Anak tantrum di tempat umum bisa menjadi satu hal yang memalukan. Setiap orang tua pasti pernah menghadapi kondisi seperti ini. Tapi jangan khawatir, public tantrum merupakan hal yang normal terjadi pada anak usia dini.
Menenangkan anak adalah prioritas utama yang harus Anda lakukan dibanding sekedar mengkhawatirkan apa yang orang lain pikirkan. Seiring berjalannya waktu, Anda pasti mulai menyadari perilaku anak yang mungkin menjadi gejala awal menuju tantrum. Dengan begitu, Anda bisa menghentikan perilaku tersebut sebelum anak mulai mengalami tantrum.
Otak anak terus berkembang di usia dini, maka mereka akan mencari banyak cara untuk mengekspresikan diri mereka. Tantrum merupakan bagian dari proses ini, karena anak belum belajar untuk mengatur emosi mereka. Peran Anda adalah membimbing mereka mengekspresikan emosi dengan cara yang baik. Setelah menemukan cara efektif untuk menenangkan anak, Anda siap menghadapi tantrum – di ruang umum maupun tidak.
Dr. Anna Cohen, psikolog anak dari klinik psikologi Kids&Co, Australia memberikan beberapa tips untuk membantu orang tua untuk selalu siap dalam menghadapi tantrum.
1.Kenali permasalahan
Hal pertama yang seharusnya dilakukan oleh orang tua adalah mencari tahu mengapa anak bertingkah laku demikian. Apakah ada sesuatu yang membuat mereka kesal atau terluka? Setelah menemukan pemicunya, akan lebih mudah bagi Anda untuk menenangkan anak.
Jika kurang mampu membaca pemicu tantrum pada anak, langkah yang dapat Anda lakukan adalah dengan cara menghiburnya. Apapun pemicu kekesalannya, anak ingin selalu merasa bahwa Anda selalu ada untuk mereka.
Pemicu tantrum pada anak bisa ditilik dari emosi yang mereka miliki. Pahami lebih lanjut tentang tantrum dan permasalaan lainnya pada anak di dalam buku Ada Apa di Balik Emosi Anak. Klik poster untuk pemesanan!
Satu catatan yang perlu selalu diingat adalah bahwa seringkali anak tantrum disebabkan karena mereka merasa lelah, marah, tidak nyaman, ataupun cemas.
2. Bersikaplah tegas namun adil
Menghukum atau menyuap mereka dengan hadiah dapat memicu perilaku yang ‘tidak sehat’ pada anak. Sadari bahwa ketika mereka kesal, Anda selalu siap untuk mendengarkan. Dibandingkan mengatakan “stop”, coba katakan bahwa Anda akan selalu berada di sisi mereka.
3. Pelajari gejalanya
Sebuah kunci untuk mengatasi public tantrum adalah dengan menyadari tingkah laku anak yang memungkinkan menjadi gejala awal menuju tantrum. Contohnya, jika Anda pergi berbelanja dan Anda lihat bahwa anak mulai merasa gelisah, saatnya Anda melakukan beberapa tindakan pencegahan.
4. Pencegahan adalah kunci
Meskipun tidak semua tantrum dapat dihindari, ada beberapa langkah pencegahan untuk meminimalisir. Untungnya, anak-anak cenderung mudah dipengaruhi. Inilah mengapa memberikan mainan atau makanan dapat membuat mereka merasa tenang sebelum terjadinya tantrum. Anda juga bisa memberitahu mereka mengenai hal-hal menyenangkan yang dapat mereka lakukan selanjutnya. Atau langkah lain dengan memberikan mereka tugas yang harus diselesaikan, sehingga mereka berada di bawah kontrol.
Baca juga:
- Kapan Perlu Mengatakan “Tidak” Pada Anak?
- Tips Bilang “Tidak” pada Anak, Tapi Tetap Didengar
- Memberikan Konsekuensi pada Anak Tapi Tidak Efekti? Coba Gunakan Cara Ini!
Biasanya anak akan mengalami tantrum ketika mereka mendengar kata “tidak”, dengan demikian orang tua harus pandai dalam memilih kata. Misalnya daripada mengatakan “tidak”, gunakan kalimat seperti “Mama tahu kamu mau es krim tapi kita makan setelah makan malam, ya.”
5. Abaikan lingkungan sekitar
Jangan stress memikirkan omongan orang dan atasi tantrum seperti yang biasa Anda lakukan di rumah. Banyak orang mungkin paham jika situasi ini diluar kontrol Anda. Jika ada orang yang tidak paham akan hal itu, tenang saja Anda tidak akan bertemu mereka lagi.
Saat anak tantrum, seperti menangis, menjerit hingga memberontak di tempat umum,memang bisa menjadi hal yang tidak menyenangkan bagi orang tua. Namun yang perlu diingat adalah ini juga bukan hal yang menyenangkan untuk anak. Maka, jangan terlalu memaksakan diri Anda, tantrum adalah hal yang wajar terjadi pada anak usia 3-6 tahun. Cobalah untuk mengatasi situasi ini dengan melakukan langkah-langkah di atas.
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini