Sejak usia dini anak-anak sudah berkenalan dengan dasar-dasar matematika, seperti bentuk, ukuran besar-kecil, tinggi-pendek, dll.
Saat masuk sekolah dasar, mereka mempelajari penambahan, pengurangan, perkalian. Saat itu mungkin kita akan melihat bagaimana sebagian anak sangat menyukai matematika, sementara anak yang lain mulai menghadapi kecemasan setiap kali pelajaran matematika atau stres ketika mendapat PR matematika.
Inilah yang dikenal sebagai Math Anxiety atau kecemasan matematika.
Apa itu Math Anxiety ?
Sebenarnya anak-anak yang sedikit stres atau cemas ketika menghadapi soal matematika adalah hal wajar. Namun anak yang memiliki Math Anxiety akan menampakkan kecemasan yang lebih. Meskipun math anxiety atau kecemasan matematika bukanlah kondisi yang didiagnosa secara klinis, kondisi ini berdampak besar pada keseharian mereka, bahkan hingga dewasa.
Anak-anak yang menderita math anxiety merasa cemas ketika mereka menghadiri kelas matematika atau harus mengerjakan pekerjaan rumah mereka. Kecemasan mereka bertambah ketika mereka membandingkan diri mereka dengan anak-anak lain. Akibat dari kecemasan matematika adalah mereka mulai kehilangan minat di sekolah, atau menghindari mengerjakan pekerjaan rumah atau bahkan salah mengerjakan tugas. Diperkirakan sekitar tiga sampai lima persen anak di sekolah mengalami kecemasan matematika.
Penyebab Kecemasan Matematika
Math anxiety disebabkan oleh beberapa kombinasi faktor, yaitu
1. Takut Salah
Math anxiety bisa diawali karena rasa malu di kelas. Saat seorang anak salah menjawab soal yang dilontarkan kepadanya, dan ia ditertawakan karena hal itu, ini memicu kecemasan ketika diminta untuk menyelesaikan suatu masalah. Kecemasan bisa makin meningkat, sehingga ia kehilangan fokus dan minat saat pelajaran matematika.
2. Pengaruh Orang Tua
Orang tua yang tidak pandai matematika dapat memberikan gagasan bahwa matematika adalah hal yang menakutkan. Orang tua juga dapat memberikan “toleransi” ketika anaknya menghadapi kecemasan matematika. Dalam kasus seperti ini, anak-anak yang tidak mendapatkan intervensi terus percaya bahwa mereka memang buruk dalam matematika dan terus merasa cemas.
3. Pengaruh Guru
Sikap guru saat mengajar matematika kerap jadi faktor yang mempengaruhi kecemasan matematika ini. Siswa dengan guru yang tidak menguasai teknik dalam mengajar matematika juga dapat membuat siswa kehilangan minat atau tidak menguasai dasar-dasarnya.
4. Tes Cepat dengan Timer
Tes cepat seperti mencongak dianggap sebagai tes yang membantu kecepatan berhitung dan kemampuan matematika anak. Namun tidak semua anak dapat menggunakan standar tes seperti ini dan dapat memicu kecemasan. Pemikiran tentang waktu yang terbatas akan memperburuk kecemasan mereka saat mengerjakan soal matematika. Alih-alih berdampak positif, tes cepat malah berdampak buruk yang mengarah pada math anxiety.
5. Ketidakmampuan untuk Memahami
Pengajar yang memaksa siswa untuk menghafal rumus dan hasil daripada pemahaman sebenarnya merugikan dan menghambat keterampilan yang sebenarnya bisa mereka kembangkan. Ketika siswa gagal memahami soal matematika, mereka cenderung tidak menyukai pelajaran tersebut dan saat mereka berada di kelas yang lebih tinggi, mereka akan semakin tertinggal dan memicu kecemasan matematika.
Tanda Anak mengalami Math Anxiety
- Gugup dan tanda kecemasan lain saat berhadapan dengan matematika
- Langsung menyerah saat menghadapi soal
- Reaksi Emosional yang kuat: menangis, berteriak, marah.
- Negative self talk
- Kabur / bolos saat ada pelajaran matematika
Bagaimana mengatasi Math Anxiety?
Peran orang tua dalam menangani kecemasan matematika pada anak sangat penting karena orang tua lah yang dapat mendorong kepercayaan diri yang terbaik. Berikut adalah beberapa cara untuk mengurangi kecemasan matematika pada anak-anak:
1. Jadikan Matematika Bagian dari Rutinitas Mereka
Cara terbaik untuk menurunkan kecemasan mereka adalah dengan meningkatkan paparan terhadap matematika setiap hari. Manfaatkan setiap kesempatan untuk memberi mereka kesempatan melakukan perhitungan matematika dasar, seperti penambahan, pengurangan, dan perkalian. Misalnya Parents dapat memberi anak koin dan pecahan dan meminta mereka untuk menghitung, menambah, dan mengurangi.
2. Mainkan Game Matematika
Bermain game yang menyenangkan bisa mengurangi math anxiety. Permainan seperti ular tangga, Monopoli, dan permainan board game yang lainnya adalah cara terbaik untuk mengenal angka dengan cara yang menyenangkan.
3. Ubah Sikap Anda Terhadap Matematika
Anak-anak belajar dari orang tuanya. Karena itu penting untuk menghadirkan matematika dengan cara yang positif ketika menjelaskan kepada anak Anda. Bahkan jika orang tua sendiri juga mengalami kecemasan matematika, berusahalah untuk berubah dan pelajari sesuatu yang baru untuk memotivasi anak Anda melakukan hal yang sama.
4. Berlatih Setiap Hari
Matematika membutuhkan latihan teratur. Ambil satu topik yang telah dibahas di kelas dan duduk bersama anak dan bantu mereka memecahkan masalah. Jika memungkinkan, kenalkan mereka dengan topik yang akan dibahas pada hari berikutnya untuk mengantisipasi apa yang akan terjadi , anak akan lebih percaya diri ketika mereka dapat memahaminya dengan lebih baik.
5. Dapatkan Bantuan Saat Diperlukan
Anda bisa mendapatkan bantuan dengan mempelajari metode pembelajaran yang inovatif dengan bantuan tutor atau guru les. Jika anak Anda menunjukkan kecemasan yang lebih buruk terhadap matematika, konsultasikan dengan psikolog anak untuk saran lebih lanjut.
Kecemasan matematika berbeda dari ketakutan umum terhadap matematika yang dimiliki banyak anak. Ada tanda-tanda berbeda pada anak yang memiliki math anxiety. Bantuan dan intervensi yang tepat sangat dibutuhkan oleh anak saat mereka mengalami itu.
Baca Juga:
- Mengajarkan Anak Matematika Sejak Dini, Mudah!
- Tahapan Mengenal Angka dan Berhitung pada Anak Usia Dini
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini