Gaming Disorder: Penyakit Kecanduan Game

15 September 2021

Yang harus dikhawatirkan dari anak-anak kita adalah bahwa mereka telah mengenal teknologi, bahkan ketika usia mereka masih dini. Sejak bayi, anak-anak sudah bersentuhan dengan gawai. Orang tua mengunggah Instastory, mengambil foto, video, dan banyak aktivitas lainnya yang menggunakan gawai.  Memasuki usia 1 – 2 tahun, beberapa orang tua bahkan memberikan gawai pada anak supaya lebih tenang dan tidak rewel.

Meski tidak semuanya negatif, orang tua patut waspada akan hal ini. Di dalam internet, kita tidak bisa membatasi apa yang diakses anak-anak. Kontrol dari orang tua tetap dibutuhkan agar anak tidak kebablasan dalam mengakses gadget.

Satu kasus yang paling umum terjadi akibat penggunaan gadget yang terlalu dini adalah anak-anak mulai kecanduan game. Mereka lebih memilih bermain dengan gadgetnya daripada bermain dengan teman-temannya.

Hal tersebut tentu saja berdampak negatif bagi anak. Mereka tetap membutuhkan banyak aktivitas fisik agar perkembangannya maksimal. Jika anak-anak hanya duduk diam bermain gadget, tentu saja perkembangan fisiknya akan terganggu.

Berkaitan dengan hal tersebut, World Health Organisation (WHO) menetapkan kecanduan game sebagai sebuah penyakit. Kecanduan game atau game disorder masuk dalam International Statistical Classification of Disease (ICD) sebagai sebuah penyakit gangguan mental.

ICD sendiri merupakan daftar klasifikasi penyakit medis yang dikeluarkan oleh WHO lengkap dengan gejala, tanda, serta penyebabnya. ICD juga menjadi standar internasional untuk pelaporan kondisi kesehatan dan juga penyakit yang dijadikan acuan oleh semua praktisi kesehatan di dunia.

Dalam versi terbaru ICD yang dikeluarkan Juni 2018, game disorder adalah gangguan mental yang disebabkan oleh kebiasaan atau kecanduan. WHO mendefinisikan Gaming Disorder sebagai gangguan pola perilaku dalam bermain game, baik game secara online maupun offline.

Mengapa game dapat menyebabkan kecanduan?

Game dibuat dengan tujuan agar orang terhibur dan memainkannya terus-menerus. Para perancang game berlomba-lomba menjadikan game buatannya jadi yang paling menantang dan menarik. Game online misalnya, menyajikan fitur-fitur yang tidak hanya menarik secara visual tetapi juga berbagi fitur tambahan yang makin interaktif. Semakin banyak yang memainkan satu game online, semakin lama durasinya maka perusahaan pembuat game akan semakin diuntungkan. Jadi, kecanduan game online sering jadi hal yang kurang dihiraukan perusahaan pembuatnya.

Gaming Disorder juga mempunyai beberapa tanda. Anak atau orang dewasa disebut kecanduan game apabila tidak bisa mengendalikan keinginan untuk bermain game. Mereka selalu memprioritaskan game daripada kehidupan sehari-harinya. Hal ini jelas membawa dampak yang sangat negatif.

Sebuah penelitian tahun 2005 di Rumah Sakit Hammersmith di London memperoleh hasil yang cukup mengejutkan, bahwa tingkat dopamin di otak naik dua kali lipat saat bermain game. Pada otak, dopamine terlibat dalam proses berpikir, belajar, pergerakan, motivasi, kepuasan, dll. Sedangkan, beberapa jenis narkoba juga bekerja dengan menaikkan tingkat dopamin. Maka, ditengarai game bekerja serupa dengan narkoba dalam membuat kecanduan.

Dampak Negatif Kecanduan Game Online

1. Risiko Kesehatan

Sesuatu yang menyebabkan candu jelas tidak baik. Ketika seseorang telah kecanduan sesuatu, hasrat hidupnya hanya terfokus pada hal tersebut. Begitupun ketika anak kecanduan game online, satu-satunya perhatian yang penting bagi anak adalah bermain game.

Saat anak fokus bermain game, anak akan melupakan hal-hal lain, termasuk waktu makan, olahraga, dan istirahat. Padahal, layar komputer atau smartphone juga mengandung radiasi ultraviolet yang sangat tidak baik untuk kesehatan.

2. Terisolasi dari Lingkungan Sekitar

Manusia pada dasarnya tetaplah makhluk sosial. Mereka membutuhkan interaksi dengan manusia lainnya. Jika sedari kecil anak sudah sibuk dengan dunianya sendiri, ke depannya anak akan susah untuk mulai berinteraksi dengan sekitarnya..

Padahal, Interaksi sosial ini tidak bisa dipelajari dalam semalam. Anak harus belajar dari kecil untuk membentuk ketrampilan sosialnya, termasuk juga rasa empati, nilai moral juga tata krama. Kecanduan gadget menjadikan anak-anak kehilangan kepekaan sosial mereka.

3. Anak Menjadi Malas

Dampak negatif kecanduan game online selanjutnya adalah anak akan jadi pemalas. Mereka lebih senang duduk diam di depan laptop atau smartphone. Mereka tidak akan tertarik belajar hal lain. Jika hal ini terus menerus dibiarkan, anak yang malas akan berujung menjadi anak yang tidak punya pengetahuan apa-apa selain dunia gamenya. 

Masih ada banyak sekali dampak negatif dari kecanduan game. Mengingat banyaknya dampak negatif tersebut, wajar jika WHO menetapkan gaming disorder sebagai suatu penyakit mental.

Dengan ditetapkannya gaming disorder ke dalam daftar ICD, keluarga sebaiknya meningkatkan perhatian tentang hal tersebut. Anak-anak yang kecanduan game harus diberikan penanganan khusus, yang sebaiknya diberikan sejak awal terdeteksi.

alasan lain anak kecanduan game online karena adanya kebutuhan yang perlu dipenuhi dari orang tua

Apa yang harus diperhatikan saat anak bermain game?

Untuk mencegah anak dari kecanduan game ada beberapa hal yang harus dilakukan dan benar-benar diperhatikan oleh para orang tua.

1. Bermain game bersama anak

Jika orang tua bermain bersama, akan lebih mudah bagi orangtua untuk menentukan kapan anak harus behenti bermain dan kapan mereka boleh memulai lagi. Bila anda belum bisa memahami gamenya, minta anak untuk mengajarkannya kepada anda.

2. Perhatikan durasi  

Minta anak untuk memperhatikan sendiri berapa lama ia sudah bermain game, lalu berikan catatan waktu yang sudah ia gunakan untuk bermain selama seminggu kepadanya. Anak bisa jadi akan terkejut bahwa ia sudah menghabiskan sedemikian banyak waktunya untuk game. Jika dirasa sudah terlalu lama/berlebihan,minta ia untuk mengurangi waktu bermainnya secara bertahap.

3. Berikan alternatif aktivitas

Cobalah mengajak anak untuk melakukan aktivitas lainnya , seperti bersepeda keliling kompleks,berenang, memasak, atau aktivitas lainnya yang dapat membuat perhatian anak beralih dari game di gawainya. Atau jika memang ia sangat tertarik pada gawai, ajarkan ia untuk melakukan aktivitas lain yang masih menggunakan gawai, seperti mobile photography atau belajar membuat animasi dengan gadget. Aktivitas ini akan jauh lebih positif dan dapat menghindarkan anak dari kecanduan game.

Apa yang Sebenarnya Dibutuhkan oleh Anak?

Mengesampingkan masalah kecanduan game online, sebenarnya sebagai orang tua kita perlu menilik lebih dalam — bahwa anak membutuhkan lebih banyak hal yang mungkin tidak mereka temukan di dunia nyata sekitarnya. Sebuah studi bersama yang ditulis oleh mahasiswa pascasarjana Universitas Rochester, Andrew Przybylski dengan Schott Rigby, alumni program doktoral di universitas yang sama–menemukan fakta bahwa motivasi seseorang dalam bermain game online adalah adanya interaksi antar pemain game. Interaksi ini bahkan juga berlanjut saat para pemain tidak sedang online. Hubungan timbal balik di antara para pemain memberikan “kepuasan penting yang meningkatkan rasa kehadiran bahkan kenikmatan bermain game di masa depan.

Kebutuhan interaksi inilah yang dirindukan oleh anak-anak yang kecanduan bermain game. Rutinitas padat orang tua sangat mungkin membuat interaksi dengan anak berkurang dalam aktivitas keseharian, sehingga anak mencari interaksi dengan orang lain melalui game online ini.

Jadi, jangan pernah ragu untuk menjadwalkan aktivitas bersama anak dalam satu minggu. Jangan sampai, anak-anak hanya fokus pada kehidupan onlinenya.

Baca Juga:

  1.  Membangun Kedekatan Ibu dan Anak Perempuannya
  2. Ayah Dekat dengan Putrinya? Ini Manfaatnya
Bagaimana Menurut Anda?
+1
4
+1
0
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket