Dunia dengan cepat berubah sejak terciptanya teknologi-teknologi modern. Perubahan tersebut tentu sudah banyak dirasakan oleh negara asal pencipta teknologi. Kini, teknologi tersebut sedikit banyak memberikan perubahan terhadap kehidupan sehari-hari kita.
Generasi yang lahir pada tahun 2010-an adalah generasi yang langsung berhadapan dengan teknologi modern. Itu juga berarti orangtua mereka adalah orangtua yang menggunakan teknologi untuk mendidik anak-anak mereka. Perubahan seperti apa yang terlihat dalam masyarakat saat ini?
Satu hal yang paling terlihat dari masuknya teknologi adalah memudarnya permainan tradisional, khususnya di kota-kota besar. Baik orangtua dan anak sepertinya enggan untuk bersentuhan dengan permainan tradisional. Bagi sebagian besar orangtua, memberikan gadget lebih simple daripada harus mengajak anak bermain di taman.
Bagi anak-anak yang memang tidak dikenalkan dengan permainan tradisional sejak dini, mereka akan merasa asing dengan permainan tradisional. Karena permainan digital memang terlihat lebih menarik, pada akhirnya mereka pun enggan memainkan permainan tradisional.
Menurut M.Zaini Alif, di situsnya ciburial.desa.id, ada setidaknya 1.000 lebih permainan tradisional yang tersebar dari Sabang – Merauke. Kini, jumlah yang tercatat hanya sekitar 20% yang masih aktif dan dimainkan di daerah pedesaan.
Sebagian besar orangtua yang memiliki anak usia 0 – 8 tahun juga mengungkapkan bahwa mereka lebih senang mengenalkan permainan digital daripada permainan tradisional. Hampir semua orangtua mengungkapkan alasan yang sama, yaitu permainan digital, game online, memang lebih praktis.
Nasib Permainan Tradisional
Hilangnya permainan tradisional sepertinya tinggal menunggu waktu saja. Jika para orangtua tidak mengenalkan mereka dengan permainan tradisional, anak-anak pun tidak akan pernah mempelajarinya. Terlebih, sekarang ini banyak sekali permainan modern yang terlihat lebih menarik daripada permainan tradisional.
Jika kita melihat lebih dalam lagi, permainan tradisional sebenarnya memiliki konsep dan cara bermain yang sangat pas untuk anak-anak. Sebagian besar permainan tradisional membutuhkan sedikitnya dua orang untuk bermain. Tak hanya itu, permainan tradisional juga melibatkan aktivitas fisik yang lebih banyak. Berdasarkan hal tersebut, jelas permainan tradisional sebenarnya memiliki banyak manfaat untuk anak, khususnya balita yang masih dalam masa pertumbuhan.
Manfaat Permainan Tradisional
Tak hanya menyenangkan, permainan tradisional juga mempunyai banyak manfaat. Jika kita melihat sebentar ke belakang, ada banyak sekali permainan tradisional yang membahagiakan dan bermanfaat. Permainan congklak, misalnya, membuat kita belajar berhitung sejak dini. Nah, kira-kira apa lagi manfaat permainan tradisional?
1. Melatih Fisik dan Motorik
Seperti yang telah sedikit disinggung di atas, permainan tradisional mempunyai banyak aktivitas fisik. Semakin banyak aktivitas fisik yang dijalankan anak, semakin baik bagi tubuhnya untuk berkembang. Anak-anak pun akan tumbuh menjadi anak yang sehat.
Jika kita mengambil contoh sederhana dari permainan congklak, ada manfaat fisik yang bisa anak dapatkan. Ketika mencoba menjumput biji congklak, kemampuan motorik anak akan terus dilatih. Hal ini nantinya akan sangat berguna ketika anak belajar menulis.
2. Melatih Fokus dan Ketekunan
Beberapa permainan tradisional harus dimainkan dengan tekun dan fokus. Sesederhana bermain bola bekel pun membutuhkan ketekunan. Saat anak melempar bola, ia harus berpikir bagaimana bisa menangkap bola kembali sambil memindahkan batu. Semuanya hanya bisa dilakukan ketika anak fokus.
Sama halnya ketika bermain gundu atau kelereng, anak-anak harus fokus melempar kelereng ke sasaran. Semakin tepat lemparan kelerengnya, semakin banyak kesempatan menang.
Sebagian besar permainan tradisional membutuhkan ketekunan dan latihan. Jika Anda ingin anak Anda berlatih fokus dan tekun dengan cara yang menyenangkan, cobalah kenalkan dengan permainan tradisional yang sederhana.
3. Melatih Kerja Sama dan Negosiasi
Permainan anak-anak sebagian besar membutuhkan koordinasi. Saat memainkan permainan Galasin atau Gobak Sodor, misalnya, anak-anak harus berkoordinasi dengan teman satu tim mereka. Tim dengan kerja sama yang bagus adalah yang berkesempatan untuk menang.
Kerja sama antara anak-anak mungkin tidak sebaik orang dewasa. Karena sifat egois mereka masih tinggi, pertengkaran antar anak-anak tentu kerap terjadi. Akan tetapi, melalui proses tersebut, anak akan belajar lebih baik lagi tentang kerja sama dan negosiasi.
4. Melatih Anak untuk Taat Aturan dan Menghormati Orang Lain
Permainan tradisional dimainkan dengan aturan-aturan tertentu yang harus disepakati oleh setiap pemain. Meski aturannya tidak dijelaskan secara tertulis, anak-anak akan mengikuti aturan tersebut. Mereka akan bergantian saat bermain sesuai dengan urutannya. Mereka pun belajar untuk menghormati hak orang lain.
5. Melatih Kejujuran
Aturan main dan jalannya permainan dalam permainan tradisional tidak ada yang mengontrol. Dalam hal ini, kejujuran anak adalah satu-satunya hal yang dibutuhkan. Anak akan belajar bagaimana bersikap sportif dan jujur saat bermain permainan tradisional.
Selain lima manfaat yang telah dijelaskan di atas, tentu masih ada banyak manfaat lain yang terkandung dalam permainan tradisional. Meski begitu, nampaknya orangtua millenial agak kesusahan untuk mengenalkan permainan tradisional kepada anak. Lalu, apakah kita akan membiarkan permainan tradisional hilang begitu saja?
Baca Juga:
Main Gadget VS Main Bersama Ibu
Ketika Anak Telah Kecanduan Gadget
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini