Efek Negatif Menyembunyikan Emosi

25 Januari 2023

Hampir setiap orang pernah menyembunyikan perasaan mereka.
Misalnya, saat ada makan malam dengan teman-teman pasangan Anda bercerita kepada orang lain tentang kejadian dalam rumah tangga, yang menurut Anda seharusnya tidak diceritakan. Anda kesal dan malu, tetapi Anda berpura-pura semuanya baik-baik saja sampai tiba di rumah. Anda tidak ingin berdebat di depan banyak orang dan menimbulkan konflik. Namun, kami sadar, emosi yang Anda rasakan dalam perjalanan pulang ke rumah, atau setidaknya saat menunggu waktu yang tepat untuk meluapkan emosi Anda, bisa menjadi beban tersendiri. Dan tidak mudah pula untuk menyembunyikan emosi itu. 

Mengapa Orang Menyembunyikan Perasaan?
Orang pada umumnya belajar untuk menekan emosi karena beberapa alasan utama:

  • Untuk Menghindari Menunjukkan ‘Kelemahan’
    Menunjukkan emosi dapat menempatkan seseorang di tempat yang rentan. Anda mungkin khawatir mengungkapkan emosi tertentu akan membuat orang lain menilai bahwa Anda tidak dapat mengelola perasaan Anda. Akibatnya, Anda menyembunyikan kesedihan, ketakutan, frustasi, dan emosi negatif lainnya. 
  • Untuk Menghindari Rasa Sakit

Seseorang yang Anda sayangi melakukan sesuatu yang menjengkelkan, maka Anda mungkin memilih untuk menyembunyikan emosi. Orang sering menyembunyikan emosi untuk melindungi hubungan mereka dengan orang lain. Ya, tindakan mereka mengganggu Anda. Tetapi jika Anda langsung mengungkapkan apa yang Anda rasakan, ini bisa memicu konflik yang lebih menyakitkan. Jadi, Anda memilih untuk menghindari “rasa sakit” sepenuhnya. Keinginan untuk menghindari rasa sakit ini sering kali berasal dari kurangnya kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain.
Jika di masa lalu, ada orang yang pernah memanipulasi perasaan Anda, ini dapat berakibat Anda takut mempercayai orang baru. Anda mungkin juga kurang percaya pada kemampuan diri sendiri untuk menangani konflik dengan cara yang positif.

  • Kurang Percaya Diri
    Ketika seseorang dibesarkan dengan pola asuh dimana pendapat dan perasaannya dianggap tidak penting, kemungkinan besar ia akan belajar menyembunyikan perasaannya sejak usia dini.
    Ini kerap terjadi ketika orang tua menilai atau mengkritiknya karena ia menunjukkan emosi atau perasaan, yang tak terbatas pada emosi negatif, namun juga emosi positif. Pada akhirnya, ia mungkin tidak lagi merasa aman untuk mengungkapkan pendapat dan perasaan dan memilih menyembunyikannya untuk mencegah kritik lebih lanjut.

    Namun, selain dibesarkan dengan pola asuh yang terus-terusan mengkritik saat ia menunjukkan perasaan, dibesarkan oleh pengasuh yang menutupi emosinya sendiri juga dapat memperkuat gagasan bahwa ia harus melakukan hal yang sama.

Bagaimana Membunyikan Emosi dapat Mempengaruhi Hidup Anda?
Menyamarkan emosi dapat memiliki efek yang cukup signifikan pada kesehatan fisik dan emosional. Bagaimana dampaknya ?

      • Komunikasi Terputus

Dengan menyembunyikan emosi Anda, Anda mencegah komunikasi yang jelas dengan orang-orang dalam hidup Anda. Kurangnya komunikasi ini membuat sulit untuk mengenali maupun menangani konflik.

Jika satu masalah tidak Anda dapat terselesaikan, maka masalah itu mungkin akan terus terjadi. Anda mungkin akhirnya menjadi marah dan kesal, dan perasaan ini bisa memicu konflik yang ingin Anda hindari. Anda juga bisa mulai menghindari orang yang memprovokasi emosi tertentu, mungkin kehilangan hubungan yang Anda hargai.

Memendam emosi bisa menjadi kebiasaan sehingga tanpa disadari, Anda mungkin juga menyadari mulai kehilangan kontak dengan perasaan Anda sendiri.

      • Penumpukan Emosi

Berpura-pura tidak merasakan emosi bisa saja dilakukan, tetapi itu tidak membuatnya hilang. Yang terjadi, malah bisa sebaliknya, emosi tersebut akan semakin kuat. 

Contoh umumnya adalah kemarahan. Banyak yang percaya bahwa lebih baik meredam amarah daripada mengungkapkannya.

Tetapi terus-terusan menahan amarah berbeda dengan mengatasinya, yang terjadi adalah, kemarahan terus menumpuk. Akhirnya, ketika Anda tidak bisa menahannya lebih lama lagi, ia meledak – dan bisa saja ledakannya bukan selalu pada orang yang membuat Anda marah.

      • Menghancurkan Hubungan.

Anda bisa bilang , “Saya baik-baik saja” atau “ Nggak apa-apa , kok. “, namun seseorang yang mengenal Anda dengan baik, akan tahu bahwa Anda menyembunyikan emosi. 

Hal ini dapat membingungkan dan membuat frustasi. Jika mereka tahu Anda menutupi yang sebenarnya, mereka mungkin merasa sakit hati karena berarti Anda tidak percaya kepadanya.

Jika ini terjadi dalam sebuah hubungan seperti pernikahan atau pacaran, maka pasangan bisa mengira bahwa Anda berubah, atau menganggap Anda kerap berpura-pura. Akhirnya, mereka bisa mulai mempertanyakan kekuatan hubungan itu. Dan akhirnya, secara tidak langsung ini akan menghancurkan hubungan Anda. 

      • Kematian Dini

Penelitian dari studi selama 12 tahun, Trusted Source yang diterbitkan pada 2013 menunjukkan adanya hubungan antara penekanan emosi dan risiko kematian dini.

Salah satu penjelasannya adalah ; emosi yang ditekan terus-terusan  bisa menambah stres yang Anda alami. Stres yang tidak teratasi berpengaruh kepada kesehatan fisik, yang dapat menyebabkan :

      • masalah tidur
      • tekanan darah tinggi
      • diabetes
      • masalah jantung

JIka tidak segera ditangani dengan serius, masalah-masalah kesehatan ini akan memburuk dan berakibat pada kematian dini. 

Tanpa sadar kita mungkin sering menyembunyikan emosi dengan berbagai alasan. Namun, apapun alasannya menyembunyikan emosi membawa serangkaian efek buruk bagi kesehatan mental kita. Untuk itu, alih-alih menyembunyikan emosi akan lebih baik mengatasi emosi dengan cara yang lebih sehat. 

 

Baca Juga:

Bagaimana Menurut Anda?
+1
15
+1
4
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket