- Si kecil sedang lucu-lucunya nih. Sering lari-lari, lompat-lompat dan sudah bisa bilang sepatah dua patah kata. Sebagai orangtua pasti senang sekali,ya melihat anak sudah bisa berjalan bahkan berlari-lari. Tapi kok si kecil lebih sering marah belakangan ini? Memang semakin pintar tapi kok semakin rewel juga, sih?
Baca Juga :
- Kenali Gejala Kawasaki Syndrom, Penyakit Langka yang Menyerang Balita
- Kenali Bedanya “Sogokan” dan “Hadiah”
- Kenalan dengan ” Si Terrific Three”, saat Anak Usia 3 Tahun Yuk!
Apakah Parents juga merasakan perubahan pada si kecil?
Ya, memasuki usia 2 tahun biasanya terjadi perubahan perilaku pada anak. Semakin pandai berjalan, melompat, tapi semakin rewel juga. Perubahan perilaku ini sering disebut fase “terrible two”
Apa Sih Terrible Two itu?
Menurut Betsy Brown Braun, spesialis perkembangan sikap dan perilaku anak, terrible two adalah fase perilaku menentang yang dialami oleh si kecil saat memasuki usia 2 tahun.
Apa Saja Cirinya?
Perilaku “terrible two” sering ditandai dengan beberapa hal seperti:
- Frustasi
Ya, bukan hanya Parents dan orang dewasa saja yang bisa frustasi. Si kecil juga bisa frustasi lho. Kok bisa? Tentu saja, karena si kecil belum bisa menyampaikan maksudnya dengan baik. Misalnya, saat si kecil menunjuk ke sesuatu, mungkin maksudnya adalah ingin mengambil boneka kesayanganya. Tapi Parents malah memberinya bola. Ini menyebabkan ia jengkel dan frustasi.
- Menendang, memukul dan menggigit
Siapa yang pernah dipukul atau digigit oleh anak? Ya, inilah “indahnya” menjadi orangtua, mengalami digigit anak sendiri.
Anak yang dalam fase terrible two memang mulai menendang, memukul bahkan menggigit. Ini karena anak belum memiliki kosa kata untuk mengungkapkan sesuatu kepada orang lain. Selain itu anak juga masih dalam masa perkembangan impuls kontrol. Sehingga memang lebih agresif secara fisik.
- Mengatakan “Tidak”
Apakah anak anda sudah bisa mengatakan “tidak” ? Salah satu tanda “terrible two” adalah saat balita mengatakan “tidak”. Walaupun kata-kata ini tidak sesuai dengan situasi, misalnya, saat Parents menawarkan mainan favoritnya, Ia malah mengatakan “tidak”. Balita memang cenderung sering menggunakan kata ini saat mereka ingin mengetahui kekuatan dari sebuah kata.
- Tantrum
Tantrum atau marah-marah adalah hal yang hampir selalu dialami oleh anak. Namun, saat anak parents berusia sekitar 2 tahun, mungkin ini adalah pertanda anak memasuki fase “terrible two”. Tantrum juga bisa diikuti dengan tangisan anak, anak mulai meratap, bahkan meringkuk atau berguling di lantai.
- Berkelahi
Tanda “terrible two” yang lain adalah, anak mulai berkelahi. Berkelahi dengan siapa? Tentunya siapa saja yang mengusiknya. Pada fase ini anak mulai mengenal konsep kepemilikan. Sehingga anak akan mudah berkelahi jika barang yang dianggap miliknya mulai diusik orang lain.
Menghadapi anak yang memasuki fase “terrible two” memang tidak mudah. Butuh ketenangan, kesabaran dan konsistensi dari lingkungan. Langkah yang tepat akan membawa dampak yang baik untuk masa yang akan datang.
Kapan Tepatnya Terjadi Pada Si Kecil?
Walaupun disebut dengan istilah “terrible two”, sebenarnya perilaku ini tidak tepat dimulai pada umur 2 tahun. Perilaku “terrible two” bahkan dapat dimulai sejak dini, misalnya setelah ulang tahun pertama anak. Atau mungkin anak tidak mengalami “terrible two” sampai usia 3 tahun.
Setiap anak tentunya berbeda. Namun bisa dipastikan bahwa “terrible two” memang dimulai saat anak berusia sekitar 2 tahun, bisa lebih ataupun kurang. Namun pada fase ini pula, anak mulai mengalami perkembangan dan pencapaian yang luar biasa. Baik secara fisik motorik maupun kognitifnya.
Apa Penyebab “Terrible Two?
Fase “Terrible two” disebabkan karena anak sudah memasuki masa perkembangan yang luar biasa. Di masa ini anak mulai menunjukkan keinginan untuk melakukan apapun sendiri dan tidak ingin bergantung pada Parents ataupun orang lain.
Misalnya, ingin memakai sepatu sendiri, ingin ikut menerima telepon, ingin mencuci tangan sendiri dan mengikuti rutinitas orang-orang dewasa di sekitarnya.
Namun, sayangnya anak belum bisa membedakan mana yang aman dan mana yang kurang aman. Itulah mengapa saat orangtua tidak memahami maksudnya, anak jadi mudah tantrum.
Apa yang Bisa Parents Lakukan?
- Tenang dan Sabar
Menghadapi anak yang memasuki fase “terrible two” memang harus dengan tenang dan sabar, Parents. Tahan emosi saat anak mulai merengek dan menangis.
Alih-alih emosi, cobalah untuk memikirkan cara agar anak menghentikan tangisannya. Sebaiknya hindari merayu anak saat tantrum. Sebaliknya berusahalah untuk sedikit acuh tak acuh dengan anak. Sikap ini membuat anak lebih mudah tenang.
- Alihkan Perhatian Anak
Yang harus orangtua lakukan saat menghadapi “terrible two” adalah dengan mengalihkan perhatian anak. Banyak hal yang bisa Parents lakukan saat anak mulai bosan, atau frustasi. Misalnya mengajak anak melihat hewan seperti ikan, bernyanyi, dll.
- Tetap Tegas dan Konsisten Pada Peraturan
Jangan hanya karena anak tantrum , lalu orangtua melanggar semua jadwal dan aturan yang sudah Parents buat sendiri. Misalnya, saat anak meminta es krim, padahal dia sedang sakit batuk.
Sebaiknya orangtua tetap konsisten untuk tidak memperbolehkan si kecil makan es krim. Si kecil perlu paham bahwa menangis tidak bisa membuatnya bebas dari aturan. Dengan bersikap demikian Parents menyelamatkan anak dari sikap manja dan seenaknya yang bisa berkembang karena perilaku ini.
- Beri Anak Pemahaman
Di masa ini, sebenarnya anak sudah bisa memahami perkataan Parents. Ajak anak berbincang dengan bahasa yang sederhana. Tetaplah tenang saat mengutarakan pendapat anda. Hal ini akan membuat anak lebih memahami maksud anda.
- Komunikasi Sebelum Tantrum
Lebih baik mencegah dari pada mengobati. Berbicara dengan anak sebelum anak tantrum bisa menjadi solusi yang bijak. Misalnya, saat mengajak anak ke swalayan. Katakan padanya sebelumnya bahwa dia tidak boleh meminta es krim karena sedang batuk. Kemudian katakan lagi padanya bahwa Parents akan memberinya camilan lain jika anak bisa bersikap baik.
- Susun Kegiatan
Saat anak merasa kesal atau bosan, orangtua bisa mulai menyusun kegiatan untuk menghilangkan kekesalannya. Susunlah kegiatan sederhana bersama anak untuk sore hari, selagi anak tidur siang.
Terrible two itu baik!
Meskipun banyak orangtua yang bingung dan khawatir tentang perubahan perilaku anak memasuki fase “terrible two”, nyatanya “terrible two” adalah fase yang baik. Bagaimana bisa baik? Padahal mengetahui anak sering tantrum saja sudah membuat pusing.
Jangan pusing dulu, Parents. “Terrible two” itu dianggap baik karena dalam fase ini anak mencapai tahap perkembangan yang normal dan beberapa perkembangan yang besar.
Ari Brown, MD, dokter anak dari Austin, Texas mengatakan bahwa, fase “terrible two” adalah fase saat anak mengeksplor otonomi dan keraguan dirinya sendiri. Saat anak berhasil mengendalikan fase ini, itulah kabar baiknya.
Kapan Tahap Ini Berakhir?
Fase “terrible two” akan berakhir saat anak mulai memahami aturan-aturan tertentu. Lama “terrible two” berlangsung juga bergantung bagaimana Parents menanganinya. Anak-anak membutuhkan sikap konsisten dari orangtua dan orang di sekitarnya saat ia tantrum.
Hal Penting Yang Harus Diingat
- Pastikan langkah yang tepat saat anak memasuki fase “terrible two”
- Sikap konsisten dari parents sangat diperlukan dalam menghadapi fase ini
- Hindari sikap emosi dan tetaplah tenang
- “Terrible two” adalah masa yang baik bagi perkembangan anak karena anak berada dalam masa kecerdasan.
Jika Parents memiliki kesulitan dalam memahami fase “terrible two”, yuk, belajar bersama menghadapi tantangan tersebut melalui buku Ada Apa Dibalik Emosi Balita.
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini