atau negatif bagi orang tua. Bagaimana orang tua menyaring informasi ke dalam kehidupan mereka memainkan peran penting dalam menentukan dampak sosial media terhadap pola asuh sebagai orang tua.
Dr.Rutledge menambahkan bahwa sosial media dapat memberikan tekanan ketika orang ingin memastikan anak-anak mereka memiliki ‘semua keuntungan’. Hal ini menjelaskan pada kita semua mengapa orang tua menjadi sangat peka terhadap apa yang dilakukan orang lain untuk memastikan anak-anak mereka “tidak ketinggalan”. Dan jika ini terjadi, maka orang tua tersebut sedang mengalami FOMO Parenting.
Bagaimana Mengatasi FOMO Parenting?
1. Akui sedang Mengalami Fomo
Menurut Anxiety and Depression Association of America, hal pertama yang harus dilakukan untuk mengatasi fomo parenting adalah dengan mengakui FOMO Anda. Perhatikan bagaimana Anda menghabiskan waktu dalam 1 hari. Jika scrolling yang Anda lakukan di sosmed mulai menggerogoti produktivitas Anda, mungkin inilah saatnya untuk mengatakan, “Saya punya masalah.”
2. Belajar Selalu Ada untuk Anak
Alih-alih merasa khawatir kehilangan banyak hal dibandingkan orang di luar sana, mulailah belajar untuk selalu ada di samping anak. Ingat, jika Anda merasa kehilangan sesuatu hanya dengan melihat update di sosmed, bagaimana dengan anak Anda? Bukankah mereka juga kehilangan waktu berkualitas dengan orang tuanya sendiri — karena orang tua mereka sibuk mengkhawatirkan banyak hal dengan berlama-lama bermain sosmed? Coba pikirkan hal ini kembali.
3. Diet Sosial Media
Diet sosmed bisa menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi fomo parenting yang sedang anda alami. Langkah awal, log out akun dari semua sosmed yang Anda miliki. Jika hal ini terlalu ekstrim bagi Anda yang baru saja memulai, atur notifikasi di sosmed. Matikan notifikasi postingan akun lain yang membuat Anda depresi.
4. Gunakan Akal Sehat Anda
Langkah lain yang bisa Anda gunakan untuk mengatasi fomo parenting adalah dengan menggunakan akal sehat. Bahwa, postingan orang lain yang terlihat bahagia mungkin saja tidak sesuai dengan kenyataan. Ingat, kita pun tidak tahu apa yang sebenarnya dialami orang lain di balik postingan-postingan yang muncul di sosmed.
5. Berpikir Sebelum Posting
jika Anda ingin mengatasi fomo parenting, sebaiknya mulai berpikir sebelum posting di sosial media. Misalnya saja, saat anak sudah bisa berjalan dan Anda ingin memposting hal tersebut di sosmed — ingat, mungkin saja ada orang tua lain di luar sana yang sedang berkutat dengan disabilitas putra putrinya. Hal ini akan membuat mereka merasa sedih.
6. Bersyukur
Hal terakhir yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi fomo parenting adalah dengan bersyukur atas semua hal yang sudah Anda miliki. Kesehatan anak, hingga tahap perkembangan anak yang sesuai dengan harapan Anda.
Fomo Parenting bisa dialami siapa saja, bahkan mungkin tanpa Anda sadari. Satu hal yang perlu dipahami oleh kita semua sebagai orang tua adalah selalu menyaring informasi yang diperoleh dari sosial media. Sebaiknya hindari langsung memproses informasi yang diperoleh dari sosial media untuk kemudian diterapkan sebagai pola asuh Anda sebagai orang tua tanpa menyesuaikan dengan kondisi anak-anak Anda.
Baca Juga:
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini