Tulisan Tangan Anak Jelek? Waspada Disgrafia!

Belajar menulis adalah salah satu hal yang selalu diperhatikan orang tua dari anak-anak mereka di awal masa sekolah. Orang tua tak segan mengomentari bentuk tulisan anak-anak seperti — “Nulisnya kok nggak dikasih jarak?”, “Ini huruf N dan W nya terbalik”, “ Kok tulisannya keluar garis sih?” dan sebagainya, dan sebagainya.

Beberapa anak mungkin langsung paham dan mulai memperbaiki bentuk tulisan tangan mereka. Namun ada juga anak-anak yang terus mengulangi kesalahan sama berkali-kali tanpa ada perbaikan. Semakin jelek tulisan anak, semakin banyak omelan yang mereka terima. Dari orang tua di rumah atau mungkin dari guru di sekolah. 

Lalu, apa yang salah? Apakah cara orang tua melatih anak menulis? Ataukah anak mengalami disgrafia? 

Apa itu Disgrafia?

Disgrafia adalah gangguan belajar yang berpusat pada kemampuan menulis anak. Gangguan belajar ini ditengarai karena sarat yang mempengaruhi keterampilan motorik halus yang diperlukan untuk menulis. Bagi anak yang mengalami disgrafia, ia akan sangat kesulitan melakukan tugas sekolah yang berhubungan dengan menulis.

Apa Penyebab Disgrafia?

Para ahli belum mengetahui pasti penyebab dari disgrafia pada anak-anak. Namun pada orang dewasa, disgrafia sering disebabkan karena cedera otak yang dialami akibat peristiwa tertentu. Pada anak-anak, disgrafia sering dikaitkan dengan dengan ADHD dan disleksia. 

Apa Saja Tanda Anak Mengalami Disgrafia?

Salah satu tanda anak mengalami disgrafia adalah tulisan tangannya yang acak-acakan. Namun, tidak semua tulisan yang acak-acakan berarti tanda anak mengalami disgrafia. Beberapa tanda berikut ini mungkin juga dialami anak disgrafia:

• Sulit mengatur jarak di atas kertas atau sulit mengatur margin (tulisan keluar garis)
• Sering menghapus tulisan 
• Inkonsistensi dalam spasi huruf dan kata
• Kurang bisa mengeja, ada kata yang belum selesai atau huruf yang hilang di kata tertentu
• Ukuran huruf yang tidak konsisten
• Kesulitan memegang pensil atau alat tulis lainnya
• Sulit mempertahankan posisi lengan dan postur tubuh saat menulis 
• Menulis sangat lambat

Anak Disgrafia Tidak Bodoh!

Hanya karena mengalami kesulitan saat menulis tangan bukan berarti anak yang mengalami disgrafia itu bodoh. Sebaliknya, anak disgrafia sangat membutuhkan dukungan dan bantuan lebih banyak dari orang tua dan guru. 

Bagaimana Bentuk Dukungan Orang tua Serta Guru ?

Ada beberapa bentuk dukungan yang bisa diberikan untuk anak yang mengalami disgrafia. Beberapa dukungan diantaranya dari orang tua, pihak sekolah (khususnya guru), dan terapis. Bentuk dukungan tersebut diantaranya:

1. Dari Orang Tua

Orang tua bisa mendukung anak disgrafia dengan beberapa bantuan sederhana misalnya:

• Mendorong anak menggambar untuk meningkatkan kemampuan menulis tangan
• Membantu anak memahami ahli saat menjelaskan beberapa software yang bisa digunakan bagi anak disgrafia
• Membantu anak memegang pensil dengan benar, bisa dengan menggunakan pensil grip
• Hindari mengkritik tulisan anak dan puji usaha anak untuk menulis
• Ajarkan anak melepaskan stres sebelum menulis. Misalnya dengan mengkibas-kibaskan tangan secara bersamaan sebelum menulis, atau meremas-remas  bola karena untuk melatih kekuatan otot tangan.

2. Guru Sekolah

Guru di sekolah bisa mendukung anak dengan mengizinkan anak menggunakan software tertentu untuk membantunya menyelesaikan tugas di sekolah. Misalnya saja dengan menggunakan laptop (mengetik) alih-alih menulis tangan.

3. Terapis 

Terapis bisa membantu anak meningkatkan kemampuan motorik halusnya. Terapi fisik juga perlu dilakukan terapis untuk membantu anak yang mengalami disgrafia ini. 

Banyak anak berusaha sangat keras untuk menulis dengan tangan, khususnya bagi anak yang menderita disgrafia. Dukungan dari segala pihak seperti orang tua, guru dan terapis sangat diperlukan untuk kemajuan anak.

Baca Juga:

1. Nggak Bisa Matematika Artinya Diskalkulia?

2. Anak Disleksia Sukses? Bisa!

3. Anak Tidak Bisa Fokus = ADHD

Share with love