WFH Tingkatkan KDRT?

17 April 2020

Penerapan Work From Home (WFH) dan gerakan #stayathome di banyak negara, nampak cukup efektif dalam mencegah penularan COVID-19. Namun, tidak demikian dengan masalah rumah tangga. Dilansir dari thejakartapost.com, laporan tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di DKI Jakarta meningkat selama 1 bulan terakhir sejak penerapan karantina mandiri dan WFH ini diberlakukan. 

Menurut Lembaga Bantuan Hukum dari Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (LBH Apik), mencatat –di Jakarta– setidaknya ada 59 kasus KDRT, pemerkosaan, kekerasan seksual dan pornografi online dari tanggal 16 – 30 Maret 2020. 

LBH Apik menambahkan, dari 59 kasus tersebut 17 diantaranya adalah kasus KDRT. Ini adalah kasus KDRT tertinggi yang pernah dicatat selama rentang waktu hanya 2 minggu. Kasus KDRT tersebut beragam, dari kekerasan fisik hingga kekerasan verbal.  

Tak hanya di Indonesia, KDRT pun tercatat di banyak negara yang saat ini sedang menerapkan karantina mandiri, WFH hingga lockdown.  Sebagai contoh di India. Per tanggal 24 Maret hingga 1 April, Komisi Nasional Perempuan di India menerima 69 panggilan pertolongan darurat terkait KDRT. Sedang di Prancis, dilansir dari femina.co.id , Menteri dalam negeri Prancis mengungkapkan sejak diberlakukan lockdown tanggal 17 Maret dilaporkan KDRT telah meningkat hingga 36%. Prancis adalah negara dengan kasus KDRT tertinggi di Eropa, dengan 219.000 kasus yang menimpa wanita berusia 18 -75.

Pemutusan kontrak kerja, stres hingga frustasi berkepanjangan disebut-sebut sebagai pemicu utama KDRT yang dialami oleh perempuan di India.

Keadaan semakin buruk karena dalam masa lockdown ataupun Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diberlakukan di beberapa daerah di Indonesia, pertolongan terhadap korban KDRT mungkin akan lebih susah didapatkan.  

Apa yang Perlu Dilakukan?

Bagi Korban KDRT

Hal pertama dan yang paling utama perlu dilakukan bagi seseorang yang mengalami KDRT adalah “stop memaklumi KDRT” tersebut. Artinya, hindari rasa bersalah bahwa yang menyebabkan KDRT adalah korban. Bagaimanapun, korban KDRT adalah individu yang paling lemah di sini. Sehingga WAJIB bagi korban KDRT untuk melaporkan hal ini pada orang terdekat. 

Beberapa hal berikut ini perlu dilakukan oleh korban KDRT:

  • Katakan Pada Orang Terdekat atau Terpercaya

Hal pertama yang harus dilakukan bagi korban adalah tetap yakin dan percaya bahwa akan selalu ada pihak yang menolong. Alih-alih untuk merasa takut, sebaiknya segera katakan kondisi Anda dan anak-anak kepada orang terdekat seperti keluarga, teman atau sahabat. Anda juga bisa segera melaporkan pada polisi, dokter kepercayaan, tokoh agama bahkan ketua RT atau RW setempat.

  • Buat Rencana Darurat

Jika Anda memang berniat untuk diam dalam situasi tersebut, maka buatlah rencana darurat untuk memastikan keselamatan Anda. Misalnya sembunyikan kunci kendaraan, dokumen penting, dan sejumlah uang di tempat aman. Juga pikirkan tempat yang aman untuk kabur dalam keadaan darurat.

  • Simpan Nomor Telepon Penting

Sebaiknya mulai simpan nomor penting sahabat, tetangga, keluarga atau pihak berwenang jika sewaktu waktu terjadi situasi yang membahayakan keselamatan Anda.

cara hadapi KDRT bagi korban dan pelaku

Bagi Pelaku KDRT

Memang, bukan hanya korban KDRT yang perlu mendapatkan bantuan. Pelaku KDRT pun sangat perlu mendapatkan bantuan. Dalam hal ini, bantuan untuk mengubah dan menghentikan perilaku KDRT tersebut. Beberapa hal berikut ini perlu dilakukan oleh pelaku KDRT:

  • Pahami

Pahamilah bahwa tindakan KDRT adalah hal yang buruk. Akuilah juga bahwa tindakan KDRT yang Anda lakukan adalah kesalahan Anda sendiri bukan kesalahan pasangan atau anak anda.

  • Percaya

Percaya pada diri sendiri bahwa Anda bisa mengubah perilaku tersebut. Yakinlah pada kemampuan diri Anda sendiri

  • Minta Bantuan

Berbicaralah pada orang yang bisa Anda percaya misalnya anggota keluarga tentang perilaku Anda selama ini. Segera hubungi bantuan seperti psikolog atau konselor rumah tangga yang dapat menangani situasi Anda saat ini.

KDRT apapun bentuknya memang bukan tindakan yang bisa dibenarkan, pun dalam masa-masa sulit seperti sekarang ini. Pastikan diri Anda menjalin suatu hubungan yang sehat tanpa adanya unsur kekerasan. Daftar di atas bisa menjadi bahan referensi jika pasangan melakukan suatu tindak kekerasan tertentu. Percayalah bahwa Anda tidak sendiri menghadapi ini. Lakukan sesuatu mulai sekarang sebelum segalanya terlambat.

Baca Juga :

  1. Jangan Pukul Anak, Ini Dia Dampak Buruknya
  2. Rumah Tangga dalam Masalah? Cara Ini Bisa Membantu Anda
Bagaimana Menurut Anda?
+1
0
+1
0
+1
0

Tag:

Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket