Mengapa Orang Berselingkuh? Beban Mental Si “Pelakor”

14 Februari 2022

Dari kisah drama seperti Lydia Danindra, hingga banyak kisah-kisah di dunia nyata yang kerap kita dengar atau bahkan alami, pelakor (perebut laki orang) yang muncul mengguncang emosi dan kemarahan. Bukan hanya bagi istri sah yang menjadi korban, namun juga keluarga dan publik. 

Namun, jarang ada yang bertanya-tanya, mengapa seorang perempuan mau menjadi selingkuhan yang dianggap menghancurkan rumah tangga orang?

Dalam banyak kasus, tidak ada pihak yang ingin menjadi “penghancur rumah tangga”. Faktanya, orang berselingkuh karena berbagai alasan. 

Menurut sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Sex & Marital Therapy, perselingkuhan jarang hanya tentang seks. Para peneliti menemukan bahwa 62,8% responden peduli dengan pasangan baru mereka, dengan sekitar 10% mengungkapkan perasaan cinta.

Mengapa orang berselingkuh? 

Ada beberapa alasan utama mengapa beberapa orang berselingkuh (meskipun tak terbatas hanya pada alasan-alasan ini ) :

  • Kemarahan atau kebencian terhadap pasangan utama mereka
  • Masalah harga diri
  • Hasrat seksual untuk pasangan sekunder (selingkuhan)
  • Kurangnya cinta dalam hubungan utama
  • Perasaan diabaikan dalam hubungan utama

Alasan perselingkuhan juga sangat mempengaruhi lamanya perselingkuhan. Dalam beberapa kasus, perselingkuhan berupa kencan singkat, sementara yang lain adalah keterikatan yang lebih lama dan lebih dalam. Mereka yang berselingkuh karena marah (seperti keinginan untuk “membalas dendam”), kurangnya cinta atau karena kebutuhan akan variasi umumnya berselingkuh lebih lama, sedangkan mereka yang dimotivasi oleh situasi (seperti mereka yang “mabuk”, terbawa suasana” dan “tidak berpikir jernih”) mengakhirinya lebih awal. Wanita juga rata-rata berselingkuh lebih lama daripada pria.

Mengapa wanita jadi pelakor?

Dalam kasus pasangan sekunder (yaitu, wanita lain), ada alasan-alasan juga. 

Motif ekonomi mungkin dianggap sebagai motif yang jamak dan kerap muncul dalam kasus perselingkuhan. Namun, sebenarnya ada alasan-alasan lain yang membuat seseorang memilih menjadi pelakor. 

  • ”Cinta” 

Sebagian besar wanita yang berselingkuh dengan pria yang sudah menikah biasanya menutup rapat-rapat mata dan telinganya. Hati mereka yang tertipu penuh dengan harapan palsu dan janji-janji. Mereka umumnya terbawa perasaan dan menganggap emosi yang mereka rasakan adalah “cinta”. 

  • Fortunata Syndrome 

Wanita yang tertarik pada pria yang sudah menikah mungkin menderita Sindrom Fortunata. Di bidang psikologi, ini adalah jenis ketergantungan emosional. Lebih khusus lagi, ini adalah pola perilaku yang menyebabkan mereka tertarik pada pria yang sudah menikah. Artinya, wanita dengan sindrom ini terus-menerus tertarik pada pria yang sudah menikah. Situasi ini bukanlah “cinta sejati”, tetapi sebuah obsesi yang sebenarnya adalah manifestasi masalah lain di dalam dirinya.

Kebanyakan perselingkuhan ditakdirkan untuk gagal. Maka, jika Anda terlibat di dalamnya, bersiaplah untuk sakit hati, kecewa, rasa bersalah, dan menghadapi kebohongan.

Ya, kebohongan. Sebab, jika seorang pria yang sudah menikah bisa berbohong kepada istrinya, dia juga bisa berbohong kepada wanita selingkuhannya. Kesalahan pertama para pelakor adalah berpikir bahwa dirinya, entah bagaimana , akan diperlakukan berbeda.

Baca Juga:

  1.  Balas Dendam Terlarang Saat Pasangan Selingkuh
  2.  Awal Perselingkuhan : Benarkah karena Rasa Bosan?

Bagaimana pengakuan mereka yang jadi wanita lain ?

Meskipun tidak ada pengalaman yang sama, banyak dalam perselingkuhan berjuang dengan realitas hubungan mereka. Berikut beberapa cerita mereka :

  • “Ini membuat stres dan mempengaruhi kesehatan mental saya.”

Tidak ada yang suka merasa seperti pencuri. Apakah hubungan itu seksual, romantis, atau murni emosional, perselingkuhan adalah situasi yang menegangkan dan penuh tekanan yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental Anda.

Kurangnya rasa aman juga dapat memiliki efek negatif di kemudian hari. Jika perselingkuhan berakhir berubah menjadi hubungan pernikahan resmi, perasaan paranoia dan rasa bersalah tetap dapat bertahan dan akan mempengaruhi rasa percaya dalam hubungan.

  • Ini sebenarnya lebih tentang masalah emosional daripada ketertarikan fisik.”

Ada jenis perselingkuhan yang tidak berbuah menjadi hubungan fisik. Orang terkadang menemukan apa yang mereka cari di tempat yang paling tidak terduga, seperti teman baik atau rekan kerja dan menjalin hubungan romantis.

Dalam upaya untuk tidak menyakiti orang-orang di sekitar mereka, “perselingkuhan emosional” mungkin dimulai. Dan sekalipun tidak berubah menjadi hubungan fisik, ini tetap adalah perselingkuhan.

mengapa orang berselingkuh

  • “Seharusnya aku menyadari dan membuat batasan lebih awal.”

Perselingkuhan adalah red flag.  Jika wanita yang terlibat dalam perselingkuhan tidak menyadari bahwa ia bersama pria yang sudah menikah, ia akan lebih rentan mengalami perilaku toxic dari pasangannya, dan bukan tidak mungkin kekerasan. 

Namun, dalam banyak kasus, wanita lain ini mungkin mengabaikan batas-batas mereka atau mengabaikan tanda-tanda peringatan karena mengharapkan situasi atau perubahan yang lebih baik. 

  • “Saya merasa sangat bersalah dan tidak menyukai diri saya..”

Peran “cewek simpanan” atau “wanita lain” jelas adalah stigma. Terlepas dari ke mana arah hubungan itu, menjadi wanita lain dapat memupuk kebencian pada diri sendiri dan masalah harga diri.

Jika wanita lain juga merupakan wanita yang sudah menikah, mereka mungkin bergumul dengan rasa bersalah di kedua sisi perselingkuhan. Perasaan ini dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka.

  • Akhirnya sering kali tidak bahagia.”

Sebuah perselingkuhan mungkin terasa seperti cinta sejati—dan mungkin memang begitu—tetapi perselingkuhan jarang menjadi dasar untuk hubungan yang kuat dan bertahan lama. Faktanya, diklaim bahwa hanya 15% pasangan yang berhasil pulih dari perselingkuhan.

Dan bagi mereka yang terus berkomitmen, pengungkapan tentang perselingkuhan mungkin memiliki konsekuensi yang tidak terduga, yaitu pada teman maupun keluarga.

Jika sayalah si wanita lain, bagaimana ?

Jika Anda adalah wanita lain, Anda mungkin telah menemukan sejuta alasan mengapa hubungan itu bisa berhasil—dan mengapa tidak.

Pada akhirnya, yang penting adalah kondisi kesehatan mental Anda. Untuk membantu Anda melewati situasi tersebut, berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda pikirkan sebelum melanjutkan perselingkuhan:

  • Identifikasi situasi dan cara berpikir Anda

Ambil langkah mundur dan periksa situasinya. Tempatkan diri Anda pada posisi orang yang selingkuh dan cobalah untuk berpikir secara objektif. Mengapa aku memilih untuk berselingkuh?

Anda juga dapat mencoba memulai dialog dengan pasangan. Duduk dan diskusikan apa yang terjadi. Jika mereka mengatakan bahwa mereka tidak bahagia dalam hubungan mereka, mengapa? Apa kekuatan pendorong di balik perselingkuhan dan apakah akan diselesaikan dengan berselingkuh ?

  • Hormati semua keinginan untuk melindungi keluarga dan teman dekat mereka

Perselingkuhan dapat memiliki konsekuensi besar. Jika Anda terlibat dengan pria atau wanita yang sudah menikah dan memiliki anak-anak, pertimbangkan bagaimana hubungan Anda akan mempengaruhi keluarga mereka dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi keluarga Anda.

Anda juga punya resiko akan kehilangan keluarga dan teman Anda, jika mereka mengetahui hubungan Anda. Beberapa orang mungkin tidak ingin menjalin hubungan dengan Anda setelah tahu bahwa Anda adalah wanita/ pria lain. 

  • Jangan mengancam atau memaksakan ultimatum

Perselingkuhan bukanlah situasi yang ideal bagi siapa pun. Karena itu, hindari membuat ancaman atau ultimatum.

Bukan hanya tidak ada jaminan bahwa mereka akan meninggalkan pasangannya untuk Anda, tetapi juga tidak ada kepastian Anda akan bahagia bersama jika mereka melakukannya. Pertimbangkan pilihan Anda dengan hati-hati dan apakah itu benar-benar tepat untuk mereka yang terlibat.

  • Tinggalkan situasi

Perselingkuhan dapat menyebabkan kerusakan yang tak terhitung. Mereka dapat mempengaruhi kesehatan mental, harga diri, dan hubungan Anda dengan orang lain.

Jika Anda telah memutuskan hubungan itu bukan untuk Anda—atau jika ada kekerasan maupun hubungan yang toksik—maka inilah saatnya untuk meninggalkan situasi tersebut. Untuk membantu Anda move on, hindari media sosial ataupun kontak mantan pasangan Anda, tetapkan batasan, dan fokuskan kembali energi Anda pada Anda dan kebutuhan Anda.

  • Carilah bantuan profesional

Sangat penting untuk mengetahui siapa kita di luar suatu hubungan.Cobalah untuk menemukan kembali kehidupan sebagai seorang wanita lajang. 

Buat jarak antara Anda dan situasi perselingkuhan dengan menghabiskan waktu sendirian atau menceritakan kepada sahabat atau orang yang Anda cintai tentang situasi Anda. 

Jika hal itu tak mungkin terjadi, Anda dapat mempertimbangkan untuk berbicara dengan psikolog tentang kondisi Anda dan mendapatkan bantuan profesional.

Bagaimana Menurut Anda?
+1
10
+1
0
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket