Apakah Anakku Kleptomania? Bagaimana Menghadapinya?

Orang tua mana yang tidak bangga mendengar prestasi anak di sekolah? Mulai dari juara pertama lomba Matematika hingga selalu mendapat juara kelas tiap penerimaan rapor akhir semester. Tapi, bagaimana jika anak yang dibangga-banggakan ini ternyata punya perilaku klepto?

Ya, kleptomania ternyata bisa dialami oleh siapa saja, mulai dari orang dewasa, remaja, hingga anak-anak. Sayangnya banyak orang tua yang sama sekali tidak menyadari perilaku negatif ini. Hal ini karena kleptomania tergolong gangguan kendali impulsif, dimana saat seorang anak menderita kleptomania, maka Ia tidak dapat menahan diri untuk “mencuri”.

Menurut Prof. Ajibola Falaye, seorang Psikolog di Departemen Bimbingan dan Konseling, Fakultas Pendidikan Universitas Ibadan, Nigeria; Kleptomania diklasifikasikan sebagai gangguan kendali impulsif atau kontrol impuls yang sering dipicu oleh perasaan tidak dihargai atau tidak bahagia.

Prof. Falaye menambahkan bahwa Kleptomania pada anak-anak adalah hal yang sulit dideteksi karena anak-anak cenderung ingin memiliki segala sesuatu “lebih dari cukup”.

Orang tua dari anak yang punya kleptomania, hampir-hampir tidak menyadari bahwa anaknya sering mengutil atau mencuri, karena barang-barang yang diambil si anak tersebut sebenarnya barang-barang yang sanggup dibeli dari uang sakunya sendiri.

Seperti barang yang bernilai murah, yaitu pensil, snack, penjepit rambut, atau barang lain yang sebenarnya mampu dibeli oleh anak sendiri.

Nah, jika memang sanggup dibeli sendiri, lalu mengapa anak sampai mencuri barang tersebut?

Pertanyaan inilah yang sering membingungkan orang tua. Sayangnya, sampai sekarang belum ada alasan pasti penyebab kleptomania itu sendiri.

Para ahli menduga bahwa perilaku impulsif ini muncul akibat adanya gangguan zat kimia di otak, seperti:

  • Penurunan kadar hormon serotonin yang berfungsi untuk mengatur emosi.
  • Sistem opioid otak yang tidak seimbang sehingga mengakibatkan keinginan mencuri tidak terbendung lagi.
  • Adanya pelepasan dopamin, sehingga anak yang menderita kleptomania merasa senang atas perbuatannya dan cenderung ketagihan.

Apa Saja Tanda Anak yang Bertendensi Kleptomania?

Untuk mengetahui apakah anak bertendensi kleptomania, maka diperlukan observasi lebih lanjut. Observasi awal bisa dilakukan dengan memperhatikan beberapa ciri atau tanda yang sering muncul pada perilaku anak, misalnya:

  • Tidak Kuasa Menolak Dorongan untuk Mencuri

Gejala yang paling sering timbul pada anak yang bertendesi kleptomania adalah anak tidak mampu menolak dorongan untuk mencuri. Meskipun barang yang dicuri atau diambil anak adalah barang yang tidak bernilai tinggi.

Misalnya saat Anda membawa anak ke toserba untuk berbelanja, alih-alih memasukkan permen ke keranjang belanjaan Anda, anak justru memasukkan permen tersebut ke dalam saku celananya. Kejadian ini pun terus terjadi berulang.

  • Muncul Perasaan Campur Aduk

Anak yang menderita kleptomania sebenarnya merasakan perasaan yang campur aduk ketika melakukan aksinya. Anak kleptomania akan merasa cemas, tegang saat melakukan pencurian, namun perasaan ini berubah menjadi perasaan senang, puas setelah berhasil melakukan pencurian tersebut.

Setelah merasa puas, anak yang menderita kleptomania merasakan gejala lain yaitu perasaan bersalah, menyesal, takut tertangkap dan perasaan malu. Meskipun semua perasaan ini selalu saja dirasakan, nyatanya anak yang menderita kleptomania terus mengulangi aksinya.

  • Sering Melakukan Aksi Secara Spontan dan Sendirian

Anak yang menderita kleptomania sering melakukan aksinya secara spontan dan seorang diri. Hal ini tentu berbeda dengan pencuri kriminal yang melakukan pencurian secara berkelompok dan terencana. Barang-barang yang dicuri oleh anak yang menderita kleptomania pun jarang digunakan sendiri. Biasanya barang tersebut hanya dibuang, disimpan, atau diberikan pada orang lain.

  • Pencurian Dilakukan Secara Sadar

Anak yang punya kecenderungan kleptomania melakukan aksinya bukan karena berhalusinasi, kemarahan atau karena rasa dendam.

Bagaimana Sikap Orang Tua Menghadapi Anak Kleptomania?

Orang tua mana yang tidak merasa hancur ketika mengetahui anaknya sering mencuri, terlebih jika perilakunya ini karena anak menderita kleptomania. Meskipun Anda merasa sedih, namun Anda harus tetap bijak dan berpikir jernih menghadapi gangguan perilaku ini. Beberapa sikap yang bisa Anda ambil untuk menghadapi anak kleptomania adalah sebagai berikut:

👪 Jangan Memarahi, Tapi Beri Pengertian

Respon pertama dari orang tua yang mungkin muncul saat mengetahui anak mencuri / mengutil adalah memarahinya. Dengan memarahi anak bukan berarti perilaku kleptomania anak ini akan hilang.

Untuk itu, sebaiknya gunakan sikap positif seperti memberi anak pengertian bahwa apa yang dilakukannya adalah salah. Katakan pada anak bahwa “mencuri”, apapun jenis barang yang dicuri itu tetap saja perbuatan yang tercela.

Anda juga bisa memberi anak pengertian dengan cara tanyakan pada anak apa yang dirasakan olehnya jika barang-barangnya dicuri atau diambil oleh orang lain. Tanyakan pada anak, apakah Ia merasa sedih atau merasakan hal lainnya?

Setelah Anda memberi anak penjelasan dan pengertian bahwa tindakannya itu salah, maka temani anak mengembalikan barang-barang yang dicurinya. Jika beberapa barang tersebut adalah milik teman, maka Anda bisa meminta anak untuk mengembalikannya dan meminta maaf pada teman. Lalu, jika barang yang dicuri anak berasal dari toko, maka temani anak untuk mengembalikannya sekaligus meminta maaf pada pemilik atas perilakunya tersebut.

Akan tetapi, jika barang yang dicuri anak sudah rusak, atau habis (berupa makanan), maka minta anak untuk mengganti barang tersebut dengan membelinya (jika dari toko) atau membelikan yang baru (jika dari teman).

Cara seperti ini mengajarkan pada anak bahwa Ia harus bertanggung jawab pada perbuatan yang telah dilakukannya. Khususnya pada perbuatan yang telah merugikan orang lain. Tak hanya itu, dengan mengajarkan anak untuk mengembalikan  barang, meminta maaf, bahkan mengganti barang yang rusak atau habis, maka secara tidak langsung Anda telah memberi efek jera pada anak, tanpa memarahinya.

👪 Beri Perhatian Lebih Pada Anak

Tidak ada anak yang memilih menjadi kleptomania, namun jika hal ini terjadi pada anak maka banyak sekali dampak yang bisa ditimbulkan.

Semisal teman-teman anak mungkin saja tahu gangguan perilaku anak ini, sehingga banyak dari teman-teman anak yang mengejek, membully, bahkan menjauhi anak Anda.

Mengetahui hal ini anak tentu akan merasa tertekan sehingga perlu perhatian lebih dari orang tua. Usahakan untuk sering berada di dekatnya. Bangun kembali rasa percaya dirinya dan kurangi perasaan cemas yang dirasakan anak karena dijauhi teman-temannya.

👪 Buat Anak Sibuk Melakukan Kegiatan Lain

Memberi anak kesibukan lain di sela-sela aktivitas belajarnya tentu bisa membuat anak lupa atau sedikit menghindarkan anak dari perilaku kleptomania. Beberapa alternatif kegiatan yang bisa menyibukan anak misalnya mengajak anak berolahraga seperti berenang, bermain trampolin dan jenis olahraga lain yang bisa membuat suasana hatinya gembira.

Anda juga bisa mengajak anak melakukan kegiatan lain seperti berkebun, membersihkan rumah, membuat hasil karya seni lukis dan lain sebagainya. Dengan begitu, waktu luang yang dimiliki anak bisa dimanfaatkan untuk kegiatan positif selain kegiatan yang memicu perilaku kleptomania.

👪 Lakukan Konsultasi dengan Ahli

Kebanyakan kasus kleptomania pada anak memang sulit jika ditangani sendiri. Anda tentu butuh waktu untuk berkonsultasi pada ahli seperti psikolog anak untuk mengatasi gangguan perilaku ini.

Diskusikan mengenai cara penanganan yang tepat untuk mengatasi perilaku anak ini. Sebaiknya jangan malu dan menunggu sampai perilaku anak ini menjadi lebih buruk ya, Parents.

Kleptomania bisa diderita oleh siapa saja termasuk oleh anak-anak Anda. Tanda yang ditimbulkannya pun tidak mudah untuk diketahui oleh orang tua.

Untuk itu, penting bagi orang tua selalu mengamati setiap perubahan perilaku anak, termasuk memeriksa barang bawaan anak setiap pulang sekolah. Anda mungkin perlu curiga jika anak mulai membawa benda-benda baru di dalam tas sekolah atau saku pakaian secara berulang-ulang.

Artikel lain:

  1. Anakku Kok Berubah Ya? Kenali Tanda Anak Terlibat Geng
  2. Apa yang Salah: Kenapa Anakku Menolak Sekolah?
Bagaimana Menurut Anda?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket