Ada banyak hal yang kita khawatirkan setiap hari. Keluarga, kesehatan, karir, atau teman. Jika Anda adalah tipe orang yang sering cemas, maka Anda akan mudah merasakan kecemasan yang tinggi dari waktu ke waktu. Apalagi jika Anda adalah seorang ibu. Banyak hal yang memicu kecemasan sebagai seorang Ibu. Beberapa pemicu kecemasan berikut ini mungkin pernah Anda rasakan:
6 Pemicu Kecemasan saat Menjadi Ibu:
- Apakah aku telah melakukan hal benar?
- “Bagaimana aku bisa tahu bahwa yang aku lakukan adalah benar ketika Ibu lain melakukan hal yang sama dengan cara yang berbeda?”
- “Apakah boks bayi ku aman?”
- “Haruskah aku mulai memberi bayi ku susu formula?”
- “Kapan sebaiknya aku menyapihnya? Setelah ulang tahunnya yang pertama atau sekarang saja?”
Semua pertanyaan di atas seringkali memicu kecemasan seorang Ibu. Biasanya, Ibu akan memvalidasi dan meyakinkan diri bahwa mereka tidak melakukan hal yang salah dalam mengasuh anak. Hal ini wajar dialami Ibu, namun perlu diingat bahwa Ibu tidak perlu membandingkan pola asuh mereka dengan Ibu lainnya. Sebab, setiap Ibu memiliki kondisi dan situasi yang berbeda, pun dengan anak-anak yang berbeda.
Bisa jadi karena ASI Ibu tidak mencukupi, ia mulai memberikan tambahan susu formula untuk bayinya. Namun, kondisi ini belum tentu berlaku untuk Ibu lainnya. Maka, selalu pastikan kebutuhan Ibu dan anak terlebih dahulu, baru putuskan mana yang terbaik untuk keduanya.
2. Apakah ada sesuatu yang salah pada bayiku?
- Apakah kondisi bayi ku saat ini normal?
- Apakah bayiku sakit?
- Haruskah aku khawatir karena bayi ku belum bisa merangkak?
Setiap Ibu pasti memeriksa keadaan bayinya, mulai dari kesehatan hingga tumbuh kembangnya. Maka wajar jika sering bertanya “apakah ada sesuatu yang salah dengan bayiku?”
Untuk mengatasi hal tersebut, Ibu bisa berbagi dengan sesama Ibu lain terkait kondisi bayi saat ini. Bukan berarti membandingkan keadaan bayi, namun lebih kepada berbagi informasi seputar kesehatan dan tumbuh kembang bayi. Ibu-Ibu lain mungkin pernah mengalami kondisi yang sama pada bayinya. Maka, jangan ragu mulai bergabung dengan grup pendukung sesama Ibu.
3. Perasaan Bersalah Seorang Ibu
- Apakah aku sudah meluangkan cukup waktu bermain dengannya?
- Apakah aku sudah membacakannya cukup banyak buku?
- Apakah aku mengatasi tantrumnya dengan benar?
- Apakah aku adalah ibu yang baik untuknya?
Semua pertanyaan-pertanyaan ini mampu memicu kecemasan seorang Ibu. Jika kondisi ini terus berlanjut, bisa jadi menimbulkan rasa bersalah seorang Ibu. Rasa bersalah yang dialami seorang Ibu memang wajar terjadi, namun harus segera diakhiri agar tidak terus menimbulkan kecemasan dalam hari-hari seorang Ibu.
4. Membandingkan dengan Ibu yang Lain
- “Ibu-ibu yang lain punya baju yang cantik, istirahat cukup, menjadi ibu rumah tangga yang jauh lebih baik dibanding aku!”
- “Anak-anak mereka juga berpakaian bagus, punya kamar yang lebih bagus, pesta ulang tahun yang lebih meriah dan punya waktu-waktu yang lebih menyenangkan dibanding aku!
- “Mereka sepertinya melakukan hal-hal menarik sepanjang hari-hari mereka..”
Merasa Ibu lain lebih baik, lebih hebat dan lebih bahagia daripada kita? Wajar memang, terlebih jika kita sering melihat postingan di laman sosial media mereka. Namun, sikap terus membandingkan ini memicu kecemasan pada Ibu. Untuk mengatasinya, fokuslah pada diri sendiri. Mulailah dengan mencari kebahagiaan dalam diri kita. Anda bisa membuat daftar hal-hal baik yang terjadi dalam hidup sehari-hari.
Misalnya, bersyukur karena anak dan suami dalam keadaan sehat, bersyukur hari ini bisa menyelesaikan pekerjaan rumah sekaligus pekerjaan kantor, dan rasa syukur lainnya yang menambah kebahagiaan kita sekaligus mengurangi rasa cemas sebagai seorang Ibu.
5. Waktu Berlalu Begitu Cepat
Apakah hari Anda sebagai Ibu terasa panjang dan tahun justru terasa pendek?
Pemikiran seperti ini menambah kecemasan Anda sebagai seorang Ibu. Terlebih jika hari-hari panjang Anda begitu menarik perhatian sebagai seorang Ibu. Misalnya harus mengurus si kecil yang sedang demam, mengurus si kecil yang terus tantrum sepanjang hari, atau mengurus pekerjaan rumah sekaligus kantor yang menumpuk dan urusan-urusan lain yang butuh banyak perhatian. Sedangkan di sisi lain, bayi Anda bertumbuh.
6. Memikirkan tentang Menambah Momongan
Kapan waktu yang tepat? Berapa jarak yang bagus untuk memiliki anak kedua? Bisakah aku mencintai anak-anakku dengan porsi yang sama? Bagaimana bisa aku menjadi ibu yang baik sesuai dengan impianku jika aku harus membagi perhatian kepada dua bayiku sekaligus? Kapan aku siap memiliki anak lagi?
Lalu, bagaimana cara mengelola kecemasan menjadi seorang ibu? Berikut beberapa langkahnya:
- Sadari bahwa rasa cemas hanya akan membuat Anda merasa kurang bahagia
Banyak orang berpikir jika kekhawatiran/ kecemasan merupakan satu bentuk cinta dan kepedulian. Padahal, kecemasan bukanlah cara untuk menunjukkan kepedulian, justru kecemasan akan membuat orang lain berpikir bahwa mereka perlu menenangkan dan meyakinkan kita bahwa semuanya baik-baik saja.
- Ingat kembali alasan mengapa Anda ingin menjadi seorang ibu dan arti dari menjadi seorang ibu itu sendiri
Daripada Anda kehilangan kontrol atas diri Anda akibat kecemasan dan fokus pada sesuatu yang mungkin terjadi pada anak Anda, pikirkan momen-momen indah ketika menjadi seorang ibu – banggalah pada pencapaian anak Anda, berbagi pengalaman, dan tertawa bersama.
- Terima rasa cemas Anda
Kecemasan tidak akan bisa mencegah sesuatu hal buruk terjadi. Anda harus menerima bahwa Anda telah melakukan hal terbaik untuk mencegah hal-hal buruk terjadi pada anak Anda. Dan sekarang semua sudah bukan di bawah kontrol Anda. Sekali Anda bisa menerima hadirnya rasa cemas, akan lebih mudah bagi Anda melepaskan rasa cemas itu pergi
- Fokus untuk memperbaiki rasa cemas Anda.
Daripada mencemaskan sesuatu yang akan terjadi, lebih baik Anda coba menerima bahwa ada hal yang bisa Anda kontrol dan ada juga yang tidak. Fokuslah untuk memperbaiki rasa cemas Anda.
- Tambatkan rasa cemas Anda kepada ahli sesuai bidangnya
Cobalah untuk mencari ahli seperti dokter anak atau ahli di bidang daycare untuk menangani hal-hal yang Anda cemaskan. Mereka memiliki ilmu dan pengetahuan yang cukup untuk membantu Anda.
- Lakukan hal-hal lain di luar tanggung jawab menjadi ibu
Anda bisa melakukan hobi Anda atau sekedar berbagi cerita bersama teman. Anda membutuhkan support system yang akan mendukung dan menguatkan Anda. Dan Anda tidak memerlukan validasi orang lain untuk melakukan hal-hal yang Anda anggap baik.
- Gunakan energi Anda untuk melakukan hal-hal yang produktif
Mengarahkan energi kecemasan menuju hal-hal yang produktif dapat membantu Anda melupakan rasa cemas yang ada. Anda bisa menggunakan energi untuk membersihkan rumah, melakukan hobi, workout.
- Berolahraga
Latihan fisik adalah penghilang stress yang alami. Olahraga juga dapat membantu Anda membangun self care.
- Sadari bahwa para ibu selalu mengkhawatirkan banyak hal dari waktu ke waktu
Namun jika rasa cemas yang Anda miliki sudah tidak terkontrol, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan ahli.
- Biarkan anak Anda berbuat kesalahan
Cobalah Anda beri anak Anda kesempatan untuk melakukan banyak hal. Jika mereka melakukan kesalahan, itu artinya Anda sekaligus mereka dapat belajar untuk menghadapi tantangan dalam hidup. Hal ini juga bisa menjadi bekal pembelajaran bagi kehidupan anak di masa depan.
Rasa cemas yang dirasakan seorang Ibu memang sering terjadi. Alih-alih terus merasa cemas, beberapa hal di atas patut Anda coba untuk mengurangi kecemasan itu sendiri.
Baca Juga:
- Inikah Pertanyaan yang Sering Ditanyakan Ibu Baru?
- Hobi untuk Meredakan Stres
- Cara Terbaik Merawat Diri dalam Kesibukan
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini