Cara Perbaiki Tipe Komunikasi Negatif Pasangan

Setelah memahami tipe komunikasi negatif pasangan yang terdiri dari criticism, contempt, defensiveness, dan stonewalling, lalu bagaimana caranya mengubah tipe komunikatif negatif menjadi komunikasi positif? Beberapa langkah berikut ini bisa menjadi referensi untuk Anda

1. Mengubah Tipe Komunikasi Kritik (Criticism)

Jika bentuk komunikasi Anda dan pasangan berupa kritik, maka cara untuk mengubahnya ke bentuk komunikasi positif adalah dengan mengungkapkan kebutuhan Anda berdua dengan cara positif atau dengan kata lain dengan menggunakan permulaan yang lembut (gentle start-up). Biasanya pasangan mulai mengkritik karena hal-hal sepele seperti cucian yang tidak bersih atau pakaian kotor yang tergeletak tidak pada tempatnya, maka alih-alih mengatakan :

“Katanya mencuci piring, tapi kok masih berminyak gini piringnya!?”

Anda bisa mencoba :  

“Yah/Mah, sepertinya piring yang dicuci tadi masih berminyak, aku minta tolong dong dicuci lagi, please.”

Pada dasarnya, cara mengubah kritik menjadi komunikasi yang lebih positif adalah dengan mengeluh tanpa menyalahkan — yang merupakan inti dari permulaan yang lembut dari mengkritik. Bicarakan perasaan Anda dengan menggunakan pernyataan “Saya” dan ungkapan kebutuhan positif. Hindari, mengungkapkan penilaian negatif yang membuat pasangan Anda merasa diserang. 

Contoh kritikan lainnya : “Ayo dong, udah telat nih, lama banget sih dandannya!”

Contoh komunikasi positif : “Kita sudah terlambat nih, padahal pertemuan ini sangat penting bagiku.”

Dilain kesempatan saat Anda merasa tertekan dengan pasangan dan ingin mengkritiknya, pikirkan hal di bawah ini:

  • Emosi apa yang sebenarnya aku rasakan?
  • Apa yang aku perlukan dari pasanganku?

2. Mengubah Tipe Komunikasi Penghinaan (Contempt) 

Cara mengubah komunikasi negatif penghinaan (contempt) adalah dengan membangun budaya menghormati dan menghargai pasangan. Tentunya ada banyak cara untuk memulainya, dan yang paling mudah adalah dari hal-hal kecil yang terjadi sehari-hari. 

Misalnya, alih-alih menghina pasangan dengan :

“Kamu pasti lupa mencuci piring kan? Kebiasaan deh dari dulu kemalasanmu gak pernah berubah!”

Maka, komunikasikan dengan cara :

“Aku tahu kamu sibuk, tapi bisakah kamu mengingat untuk mencuci piring saat aku terlambat pulang kerja? Aku akan sangat menghargainya.” 

Contoh di atas menunjukkan bahwa pasangan berusaha memahami kondisi yang terjadi bahwa piring yang tidak dicuci bukan karena rasa malas pasangan lainnya, namun karena hal lain, yaitu kesibukan. 

Dengan terus berusaha menghargai dan menghormati pasangan Anda telah menciptakan perspektif positif dalam hubungan komunikasi negatif Anda dengan pasangan. Sebab, semakin positif perasaan Anda semakin kecil kemungkinan Anda mengekspresikan penghinaan. 

mengubah pola komunikasi negatif pasangan menjadi positif

3. Mengubah Tipe Komunikasi Pertahanan Diri (Defensiveness)

Tipe komunikasi defensiveness atau mempertahankan diri adalah cara untuk menyalahkan pasangan Anda. Jika ini merupakan tipe komunikasi Anda dengan pasangan maka salah satu dari Anda sering mengatakan “ini salahmu, dan bukan salahku!”. Akibatnya, masalah tidak akan pernah terselesaikan dan konflik semakin meningkat. Penawar dari tipe komunikasi ini adalah dengan menerima tanggung jawab, meskipun hanya sebagian dari konflik. 

Contoh Defensiveness : “Ini bukan salahku! Kita terlambat karena kamu dandan terlalu lama!”

Contoh komunikasi positif : “Aku tidak suka terlambat saat meeting pagi, tapi kamu ada benarnya juga sih, kadang kita perlu sedikit fleksibel.”

Dengan mengambil sedikit tanggung jawab dari konflik, maka Anda bisa mencegah konflik terjadi untuk kemudian melakukan kompromi dengan pasangan. 

4. Mengubah Tipe Diam Membisu (Stonewalling)

Apakah ANda sering memilih untuk diam membisu saat berkonflik dengan pasangan? Jika benar, maka tipe komunikasi Anda adalah Stonewalling. Untuk mengubah tipe komunikasi ini ke arah positif maka tenangkan diri Anda terlebih dahulu atau self-soothing.  Alih-alih hanya terdiam saat pasangan mulai menekan Anda, mungkin dengan kritikan atau penghinaan maka Anda bisa mengatakan :

“Sayang, maaf sepertinya aku butuh istirahat sebentar dan kita bicarakan masalah ini nanti 20 menit lagi.” 

Anda mungkin bertanya, mengapa harus 20 menit? Jawabannya adalah bahwa =butuh setidaknya 20 menit bagi tubuh untuk tenang secara fisiologis. Penting bagi Anda menghindari berpikir tentang kemarahan selama 20 menit ini. Gunakan waktu tersebut untuk melakukan sesuatu yang menenangkan dan alihkan perhatian Anda. misalnya dengan mendengarkan musik, membaca atau berolahraga. 

Sekarang Anda mengetahui bagaimana mengubah tipe komunikasi negatif menjadi komunikasi positif bukan? Maka, saatnya mencoba hal tersebut bersama dengan pasangan. 

Baca Juga :

  1.  Mantra Cinta Terampuh : Pahami Attachment Style Pasangan
  2.  Cinta itu Kata Kerja, Butuh Tindakan Nyata
Bagaimana Menurut Anda?
+1
7
+1
6
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket