Pentingnya Memvalidasi Perasaan Anak

Ternyata, memahami perasaan anak tidak kalah penting dari memberikannya kasih sayang. Tak sedikit anak yang dilimpahi banyak kasih sayang tapi ternyata tidak cukup dimengerti perasaannya oleh orang tua. Untuk itu orang tua perlu memvalidasi perasaan anak karena hal itu membantu mereka supaya merasa dimengerti.

Validasi adalah cara untuk membiarkan seseorang tahu bahwa kita memahami diri mereka. Dipahami merupakan unsur penting untuk merasa terhubung dan didukung. Ketika seseorang yang penting bagi anak memahami diri mereka, penerimaan kita membantu mereka untuk menyesuaikan diri dan menerima emosi sebagai sesuatu yang nyata dan bermakna. Pada akhirnya, hal ini akan membangun kepribadian anak supaya berempati terhadap orang lain.

Selain itu, cara memvalidasi perasaan anak adalah dengan tidak menghakimi mereka. Orang tua hanya perlu mengakui perasaan mereka dan tidak memaksa mereka untuk menampik apa yang sedang mereka rasakan. Tentunya ini membutuhkan kesadaran dari orang tua dan upaya yang tidak mudah.

Lalu, apa yang harus orang tua lakukan untuk memvalidasi perasaan anak?

1. Mengomunikasikan niat kita sebagai orang tua untuk mau mendengarkan keluh kesah, suka cita, kebingungan, atau apapun itu dari anak tanpa bersikap menghakimi atau menyalahkan. Jika kemudian kita melanggar hal tersebut dan mulai menghakimi, kita harus kembali sadar bahwa sekali lagi, anak butuh untuk dimengerti bukan disalahkan.

2. Memberi respon antusias dan ingin tahu serta ingin memahami tentang semua faktor yang berkontribusi pada pengalaman anak.

3. Meski antusias, Parents tetap harus mendengarkan cerita anak dengan tenang dan berkepala dingin. Dan jika anak tidak menginginkan tanggapan kita, kita hanya perlu mendengarkan dengan seksama.

4. Mengakui masalah dalam hidup anak dan menganggapnya sebagai hal yang penting. Jangan remehkan apapun yang menimpa anak. Sekecil apapun masalah itu, masalah tetaplah masalah dan yang kecil itu jika dibiarkan bisa berkembang menjadi masalah besar.

5. Menyadari betapa menjengkelkannya bagi anak ketika mereka tidak memiliki bisa bercerita pada orang lain. Betapa tidak mengenakkannya ketika emosi hanya bisa mengendap dan menjadi sampah batin. Maka dari itu jadikan diri kita sebagai tempat yang aman untuk anak bisa bercerita.

6. Memahami bahwa rasa malu (yang sering kali tidak terdeteksi oleh orang tua) dapat mempengaruhi anak untuk berperilaku dengan cara yang akan ia sesali di kemudian hari.

Yang sebaiknya tidak dilakukan orang tua pada saat memvalidasi perasaan anak

1. Menilai

2. Menghakimi

3. Mengoreksi 

4. Menggurui

Baca juga :

1. Bantu Anak Melabeli Emosi, Ini Caranya!

2. Bantu Anak Atasi Emosi: Coping Mechanism untuk Anak

Orang tua memiliki dorongan untuk selalu mengoreksi dan mengajari anak.  Ini tidak salah, sebab ini adalah fungsi penting seorang Ibu atau Ayah. Namun terlalu fokus untuk selalu mengoreksi atau menggurui anak dapat membuat orang tua kehilangan informasi tentang apa yang tengah dialami anak pada saat itu.

Akan lebih baik jika membiarkan anak tahu bahwa masalah mereka dapat dipahami. Itu menunjukkan bahwa mereka adalah makhluk yang berkembang dan membuat kesalahan merupakan bagian dari perjalanan.

Selain itu, penting juga untuk mengingat bahwa ketika anak merasa divalidasi perasaannya, mereka akan lebih mampu mendengarkan orang tua dan mengubah perilaku mereka sendiri secara bertahap.

Hal ini penting bukan hanya bagi individu anak atau orang tua itu sendiri melainkan juga bagi hubungan anak dan orang tua.  Apabila Parents mampu memvalidasi perasaan anak secara baik, maka orang tua bisa menjadi tempat yang aman bagi anak untuk memahami diri mereka sendiri dan kemudian terbuka untuk belajar dan bertumbuh. Itulah tujuan sebenarnya menjadi orang tua.

Share with love