Memahami Mental Load : Stres Karena Pekerjaan Tak Terlihat tapi Nyata

22 November 2021

Jika kita diminta menghitung, kira-kira berapa banyak gaji yang diperoleh dari menjadi seorang Ibu atau Istri? Atau, berapa banyak yang akan Anda berikan untuk seorang Ibu dan Istri? 

Jawabannya mungkin “tak terhingga’ — sebab pekerjaan menjadi seorang Ibu sekaligus istri sangat berat. Mulai dari bangun tidur, menyiapkan sarapan, membersihkan rumah, memandikan anak, menyuapi anak, bekerja di kantor atau pekerjaan lainnya hingga malam hari, Ibu masih saja berkutat dengan semua pekerjaan rumah. 

Kita bahkan tidak bisa membayangkan kelelahan secara fisik dan mental yang ditanggung seorang Ibu. Pekerjaan sehari-hari Ibu bisa menjadi sebuah Mental load yang seringkali ia pendam sendiri. 

Apa itu Mental Load?

Beberapa dari Anda mungkin pernah mendengar bahwa mental load sama dengan emotional labor. Namun demikian, keduanya memiliki perbedaan. 

Dr. Arlie Hochschild pertama kali mengenalkan konsep emotional labor pada tahun 1983. Dr. Hochschild menggunakan istilah ini untuk menjelaskan cara seseorang mengatur ekspresi emosional di tempat kerja — dan biasanya digunakan untuk membuat klien dan pelanggan merasa nyaman.

Beberapa contoh tentang emotional labor adalah :

  • Barista / kasir yang tersenyum dan membuat obrolan ringan dan ceria selama shift kerja mereka. Bahkan jika mereka sedang memiliki masalah pribadi, misalnya putus dengan kekasih, atau bertengkar dengan sahabat.
  • Pramugari yang menjaga sikap ramah selama menghadapi penumpang di pesawat.
  • Guru yang tetap tenang dan ramah, bahkan saat orang tua berkeluh kesah tentang anak-anak di sekolah.

Seiring dengan gagasan tersebut, muncul gagasan lain bahwa seorang wanita secara alami memiliki kapasitas besar untuk berempati, melakukan pengasuhan dan memberi dukungan emosional. 

Akibatnya, mereka lebih mudah untuk mengesampingkan tekanan emosional diri sendiri untuk kemudian merawat orang lain — inilah yang dimaksud dengan Mental Load. 

Tanda Seseorang Mengalami Mental Load:

  • Harus meminta bantuan rekan/pasangan dalam hal tertentu (misalnya mengurus anak/membersihkan rumah).
  • Seringkali mengingatkan pasangan untuk membayar tagihan atau melakukan tugas penting lainnya.
  • Sering melacak detail harian terkait pengasuhan anak, termasuk rencana izin sekolah, masa aktif kartu perdana, janji bertemu dengan dokter, dsb.
  • Memeriksa kebutuhan fisik dan emosional anak-anak.
  • Membuat daftar tugas, daftar belanjaan, dsb.
  • Kekurangan waktu saat pasangan Anda memiliki cukup waktu bersantai

Contoh Mental Load dalam Keseharian Ibu:

  • Saat Merawat Anak

Bentuk mental load pertama yang seringkali muncul dalam kehidupan sehari-hari adalah saat Ibu merawat anak. Misalnya, karena ada meeting di siang hari Ibu harus menitipkan anak ke pasangan atau ke anggota keluarga yang lain selama 1 jam. Setelah meeting selesai, Ibu akan pergi ke dapur sementara waktu untuk mencuci piring dan segala kekacauan. Saat pasangan atau anggota keluarga lain bertanya “apakah kamu butuh bantuan?”  

  • Membersihkan Rumah

Mental load lainnya yang sering dialami oleh Ibu adalah saat Anda meminta pasangan atau anggota keluarga yang lain membersihkan meja makan sementara Anda pergi menidurkan anak-anak — dan mereka setuju. Namun, setelah Anda kembali, Anda masih melihat meja makan berantakan, perbedaannya hanya piring kotor sudah di bak cucian — ya, hanya di bak cucian tanpa dicuci. 

Anda kemudian bertanya, “kenapa meja belum dibersihkan?” dan mereka menjawab, “oh, aku pikir maksudnya hanya menyingkirkan piring kotor. Kamu seharusnya mengatakan dengan jelas dari awal.” 

  • Kehabisan Bahan Makanan

Situasi ini mungkin sering Anda alami, yaitu saat ternyata persediaan telur di rumah sudah habis, dan orang terakhir yang menggunakan telur tersebut adalah pasangan — dan dia tidak memberitahu Anda bahwa persediaan telur akan habis. Saat Anda akan menggunakannya untuk memasak, Anda harus pergi ke warung terlebih dahulu membeli telur. 

Apakah Mental Load hanya Dialami Wanita?

TIDAK. Mental load bisa dialami siapa saja dalam suatu hubungan, tak peduli apapun gender-nya. Namun demikian, menurut penelitian wanita lebih sering mengalami mental load. Sebuah studi yang dilansir dari sage journals (2019) misalnya, menemukan fakta bahwa wanita cenderung melakukan lebih banyak pekerjaan dalam suatu hubungan. Terutama dalam hal mengantisipasi kebutuhan orang lain dan dalam memantau kemajuan. 

dampak mental load bagi kesehatan mental  

Bagaimana Efek Mental Load Bagi Kesehatan Mental?

1. Mengalami Kecemasan dan Depresi 

Banyaknya pekerjaan rumah dan tekanan selama menjadi orang tua sangat mungkin membuat seseorang mengalami mental load dan akhirnya mengalami stres dan kecemasan. Menurut Nicole Avena, Ph.D., seorang professor of health psychology di Princeton University, kondisi ini menjadi serius jika kita bekerja terlalu keras di kantor dan selama di rumah. 

2. Kurang Tidur

Kurang tidur seringkali dipicu oleh tuntutan sebagai ibu (orang tua) yang melebih ambang batas mental dan fisik. Belum lagi perasaan bersalah seorang Ibu yang sering membuatnya mengalami mental load lebih banyak.  

3. Sakit Kepala

Apakah Anda sering mengalami sakit kepala selama menjadi Ibu/Ayah? Mungkin saja hal ini disebabkan karena mental load yang Anda alami. Pada dasarnya, tubuh tidak bisa membedakan antara ancaman yang sebenarnya atau stres dalam kehidupan sehari-hari akibat mental load. Jika hal ini terus berulang, maka sistem saraf pusat akan terpengaruh dan menyebabkan rasa sakit pada tubuh seperti sakit kepala. 

4. Penyalahgunaan Zat

Dalam beberapa kasus, stres dan beban emosional yang terkait dengan mental load dapat menyebabkan penggunaan zat-zat, seperti alkohol, obat-obatan terlarang, dan penyalahgunaan zat lainnya. Jika kondisi ini terus berlangsung, maka bukan hanya ancaman kesehatan jiwa, namun kesehatan fisik juga menjadi taruhannya. 

Mental load yang dialami oleh Ibu adalah kondisi nyata yang selama ini seringkali diabaikan karena sebuah prinsip “sudah sewajarnya”, “sudah semestinya”, menjadi Ibu memang begitu. Padahal, mental load bisa saja dikurangi jika Ibu dan Ayah serta anggota keluarga lainnya bisa berbagi beban pekerjaan dan beban tekanan di dalam keluarga. 

Baca Juga:

  1. Toxic Positivity : Racun Sebenarnya untuk Para Ibu Kelelahan
  2. Untuk para Ibu yang Kelelahan
Bagaimana Menurut Anda?
+1
13
+1
1
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket