Mengenalkan Konsep Gender pada Anak Usia Dini

01 Juli 2018

Pendidikan usia dini adalah salah satu bagian penentu tumbuh kembang anak. Seperti yang kita tahu bersama, anak usia dini sedang mengalami perkembangan yang luar biasa, baik fisik maupun otak. Sebagai orangtua, kita harus bisa mengoptimalkan tumbuh kembang anak.

Meski begitu, orangtua tidak bisa menjejalkan semua pendidikan kepada si kecil. Pendidikan anak usia dini harus dilakukan secara bertahap sesuai dengan usianya. Salah satu hal penting yang harus Anda ajarkan kepada anak adalah tentang konsep gender.

Kita tentu tahu bahwa gender berbeda dengan jenis kelamin. Jika jenis kelamin mengacu pada hal-hal yang sifatnya biologis, gender lebih luas lagi. Gender dibentuk oleh lingkungan, adat istiadat, serta budaya. Gender lebih mengacu pada perbedaan antara laki-laki dan perempuan berkaitan dengan perilaku, sifat, dan tanggung jawab.

Pentingkah Mengenalkan Gender pada Anak Usia Dini?

Pengenalan gender adalah langkah awal untuk memberikan pendidikan seksual kepada anak. Mengapa harus diberikan sejak dini? Salah satu alasannya adalah karena usia ini anak sedang mengalami masa golden age. Lebih dari itu, anak usia dini juga memiliki ketertarikan tentang perbedaan tentang anak laki-laki dan perempuan.

Pengenalan perbedaan gender harus dilakukan secara tepat. Mengapa? Karena pendidikan gender akan tersimpan di dalam memori jangka panjang si kecil. Hal ini nantinya berpengaruh pada pembentukan perilaku dan kepribadian ketika anak dewasa.

Kapan Waktu yang Tepat Mengenalkan Konsep Gender?

Pada dasarnya, anak sudah bisa dikenalkan tentang gender sejak sejak umur 15 bulan. Pada saat ini, anak mulai memasuki fase anal. Fase anak adalah fase yang mana anak mulai paham tentang fungsi dari alat kelamin. Pada fase ini, anak mulai mempelajari perbedaan antara laki-laki dan perempuan.

Secara tidak langsung, sebenarnya orangtua juga sudah mulai menerapkan prinsip gender pada anak. Misalnya, tentang pemilihan model dan warna baju, mainan, serta aksesoris untuk anak. Yang perlu orangtua pelajari adalah tentang bagaimana tahapan dan cara membuat anak paham tentang konsep gender.

Melalui pengenalan konsep gender, orangtua bisa memberikan pengajaran tentang area-area pribadi anak. Apa yang boleh dilihat atau disentuh orang lain dan apa yang tidak. Lebih dari itu, pengenalan gender ini juga berfungsi untuk mengajarkan identitas dan tugas anak.

Tahapan Mengenal Gender pada Anak Usia Dini

Saat usia 12 bulan, anak-anak sudah mengenal perbedaan wajah ayah dan ibunya. Lalu, menginjak usia 2 tahun, anak sudah bisa membedakan mainan, misalnya boneka untuk anak perempuan dan mobil-mobilan untuk anak laki-laki. Saat usia 3 tahun, anak mulai penasaran secara fisik. Anak sering menyentuh alat kelaminnya sendiri. Ketika hal tersebut terjadi, orangtua tak perlu memarahinya, karena ini adalah salah satu fase perkembangan anak. Berikan penjelasan yang tepat tentang mengapa mereka tidak seharusnya melakukan hal itu.

Saat memasuki usia 4 tahun, anak-anak sudah mulai mengerti konsep sederhana tentang gender. Hal tersebut terbukti ketika anak bermain. Anak laki-laki cenderung enggan main boneka. Sebaliknya, anak perempuan sangat senang bermain boneka.

Pada anak usia dini, pengenalan gender terbatas pada perbedaan sifat dan perilaku antara laki-laki dan perempuan. Saat anak-anak sudah beranjak dewasa, pendidikan tentang gender ini berlanjut pada perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan.

Cara Mengenalkan Konsep Gender pada Anak

mengenalkan konsep gender pada anak

1. Melalui Permainan Anak

Konsep gender bisa dikenalkan melalui permainan anak. Pada usia balita, anak-anak biasanya senang bermain rumah-rumahan. Anak perempuan bisa berperan sebagai ibu, sementara anak laki-laki berperan sebagai ayah. Permainan seperti ini berperan untuk mengenalkan perbedaan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan.

Anak laki-laki, misalnya, mempunyai peran sebagai kepala keluarga yang bekerja, melindungi keluarga dan yang lainnya. Anak perempuan berperan menjaga anak, mendongeng, memasak, dan lain sebagainya.

Penting!

Orangtua sering kali terjebak pada pemahaman yang keliru tentang boneka. Pada dasarnya, boneka tidak hanya untuk anak perempuan saja. Anak laki-laki juga bisa bermain boneka, dan bukan hal yang harus dilarang.

Perbedaannya adalah pada pandangan anak tentang boneka. Anak perempuan akan menganggap boneka sebagai “anak” atau bayinya. Sementara anak laki-laki cenderung menyukai action figure, boneka hewan, dan patung-patung kecil.

2. Melalui Buku Cerita

Anak-anak sangat suka belajar melalui dongeng atau cerita. Meski mereka belum bisa membaca sendiri cerita yang mereka inginkan, anak-anak sangat antusias ketika dibacakan cerita. Pilihlah cerita-cerita tertentu yang disukai anak. Setelah membacakan cerita, tanyakan hal-hal tentang perbedaan antara laki-laki dan perempuan, misalnya, “Tokoh ini mirip ibu atau ayah, kak?”

3. Lewat Film

Selain buku cerita, film juga menjadi media yang tepat untuk mengenalkan konsep gender. Tontonlah film anak-anak yang menurut Anda relevan untuk ditonton si kecil. Setelah itu, buatlah pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan konsep gender. Atau jika memungkinkan, minta anak-anak bertanya kepada Anda.

Berkaitan dengan pertanyaan anak tentang gender, berikanlah jawaban yang sederhana dan lugas. Jangan memberikan jawaban yang ambigu dan terkesan ditutup-tutupi. Hal tersebut justru akan memberikan salah pengertian pada anak.

Penting. Artikel Pendidikan Seks yang Wajib Dibaca
  1. Kapan Memulai Pendidikan Seks?
  2. Tahapan Perkembangan Seksual Anak.
  3. Pendidikan Seks Menjelang Anak Remaja
Bagaimana Menurut Anda?
+1
8
+1
2
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket